Manual

Berita

PU Pamerkan Bambu Laminasi dalam Asean Fair

Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memamerkan penggunaan bambu laminasi yang merupakan teknologi bahan bangunan tradisional sebagai bentuk partisipasi dalam pameran KTT ASEAN Fair yang bertemakan sosial budaya di Nusa Dua,Bali.

Staf Ahli Menteri PU Bidang Ekonomi dan Investasi Setiabudi Algamar mengatakan bambu laminasi ini sesuai dengan tema KTT Asean ke-19 yang digelar di Bali. “Temanya terkait dengan masyarakat langsung. Walaupun di ASEAN sendiri berbicara perdagangan, investasi, dan bisnis, namun aspek budaya antar satunegara dengan negara yang lainnya juga penting. Kita pamerkan ini untuk menunjukkan kepada dunia khususnya ASEAN bahwa kita mempunyai akar budaya, ada sejarah perkembangan petumbuhan budaya kita,” tuturnya kemarin (17/11).

Teknologi bahan bangunan bambu laminasi selain bisa digunakan untuk rumah tradisional, dapat juga digunakan untuk pembangunan rumah tempat tinggal biasa. Metode yang diberikan adalah dengan memotong bambu untuk kemudian diberikan bahan kimia agar bisa seperti kayu. Ternyata, bambu yang dilaminasi dapat diaplikasikan pada hampir seluruh komponen bangunan kecuali bagian atapnya.

Kepala Pusat Litbang Permukiman PU Anita Firmanti menjelaskan bambu laminasi ini bisa digunakan untuk restrukturisasi bangunan. “Penggunaan bambu sebagai solusi dari krisis kayu.  Bambu cepat tumbuh, 3-5 tahun bisa dipanen. Masalahnya, bambu langsungitu sulit didesain. Harus dilaminasi,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Balai Pengembangan Teknologi Perumahan Tradisional Puslitbang PU Iwan Suprijanto menuturkan rumah tradisional bambu laminasi telah diterapkan di Desa Panglipura, Kabupaten Bangle, Bali. Desa ini merupakan salah satu desa di Bali yang masih memperlihatkan ciri dan karakter sebagai pemukiman khas tradisional Bali termasuk aturan adat di dalamnya.

“Dalam rangka mengembangkan Desa Panglipura, PU melibatkan Litbang untuk kualitas bangunan dan lingkungan di dalamnya. Kita kembangkan bahan konstruksi yang berbasis bambu dan tahan gempa,” ujar Iwan.

Hasil penelitian menunjukkan, ada 49 spesies bambu di Indonesia. Bahkan, ada beberapa jenis bambu yang belum memiliki nama, tetapi kualitasnya luar biasa untuk bahan bangunan. (dnd/ifn)
Pusat Komunikasi Publik

Sumber : http://www.pu.go.id/main/view_pdf/7141

0450