17 Juli 2020 - 1542 klik
Pentingnya Standar Mutu Benih Tanaman Hutan di Indonesia

Dalam orasinya, Prof. Ris. Dr. Yulianti memaparkan bahwa kesatuan mutu genetik, fisik, fisiologis, dan kesehatan benih, akan mempengaruhi performa benih, yang selanjutnya menentukan kualitas bibit hingga produktivitas tanaman di lapangan. Penggunaan benih bermutu dapat meningkatkan produktivitas 30%-50% riap volume pohon. 

Untuk mendapatkan mutu benih sesuai standar, cara penanganan yang baik harus diterapkan. Teknik penanganan benih tanaman hutan mencakup pengumpulan buah dan indikator kemasakan; ekstraksi benih; pembersihan, seleksi dan sortasi benih; pengeringan benih; pengemasan dan penyimpanan benih serta perkecambahan. Pengelolaan kadar air pada saat penanganan sangat penting untuk diketahui, karena akan berkaitan dengan teknik pengemasan serta penyimpanan benih. 

Hasil riset perbenihan BLI telah banyak diadopsi dalam penyusunan standar mutu benih dan masuk dalam Standar Nasional Indonesia (SNI). Standar penanganan benih generatif sebanyak 96 jenis (SNI 5006.12:2014), SNI standar pengujian benih tanaman hutan (SNI 8805:2019) sebanyak 86 jenis dan SNI standar mutu fisik fisiologis benih sebanyak 67 jenis (SNI 7627:2014). Ketiganya telah digunakan secara nasional oleh seluruh pemangku kepentingan perbenihan tanaman hutan di Indonesia dalam proses sertifikasi mutu benih tanaman hutan serta untuk mendapatkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) bagi lembaga pengujian mutu benih tanaman hutan.

Unduh

Penulis : Yulianti

Download : http://library.forda-mof.org/libforda/koleksi-1011-.html