Dientry oleh priyo - 09 May, 2016 - 7127 klik
Siaran Pers: Bibit Ulat Sutera dan Murbei Unggul Untuk Memenuhi Kebutuhan Sutera Alam Nasional

FORDA (Jakarta, 11/05/2016)_Usaha sutera alam di Indonesia merupakan usaha agrobisnis yang berpotensi untuk selalu dikembangkan. Produk-produk sutera alam semakin diminati, bukan hanya lokal atau Indonesia tetapi juga sampai mancanegara. Namun demikian, produksi sutera alam di Indonesia belum bisa memenuhi kebutuhan nasional.

Kebutuhan kokon setahun mencapai 7.200 ton dan benang sutera pertahunnya 900 tonIndonesia saat ini hanya bisa memenuhi 5% dari kebutuhan tersebut. Sedangkan 95% lainnya diimpor dari Cina. Padahal kualitas produk sutera alam di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan produk cina.

Untuk memenuhi kebutuhan sutera alam di Indonesia, Badan Litbang dan Inovasi (BLI) telah mengembangkan berbagai rekayasa pemuliaan murbei dan bibit ulat sutera yang siap untuk dikembangkan dalam rangka memenuhi kebutuhan sutera alam di Indonesia.

Murbei merupakan salah satu jenis tanaman pakan ulat sutera, yang berpengaruh pada kualitas dan produksi kokon sutera yang dihasilkan atau sebesar 38%. Salah satu produk pemuliaan murbei dari BLI adalah Hibrid Suli 01. Produk ini telah dilaunching dengan Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 793/Menhut-II/2013 pada tanggal 13 November 2013. Hidrid Suli 01 merupakan persilangan antara tanaman murbei jenis Morus cathayana dengan M. Amakusugawa IV.12.

Hibrid Suli 01 telah diujicobakan dan diaplikasikan oleh kelompok tani di Kabandungan, Sukabumi, Jawa Barat. Secara fisik, bibit ini mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan tanaman murbei konvensional (M.cathayana), antara lain: 1) pertumbuhannya lebih cepat; 2) jarak antar anak daun (internode) adalah pendek sekitar 4 cm; 3) daun yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan ranting dengan perbandingan 60%:40%; c) produksi daunnya bisa mencapai 40-80 ton/ha/tahun; d). Mempunyai kandungan nutrisi seperti protein kasar (PK) sebesar 23,23%, kalsim (Ca) sebesar 3,54% dan kadar abu sebesar 13,84%.

Selain itu, BLI juga telah berhasil menghasilkan pemuliaan bibit ulat sutera (Bombyx mori L) unggul yang mampu menghasilkan kokon dengan produktivitas tinggi dengan mutu yang baik. Adapun bibit sutera yang dihasilkan adalah Hibrid BS-08 dan BS-09 yang dilepas dengan Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 369/Menhut-II/2004 pada tanggal 8 Oktober 2004. Produk ini kemudian disempunakan lagi menjadi  Hibrid PS.01 dan telah dilaunching dengan Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 794/Menhut-II/2013 pada tanggal 13 November 2013.

Bibit ulat sutera unggul tersebut merupakan hasil persilangan antara ras Jepang (betina) dan ras  Cina (jantan). Adapun karakteristiknya adalah sebagai berikut: 1). Kualitas kokon lebih bagus dan stabil dibanding dengan induknya, dengan karakteristiknya adalah kokon normal (90-96%), bobot kokon (1,8-1,97 gr), bobot kulit kokon (0,31 – 0,49 gr), dan rasio kulit kokon tinggi (21,77 – 25,42%); 2). Daya tetas telur tinggi, diatas 90%; 3). Kualitas filamen yang bermutu dengan ciri sebagai berikut: panjang filamen (808 – 1003 m), daya gulung (95-100%), ketebalan (2,3 – 2,43 d) dan rendemen pintal (13,29 – 15,31%).

Berdasarkan uji lab, dan uji skala lapangan (uji komparatif dan uji aplikasi calon pengguna) terhadap produksi dan  kualitas kokon serta panjang filamen antara hibrid harapan (PS-01) hibrid komersil (C301) menghasilkan  perbandingan bahwa hybrid PS 01 lebih baik dibandingkan dengan bibit komersil (C301) seperti pada tabel di bawah ini.

 

Tabel 1. Perbandingan Karakteristik hibrid PS-01 dengan C301 (hibrid komersil) di beberapa lokasi

 

No.

Hibrid

Penetasan    (%)

Produksi kokon/boks (kg)

Bobot kokon      (g)

Bobot kulit kokon (g)

Rasio kulit kokon (%)

Desa Kabandungan, Kabupaten Sukabumi

1.

PS 01

90,62

41,40

1,84

0,38

20,35

2.

C301

95,97

33,30

1,48

0,32

18,47

Desa Cipeutuy, Kabupaten Sukabumi

1.

PS01

95,00

40

1,90

0,31  a

20,36 

2.

C301

95,00

30

1,60

0,33  a

19,84 

Tanjuncu, Soppeng, Sulawesi selatan

1.

PS 01

97

48

1,99

0,50

25,24

2.

C301

90

30

1,50

0,30

19,38

Bogor

1.

PS01

95,00

41,62

1,82

0,39 

21,46

2.

C301

95,00 

33,75

1,50

0,29

19,38

Desa Banjarwangi, Kabupaten Garut

1.

PS01

95,00

37

1,47

0,24

16,17

2.

C301

95,00

27

1,76

0,35

19,99

 

Beberapa catatan yaitu bahawa bibit ulat sutera hibrid PS-01 akan berproduksi optimal pada dataran 100 – 200 dpl, dengan produktivitas/tahun sekitar 3-4 kali panen, produknya lebih banyak dan konsisten.

Selain itu, saat ini BLI juga menjalin kerjasama dengan Kementerian Perdagangan dan Industri untuk  meningkatkan Usaha Kecil Menengah sehingga mampu berdaya saing dengan industri mancanegara, terutama Cina. Dalam kerjasama tersebut, BLI mendukung dari aspek hulunya atau teknologi budidaya ulat sutera. *

 

Artikel Terkait:

Gelar Iptek BLI 2016: Ajang Diseminasi Hasil Litbang

Penulis : Tri Hastuti Swandayani dan Priyo Kusumedi