04 Februari 2016 - 2179 klik
Prosiding Workshop Penguatan Apresiasi dan Kesadaran Konservasi Jenis Kayu Lokal Sumatra Bernilai Tinggi

Salam konservasi.

Perlu kita ketahui bahwa negara kita kaya akan keanekaragaman hayati. Namun seiring dengan pertumbuhan penduduk dan peningkatan kebutuhan akan lahan, maka ini menjadi ancaman dan tantangan serius bagi kelestarian keanekaragaman hayati kita. Bahkan ada beberapa jenis tanaman lokal yang sudah tidak ada lagi atau sudah punah.

Untuk menyelamatkan jenis tanaman kayu lokal sumatera yang bernilai tinggi, seperti Taxus sumatrana (taksus Sumatera), Intsia palembanica (merbau Sumatera), penghasil gaharu (Aquilaria spp. dan Gonystylus spp.), Scorodocarpus borneensis (kulim), Morus macroura (andalas), dan Cotylelobium melanoxylon (giam) maka Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan (BPTSTH) sebagai salah satu unit Badan Litbang dan Inovasi berkomitmen untuk berperan dalam konservasi kayu-kayu lokal Sumatera yang bernilai tinggi.

Langkah awal dalam upaya tersebut adalah melaksanakan workshop yang bertajuk Penguatan apresiasi dan kesadaran konservasi jenis kayu lokal Sumatra bernilai tinggi atau Improving appreciation and awareness on conservation of high value indigenous wood species of Sumatra. Kegiatan ini diselenggarakan atas dukungan dari International Tropical Timber Organization (ITTO) dalam project ITTO PD710/13 Rev.1 (F) "Promoting conservation of selected high-value indigenous species of Sumatra" pada tanggal 23 April 2015 di BAlai Diklat Kehutanan Pekanbaru.

Untuk mendistribusikan hasil workshop tersebut serta untuk memberikan informasi dan wawasan tentang kondisi terkini dari ketujuh jenis kayu lokal tersebut serta berbagai upaya konservasi di Riau maka dicetaklah Prosiding workshop tersebut.

Proseding workshop tersebut berisikan dua makalah yaitu makalah utama dan makalah penunjang. Makalah utama terdiri dari 7 makalah, yaitu 1). Kebijakan yang menaungi konservasi jenis-jenis lokal Sumatra; 2). Teknik eksplor konservasi jenis lokal Sumatra bernilai ekonomi tinggi; 3). Strategi konservasi Merbau Sumatra; 4). Taxus sumatrana:sebaran, potensi dan strategi konservasi; 5). Diversitas morfologis dan genetik pohon Andalas (Morus macroura Miq,), flora identitas Sumatera BArat, dan pemanfaatanya secraa berkelanjutan; 6). Sebaran, potensi, pengelolaan dan strategi konservasi Kulim dan Giam; 7). Ekologi dan pemanfaatan Resak Tembaga (Cotylelobium melanoxylon (Hook.F.)Piere) dan Kulim (Scorodocarpus boornensis Becc.) di Kalimantan serta upaya konservasinya.

Sedangkan makalah penunjang berisikan 9 makalah, yaitu: 1).Pertumbuhan dan mutu bibit geronggang (Cratoxylon arborescens) pada tiga wadah bibit; 2). Aplikasi pupuk daun pada bibit Jelutung Rawa di persemaian; 3). Ekologi dan konservasi Upuna borneensis di kalimantan; 4). Variasi genetik tanaman Bambang Lanang (Michelia camphaca l.) di sumatera selatan dan implikasi praktis bagi pembangunan hutan tanaman; 5). Hutan tanaman industri jenis Acacia mangium sebagai sumber pakan lebah Apis cerana; 6). Teknik pengendalian gulma pada jenis kayu lokal Bambang Lanang di kabupaten Lahat Sumatera Selatan; 7). Dampak alih fungsi lahan terhadap keragaman pohon Sialang dan produksi madu hutan di kabupaten Kampar, Riau; 8). Pengalaman observasi Kulim (Scorodocarpus borneensis becc.) di Kabupaten Kampar, Riau; 9). Konservasi dan pengembangan jenis pohon penghasil Gaharu di KPHP Lakitan: potensi, tantangan dan alternatif kebijakan

Akhir kata, selamat membaca dan mari kita selamatkan hayati Indonesia.

Penulis : Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan

Download : ittokuok.pdf