Manual

Budaya

Bambu dan Budaya Gorontalo

Bambu dan Budaya gorontalo

Ada satu permainan khas masyarakat gorontalo saat memasuki ramadhan atau menjelang Hari Raya Idul Fitri. Permainan yang menjadi tradisi masyarakat gorontalo ini adalah Meriam Bambu atau dalam bahasa daerah gorontalo di sebut Bunggo. Permainan ini memerlukan bambu pilihan yang setiap ruas dalamnya dilubangi, kecuali ruas paling ujung, dengan diameter ukuran bambunya bermacam – macam. Dentuman bunggo dapat kita dengar hanya pada Bulan Ramadhan atau menjelang Hari Raya Idul Fitri, selebihnya atau di bulan – bulan lain tidak ada. Tak heran jika Anda berada di daerah gorontalo pada saat ramadhan, rasanya seperti berada di medan perang, terdengar dentuman meriam di mana – mana. Bunggo merupakan permainan rakyat dan tradisi leluhur yang sudah turun temurun dan sejak berabad – abad tahun yang lalu.

 

Permainan unik ini dimainkan pada saat – saat menjelang waktu santap sahur dan sore hari menjelang berbuka puasa. Kadang siang hari pun akan terdengar dentumannya. Permainan ini dimainkan oleh semua kalangan, baik dari anak – anak, remaja bahkan orang dewasa sekalipun. Mereka berkumpul di tanah lapang atau lahan sawah yang luas untuk menyalakan meriam bambu atau bunggo ini. Bunyi dari bunggo yang cukup nyaring seolah mengajak warga untuk segera makan sebelum waktu imsak tiba. Lokasi arena meriam bambu sengaja dibuat agak jauh dari permukiman agar tidak terlalu mengagetkan orang.

Permainan khas rakyat gorontalo ini, tidak memerlukan biaya banyak untuk membuatnya. Hanya 1 ujung bambu pilihan yang di potong hingga ruas bambu yang diperlukan hanya sekitar 5 atau 6 ruas, panjangnya mencapai 1 hingga 1,5 m. Kemudian setiap ruas bambu tersebut dilubangi hingga keujung bagian depannya. Yang tertutup tinggal ruas bambu bagian belakang yang bertujuan untuk menahan bahan bakarnya. Pada bagian belakang bambu ini di lubangi sebagai tempat menyalakan bunggo. Cara memainkannya seperti meledakkan meriam pada masa perjuangan melawan penjajah Belanda.

BUNGGOPermainan Khas Gorontalo, Bunggo

Lubang kecil pada bambu diisi dengan minyak tanah, hingga bahan bakar ini menggenang di dalam ruas bambu. Lalu disulut api hingga mengeluarkan bunyi ledakan. Semakin panas bunggo tersebut semakin keras ledakannya. Tradisi membunyikan bunggo pada Bulan Ramadhan hingga kini masih sangat kental di masyarakat gorontalo. Perlu adanya pelestarian dari budaya ini dan menjadikannya aset pariwisata dan seni budaya bangsa indonesia.

Tahun 2009 merupakan tonggak sejarah dari permainan rakyat ini. Mengapa? Iven Budaya Nasional yang dikemas dalam “Festival 1000 Bunggo” atau lomba meriam bambu dipastikan akan memeriahkan penghujung Ramadhan di Gorontalo Tahun 2009, dan ini merupakan yang pertama kalinya di gelar di daerah gorontalo dengan mengangkat sebuah tradisi masyarakat gorontalo, Bunggo. Penggagas festival seni budaya tersebut adalah organisasi Moawota”. Festival 1000 Bunggo akan dilaksanakan pada tanggal 17 hingga 18 September 2009.

Sumber : https://parbudkominfo.wordpress.com/2011/11/25/bunggo-meriam-bambu/