Manual

Berita

180 pegiat bambu ikuti workshop

Sleman (Antara Jogja) - Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Serayu Opak Progo bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sleman dan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada akan menyelenggarakan "workshop" temu usaha sentra bambu Sleman.

"Kegiatan yang berlangsung pada Kamis 6 November di UC Hotel Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini, dimaksudkan untuk meningkatkan peluang pasar," kata staf Balai Pengelolaan Daerah Aliran (BPDAS) Sungai Serayu Opak Progo Joko Cahyono di Sleman, Rabu.

Kegiatan tersebut akan dihadiri 180 pegiat bambu, mulai dari perwakilan kelompok tani budidaya bambu, akademisi hingga dinas terkait.

Menurut dia, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan peluang kerja sama agar tujuan Kabupaten Sleman sebagai sentra bambu dapat tercapai.

"Temu usaha ini berupaya mempertemukan pelaku atau pegiat bambu dari hulu ke hilir. Kini bambu merupakan hasil hutan bukan kayu unggulan Kabupaten Sleman berdasarkan SK Bupati Sleman No 306/Kep.KDH/A/2013," katanya.

Ia mengatakan hal tersebut perlu ditindak lanjuti dengan pengembangan bambu sebagai tulang punggung perekonomian Kabupaten Sleman.

"Ke depan bambu diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para petani dan pengusahanya," katanya.

Joko mengatakan, Kabupaten Sleman memiliki potensi sekitar 500 ribu batang bambu, 80 persen bambu tersebut terdapat di alam.

"Berbagai jenis bambu seperti petung, wulung, apus hingga ori banyak tersebar di Kecamatan Cangkringan, Minggir, Pakem, Turi dan Ngemplak. Dan juga terdapat perusahaan yang memproduksi bibit bambu berkualitas dengan teknologi kultur jaringan satu-satunya di Indonesia bahkan di Asia Tenggara yaitu PT Bambu Nusa Verde yang telah mengekspr bibit bambu ke berbagai penjuru dunia," katanya.

Ia mengatakan, beberapa daerah di Kabupaten Sleman seperti Dusun Sendari di Desa Tirtoadi, Mlati, kemudian Dusun Genta, Dusun Margoagung, dan Dusun Brajan sudah mengembangkan usaha berbasis bambu.

"Di Dusun Sendari bahkan kerajinan dan industri bambu tidak hanya dipasarkan di dalam negeri saja, produknya seperti gazebo, funiture, mebel bambu dan kerajinan lainnya telah dipasarkan hingga Belanda, Amerika, Arab Saudi, Italia, Perancis dan Jepang," katanya.

Sumber : http://www.antarayogya.com/berita/326900/180-pegiat-bambu-ikuti-workshop-peluang-pasar

0450