Manual

Berita

Dari Tugas Kuliah, Kini Sukses Produksi Hardcase Bambu

Dari Tugas Kuliah, Kini Sukses Produksi Hardcase Bambu

Bisnis.com, JAKARTA - Perkembangan teknologi komunikasi, khususnya telepon pintar (smartphone), tak terbendung lagi. Tiap bulan bermunculan bermacam-macam tipe handphone. Harga jualnya pun bermacam-macam.

Telepon genggam kini tak hanya dimonopoli oleh kalangan atas. Banyaknya gadget yang dijual dengan harga terjangkau membuat semakin banyak jumlah masyarakat yang memilikinya.

Kondisi ini tak hanya menguntungkan pelaku usaha yang menjual telepon pintar ataugadget. Kalangan yang juga menikmati manisnya bisnis di bidang teknologi komunikasi adalah penjual berbagai aksesori pelengkap gadget.

Selain berfungsi sebagai pelindung, pernak-pernik tambahan tersebut juga bisa membuat tampilan telepon pintar makin cantik. Tak heran, pemilik telepon genggam bisa membeli lebih dari satu aksesoris untuk gadget mereka.

Saat ini, ada banyak jenis aksesori telepon pintar di pasaran. Namun, produk yang banyak diminati adalah hardcase dan garskin

Hardcase berfungsi melindungi gadgetdari benturan benda lain. Sedangkan garskin berbentuk stiker yang ditempelkan di permukaan casing smartphone.

Pelaku usaha yang menawarkan hardcase yang unik adalah Nurulita Wijayanti, 22, dan Afrizal, 23. Mereka berdua merintis bisnis aksesori telepon pintar yang dinamakan Batik Geek sejak 2012.

Lita menuturkan, jejak awal bisnis ini bermula dari tugas kuliah. “Saat itu, dosen menugaskan kami membuat strategi bisnis dan mengembangkan produk yang akan dijual. Kebetulan, kami sama-sama tertarik dengan bidang gadget. Kami pun setuju memproduksi hardcase dengan desain yang berbeda,” ujar mahasiswa jurusan Desain Komunikasik Visual Universitas Telkom, Bandung, Jawa Barat ini.

Kendati berfungsi sebagai pelindung smartphone, Lita dan Afrizal ingin mengedepankan desain yang natural dan lekat dengan budaya Indonesia. Mereka pun membuat hardcase dari bambu yang dipercantik dengan ukiran simbol tradisi Indonesia.

Karena produknya terbilang inovatif, salah satu dosen mengikutsertakan proposal tugas kuliah Lita dan Afrizal ke salah satu lomba entrepreneurship yang diadakan oleh Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB). Tak disangka, mereka meraih juara II.

Melihat tingginya apresiasi yang didapat, Lita dan Afrizal pun melanjutkan tugas kuliah tersebut menjadi bisnis. Bermodalkan uang hadiah dari lomba, mereka mulai memproduksi casing handphone dalam jumlah besar.

Berbeda dengan material hardcase yang umumnya dibuat dari akrilik atau aluminium, mereka justru menggunakan bahan dasar bambu. Bambu tersebut di bentuk menggunakan mesin khusus sehingga pas dengan ukuran beberapa tipe telepon pintar.

Agar kental dengan budaya Indonesia, mereka mengukir bagian belakang hardcasedengan desain-desain seperti batik, barong, wayang, hingga motif ulos. “Kami menggunakan teknologi computer bukan handmade. Kami tidak pilih handmadekarena proses pekerjaannya akan memakan waktu lebih lama,” ujarnya. Selain mendesain sendiri, mereka pun mengajak beberapa desainer lokal untuk berkontribusi.

Lita dan Afrizal memasarkan produk buatannya melalui forum online, media sosial. Tak disangka, sambutan yang datang dari konsumen sangat positif. Lita menuturkan, rata-rata pembeli hardcase bambu ini adalah anak muda yang berusia antara 17—30 tahun.

Terus meningkatnya permintaan konsumen membuat mereka menaikkan kapasitas produksi. Jika sebelumnya Batik Geek hanya bisa memproduksi puluhan hardcase, kini mereka bisa menghasilkan 100—200 hardcase setiap bulannya.

Harga yang dibandrol pun terbilang tak murah. Uniknya material dan detailnya desain, membuat hardcase dijual mulai Rp250.000—Rp450.000 per buah. 

Kendati harganya cukup mahal, Lita dan Afrizal mengaku banyak konsumen yang merogoh koceknya lebih dalam. Ini karena, produk buatan mereka bisa membuat telepon pintar terlihat elegan. “Anak-anak muda ternyata banyak yang suka desain buatan kami.”

Melihat besarnya peluang yang bisa digarap, mereka berharap untuk memperluas bisnis Batik Geek. “Target ke depan ingin bikin mencoba material baru, misalnya kulit hewan. Namun, kami akan tetap mengombinasikan bahan tersebut dengan bambu.”

Sumber : http://entrepreneur.bisnis.com/read/20140218/263/204067/dari-tugas-kuliah-kini-sukses-produksi-hardcase-bambu

0450