Manual

Budaya

Rumah Tradisional Bambu Riau (Rumah Saloso Jatuh Kembar)

RUMAH ADAT RIAU (RUMAH SALOSO JATUH KEMBAR)

Rumah tradisional daerah Riau pada umumnya rumah panggung persegi panjang di atastiang. Bentuk tiangnya ada yang segi empat, segi enam, segi tujuh, segi delapan, dan segisembilan. Tiang utama (tiang tuo) berdiri di sebelah kiri dan kanan pintu masuk pada suku Melayu kepulauan, tiang utama dinamai tiang seri, berdiri di keempat sudut rumah yang terbuat dari kayu besar dan tidak boleh disambung. Semua detail unsur bangunan mengandung perlambang nilai adat ataupun nilai keislaman. Ruangan dibagi menjadi tiga bagian: selasar atau serambi, rumah induk, dan dapur. Ada tiga jenis selasar, yakni selasar luar, terpisah dari rumah induk; selasar jatuh, bersambung dengan rumah induk tetapi lantainya lebih rendah; dan selasar dalam, menyatu dengan rumah induk. Rumah induk, meskipun tidak disekat dengan dinding pemisah, dibagi menjadi tiga ruang,yakni ruang muka, ruang tengah, dan ruang dalam. Setiap ruang memiliki fungsi masing-masing sesuai dengan adat. Dindingnya diberi hiasan berupa ukiran. Ragam hias ukiran kebanyakan berpola tumbuh-tumbuhan dan hewan yang digayakan, masing-masing jenis mempunyai nama tertentu,misalnya ombak-ombak atau lebah bergantung, lambai-lambai, semut beriring, itik pulang petang, kalok paku, pucuk rebung, dan sayap layang-layang. Di puncak atap selalu ada hiasan kayu yang mencuat ke atas bersilangan, biasanya diberi ukiran salembayung atau sulobuyung. Tiap jenis ukiran mengacu pada lambang atau makna tertentu.

Sumber : http://www.academia.edu/8368982/RUMAH_ADAT_PAPUA_RUMAH_HONAI