Dientry oleh Tuti - 22 March, 2016 - 2430 klik
Konservasi Telaga Warna dan Pengilon dengan Penanaman Jenis Endemik Pegunungan

Balitek DAS (Solo, 23/03/2016)_Taman Wisata Alam (TWA) Telaga Warna dan Pengilon yang ada di Dataran Tinggi Dieng, Desa Jojogan, Kec. Kejajar, Kab. Wonosobo telah mengalami gangguan. Padahal kedua telaga tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar, baik dari segi ekonomi maupun irigasi. Untuk itu, perlu dilakukan konservasi dan rehabilitas kedua tempat tersebut dengan penanaman jenis endemik pegunungan.

“Pelestarian lingkungan dan ekosistem kawasan TWA Telaga Warna dan Telaga Pengilon perlu ditingkatkan melalui kegiatan pembinaan habitat dengan cara pengkayaan jenis endemik pegunungan Dieng dan atau Jawa,”kata R. Pamungkas B. Putra, S.Hut., Peneliti Balitek DAS Solo, Rabu (16/03).

Menurut Pamungkas, konservasi dengan jenis endemik ini lebih menunjukkan keberhasilan dibandingkan dengan jenis lainnya. Bahkan rehabilitasi kawasan TWA Telaga Warna dan Pengilon yang dilaksanakan selama ini menggunakan jenis Acacia decurens dikhawatirkan akan menjadi permasalahan tersendiri karena sifat invasifitasnya.

Proses konservasi dan rehabilitasi TWA Telaga Warna dan Pengilon dengan menggunakan jenis endemik ini telah berlangsung selama selama 3 (tiga) tahun, dari tahun 2015-2017 bekerjasama dengan BKSDA Jawa Tengah.

“Pada tahun 2015 telah dilakukan penanaman sejumlah 950 bibit pada area seluas ± 2,56 ha menggunakan sistem multi jenis dan strata dengan mempertimbangkan faktor asosiasi jenis dan kondisi biofisik tapak area penanaman,”kata Pamungkas.

Selain itu, dalam memilih jenis tanaman, Pamungkas dan tim lebih memilih jenis tanaman endemik yang berkayu. Alasannya dapat memberikan hasil lebih kepada masyarakat. Dimana tanaman tersebut selain dapat berfungsi sebagai sarana konservasi dan rehabilitasi TWA Telaga Warna dan Pengilon,  dapat juga dijual hasil kayunya sehingga dapat menyejahterakan masyarakat sekitar.

“Materi penanaman terdiri dari 113 jenis endemik yang berasal dari kegiatan ekplorasi  di Gunung Prahu Dieng dan Gunung Lawu serta sumbangan dari beberapa instansi lainnya, yaitu Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Baturraden dan Persemaian Koffco BLI,”kata Pamungkas.

Adapun jenis tanaman endemik yang dipilih terdiri dari famili: Altingiaceae, Araliaceae, Burseraceae, Cannabaceae, Cunoniaceae,  Dipterocarpaceae, Ericaceae, Fagaceae, Hamamelidaceae, Juglandaceae, Lauraceae, Lavraceae, Meliaceae, Melastomataceae, Moraceae, Myrtaceae, Primulacea, Phyllanthaceae, Podocarpaceae, Rubiaceae, Sapindaceae, Schisandraceae, Symplocaceae dan Urticaceae.

Pamungkas menyatakan bahwa selama ini Telaga Warna dan Pengilon, sebagai kawasan wisata alam telah menyumbang pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kepada pemerintah, terutama Kab. Wonosobo.

“Ke depan, dengan adanya kegiatan penanaman jenis endemik pegunungan ini, akan memberikan manfaat ganda pada kedua TWA tersebut, yaitu aspek ekologis dan ekonomis,”ujar Pamungkas. *** RS.

 

BALAI LITBANG TEKNOLOGI KEHUTANAN PENGELOLAAN DAS

url : http://bpk-solo.litbang.dephut.go.id

Jl. Jend. A. Yani Pabelan Kotak Pos 295, Surakarta 57012, Telp.  0271 - 716709, Fax.   0271 - 716959

Penulis : Tim web solo