Dientry oleh priyo - 10 February, 2016 - 2587 klik
Agroforestry : Jawaban Konkret Mengelola Kelestarian LH dan Ekosistem

BPTA Ciamis (Solo, 11/02/2016)_“Agroforestry menjadi sebuah keniscayaan sebagai alternatif pendekatan atau solusi terhadap berbagai permasalahan terkini dan kompleks dalam pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Agoroforestry dapat memberikan jawaban yang konkret, bagaimana kita menjaga dan mengelola Kelestarian Lingkungan Hidup, Ekosistem dan memberikan manfaat ekonomi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat”. Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Litbang dan Inovasi, Dr. Henry Bastaman, M,ES pada acara Pembahasan Rencana Operasional Penelitian (ROP) Tahun 2016 Balai Penelitian Teknologi Agroforestry (BPTA Ciamis) di Megaland Hotel, Solo, Kamis (11/02).

Menurut Kabadan, sampai saat ini belum ada rekayasa agroforestry yang bisa menjawab berbagai permasalahan secara komprehensif khususnya pada lahan gambut.”Oleh karena itu, saya berharap dengan Teknologi Agroforestry bisa menjawab permasalahan terkini di Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Contoh konkret adalah Restorasi Gambut seluas kurang lebih 2,7 Ha,”kata Kabadan

Lebih lanjut, Kabadan mengatakan, RPJMN 2015-2019 mengamanatkan bahwa Pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan khususnya Tata Kelola Hutan berbasis tapak ditargetkan harus merealisasikan sejumlah 600 KPH, sampai dengan sekarang baru terealisasi 120 KPH.

“Konsekuensi dari adanya KPH-KPH tersebut adalah bagaimana KPH tersebut dapat memberikan manfaat yang besar bagi kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, sangat perlu sekali mensinkronkan operasionalisasi KPH dengan pendekatan agroforestry. Terobosan-terobosan konkret dari sistem agroforestry terhadap upaya restorasi gambut dan operasionalisasi KPH menjadi Pekerjaan Rumah dan Target Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, “jelas Kabadan.

Terkait dengan arahan pembahasan ROP, Kabadan menyampaikan pandangannya bahwa momentum rapat pembahasan ROP ini perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk berkoordinasi dan berkomunikasi secara intens antara Empat Pilar (Kapus, Kabalai, Koordinator RPPI dan Pelaksana ROP). “Upaya-upaya koordinasi dan komunikasi ini sangat penting dan perlu terus dilakukan tidak hanya pada lingkungan internal tetapi harus ke lingkungan eksternal litbang. Oleh karena itu, mulai dari tahap perencanaan kita sudah harus membangun komunikasi dan koordinasi untuk mengetahui apa kebutuhan user saat ini dan masa mendatang yang perlu diriset, yang diformulasikan dalam research needs, ” harap Kabadan.

Sementara itu, Kepala BPTA Ciamis, Ir. Bambang Giarto, MP dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan pembahasan ini bertujuan untuk menyempurnakan rencana penelitian yang telah disusun oleh Tim Peneliti dengan saran masukan dari Koordinator RPPI, para narasumber dan mitra/pengguna terkait.

“Rapat pembahasan ini saya nilai sangat penting untuk menyiapkan rencana kegiatan penelitian tahun 2016 yang berkualitas secara ilmiah dan relevan dengan kebutuhan para pengguna serta mengacu pada Rencana Penelitian dan Pengembangan Integratif 2015-2019 terkait, kata Kabalai.

Kegiatan Pembahasan Rencana Operasional Penelitian Tahun 2016 BPTA Ciamis dilaksanakan tanggal 11-12 Februari 2016. Rangkaian Kegiatan tersebut terdiri dari dua sesi. Sesi pertama diisi oleh arahan sekaligus pembukaan acara Pembahasan Rencana Operasional Penelitian Tahun 2016 oleh Kabadan Litbang dan Inovasi. Sesi kedua adalah sesi presentasi sebanyak tujuh buah Rencana Operasional Penelitian Tahun 2016 oleh Tim Peneliti BPTA Ciamis. Acara presentasi dipandu langsung oleh Bapak Kapuslitbang Hutan, Ir. Djohan Utama Perbatasari, MM.

Hadir dalam acara tersebut di samping para peneliti beserta staf karyawan BPTA Ciamis adalah para tamu undangan yang terdiri dari dinas kehutanan/instansi terkait di Provinsi Jateng, perwakilan dari KPH Batu Lanteh, Sumbawa dan KPH Rinjani Barat, para narasumber dari Perguruan Tinggi UGM, IPB, UNS, Universitas Siliwangi serta koordinator RPPI Badan Litbang dan Inovasi (RPPI 3. Peningkatan Produktivitas Hutan; RPPI 4. Sumber Pangan Alternatif dari Hutan; RPPI 5. Sumber Energi Alternatif dari Hutan; dan RPPI 6. Obat-obatan Alternatif Tanaman Hutan). Pada kesempatan ini para narasumber yang berasal dari Perguruan Tinggi Negeri dan koordinator RPPI tersebut hadir untuk memberi masukan perbaikan ROP dimaksud. **DK

 

Materi terkait;

  1. Paparan Ka BPTA Ciamis
  2. Teknologi Hasil Litbang dan Inovasi Dukung Pengembangan Agroforestry di Jawa Barat
  3. Agroforestry : Pendekatan Relevan Terkait Persoalan Pengelolaan Hutan Saat Ini

 

Penulis : Diana Kusumawardani