Manual

Konservasi

Taman Nasional Gunung Merapi

Taman Nasional Gunung Merapi mengembangkan tanaman bambu di sepanjang jalur pendakian Gunung Merapi melalui jalur Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, guna penghijauan dan sebagai penahan longsor tebing.

"Pada Januari kemarin kami telah melakukan penanaman bambu di sepanjang jalur pendakian Merapi melalui Selo, Boyolali," kata Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan TNGM Asep Nia Kurnia di Sleman, seperti dilansir Antara, Selasa (10/2).

Selain bambu, pihaknya juga menanam pohon puspa atau "achima walichii" di lereng Gunung Merapi.

"Puspa dan bambu merupakan tanaman habitat asli lereng Merapi. Namun sejak zaman penjajahan Belanda, tanaman tersebut diganti dengan pinus dan lainnya untuk kepentingan kolonial," katanya.

Ia mengatakan 200 hingga 250 bibit tanaman puspa, sudah ditanam bersama warga setempat di jalur pendakian Merapi, Selo, Boyolali. Jumlah tersebut belum termasuk bibit tanaman bantuan dari para donatur.

"Kami bersihkan jalurnya, dan sudah ditanami sekitar 250 bibit puspa," katanya.

Menurut dia, pemilihan pohon puspa juga karena tanaman tersebut mempunyai adaptasi yang bagus dan cocok suhunya di Merapi.

"Bahkan meski nantinya terkena awan panas, akan tetap bisa bertahan, meski tumbang terkena awan panas, tapi tak akan mati," katanya.

Asep mengatakan tentang pengalaman di Kecamatan Cangkringan, Sleman yang pada 2010 juga sempat terkena awan panas. Tumbuhan puspa di tempat itu, dalam dua sampai tiga bulan sudah mulai muncul tunas-tunas baru.

"Tinggal memastikan bibit-bibit tanaman tersebut bisa hidup. Dengan tidak adanya aktivitas manusia di jalur pendakian sampai 16 Maret ini, juga sangat membantu perkembangannya," katanya.

Sumber : http://medialingkungan.com/index.php/component/k2/item/1061-tngp-dan-warga-tanam-250-bibit-puspa-dan-bambu-