Manual

Konservasi

Kebun Raya Cibodas

Cerita kelahiran KRC tentu tak bisa dilepaskan dari peran ahli botani dan kurator, Johannes Elias Teysjmann. Gara-gara opa Teysjmann pada waktu itu rajin menanam bibit pohon. Antara 1830 ? 1839, si opa sudah menanam beberapa bibit pohon buah di Cibodas. Tahun-tahun berikutnya daftar koleksi terus bertambah, terutama untuk bibit tanaman yang tak bisa tumbuh dengan kondisi KRB. Akhirnya KRC dikukuhkan sebagai cabang dari KRB pada 1862.

KRB sendiri didirikan pada tanggal 18 Mei 1817, tidak lama setelah Pemerintah Kolonial Inggris meninggalkan Indonesia. Kelahirannya merupakan perwujudan gagasan Prof. C.G.C. Reinwardt, Direktur Pertanian, Kebudayaan dan Penelitian di Hindia Belanda (Indonesia) pada waktu itu.

Bicara sejarah KRC selalu mengingatkan kita tentang introduksi tanaman kina ke Indonesia. Sebelum menyebar ke berbagai daerah, kina (Cinchona calisaya) pertama kali diaklimatisasi di Cibodas. Aklimatisasi kina terjadi pada 1852 setelah didatangkan dari Bolivia, Amerika Selatan. Inilah cikal bakal tumbuhnya kebun kina di negara ini.

Sampai sekarang, introduksi tanaman dari belahan dunia lain terus berlangsung. Lihat saja spesies Eucalyptus dari Australia atau beragam konifer dari Eropa dan Amerika, yang saat ini begitu mendominasi taman. Tak ketinggalan tanaman sukulen macam Aloe, Agave, Akasia, Callistemon dan Camellia, juga ikut mengintroduksi dalam kepentingan dekorasi.

Pihak KRC sendiri begitu bangga memamerkan keberhasilan mereka dalam budidaya tanaman introduksi. Ambil contoh, Eugenia edulis dari Brazil yang berhasil didorong menjadi primadona dalam dunia bonsai. Atau bunga sikat botol (Calistemon viminalis) asal Australia yang saat ini banyak menghiasi taman-taman di perumahan papan atas.

Menurut Holif Immamudin, Kepala Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, koleksi kebun yang berhasil diinventarisasi sebanyak 1.154 jenis. Rinciannya, 64 jenis sukulen, 320 jenis paku-pakuan, kaktus 289 jenis dan anggrek 320 jenis. Perhitungan ini didasarkan pada data akhir Desember 2002.

Dari sekian banyak koleksi terdapat nama-nama populer seperti, Polypodium feei, Dipplazium esculentum, Blechnum vulcanicum, Cyathea spinulosa dan Dicksonia blumei. Sedang koleksi bambu tercatat Gigantochloa spp, bambu Jawa. Kalau mau lihat datangi sektor VII.A. Bambu asal Jepang juga ada, Bambusa glaucesens. Lokasinya ada di dekat sektor VI.A. Dari negeri Cina, Myanmar dan India koleksi bambu bisa ditemukan di kebun.

Koleksi palem berasal dari Sabang sampai Merauke. Ada Pinanga lauhlii (Jawa), Pinanga densiflora (Aceh), Areca vestiaria (Sulawesi), Areca spp. (Maluku), Arenga undulatifolia (Kalimantan) dan Ptychococcus spp. (Papua). Wakil dari mancanegara, datang dari Amerika Latin (Chamaecyparis spp.) China, Australia (Livistona spp.), Filipina dan Amerika Serikat.

Untuk palem yang unik bisa ditemui di sektor II.B, Phoenix canariensis varietas dari loureririi dari Kepulauan Canary dan di sektor X.A dan XII.B, ada ?peach palm? (Bactris gasipaes) yang merupakan jenis penting bagi kehidupan masyarakat Amerika Tengah

Sumber : https://groups.yahoo.com/neo/groups/nature_trekker/conversations/topics/23957