Dientry oleh priyo - 15 February, 2016 - 2925 klik
Aren: Komoditas Unggulan untuk Ketahanan Pangan dan Energi

BBPBPTH (Yogyakarta, 11/02/2016)_Sri Sultan mengajak kepada masyarakat untuk mengembangkan aren sebagai komoditas unggulan. Potensi aren yang luar biasa harus dikelola untuk mengatasi ketahanan pangan, memecahkan kebutuhan ketahanan energi melalui biofuel, sebagai solusi mengentaskan kemiskinan, dan mengembangkan konservasi lahan melalui arenisasi dengan perlakuan yang benar. Hal ini tersebut disampaikan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam keynote speech yang disampaikan Kepala Bappeda Provinsi DIY pada Workshop bertajuk “Inovasi Iptek dan Pengembangan Aren”. Acara tersebut diselenggarakan oleh Pusat Kajian Kebijakan Strategis dan Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Inna Garuda Yogyakarta, Kamis (11/02).

Selain itu, Sri Sultan juga sangat mendukung upaya pengolahan nira aren menjadi bioethanol namun harus didukung dengan inovasi, kreatifitas, branding dan sosialisasi. Untuk itu perlu disusun roadmap pengembangan aren yang terintegrasi dan berbasis kawasan melalui pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan.

Lebih lanjut Sri Sultan menyampaikan piwulang kebenaran oleh Sunan Kalijaga yang senantiasa belajar dari kehidupan pohon aren yaitu “Hidup itu harus senantiasa menghidupi”. Mengapa harus aren? Aren merupakan tanaman istimewa karena menginspirasi tumbuh kembangnya peradaban sejak dahulu hingga era teknologi digital saat ini.

Sementara itu, Dr.Henry Bastaman, M.ES, Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi LHK menyampaikan bahwa LHK telah menghasilkan inovasi pengolahan bioethanol dan prototype alat pengolah aren yang dapat diaplikasikan oleh masyarakat. Namun dalam pengembangannya perlu didukung oleh regulasi hingga tata niaganya sehingga diharapkan dapat dikembangkan dalam skala nasional.

Senada dengan hal tersebut, Dr. Ir. Mahfudz, MP, Kepala BBPBPTH juga menyampaikan bahwa Pemerintah Daerah DIY khususnya melalui Bapak Gubernur juga telah menginstruksikan penanaman aren di beberapa lokasi sebagai produk unggulan yang bisa mendukung program ketahanan pangan. Instruksi tersebut telah dan akan ditindaklanjuti oleh UPT Kementerian LHK di Yogyakarta khususnya Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan bekerjasama dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY dan Balai Taman Nasional Gunung Merapi dengan penanaman di sabuk Merapi dan Waduk Sermo.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Chaeron menyatakan bahwa aren merupakan solusi yang luar biasa kalau konteksnya dalam pengembangan ketahanan pangan dan energi. Selain itu, tanaman aren ternyata memiliki fungsi ekologis dan ekonomis yang tinggi sehingga korelasi antara aren dengan implementasi Undang-Undang Konservasi Tanah dan Air juga perlu dicermati karena sifat tumbuhan aren yang mampu menampung banyak air serta skala pembudidayaannya. “Jika Yogyakarta akan mengembangkan aren dalam skala industri, maka kami akan dukung penuh”, ujarnya.

Pada Kesempatan ini juga dilaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi DIY dengan UPT KLHK sebagai tindak lanjut dari Nota Kesepahaman antara Gubernur DIY dengan Menteri LHK beberapa waktu lalu.

Workshop ini juga dihadiri antara lain oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Chaeron, Anggota KEIN Beny Pasaribu, Ph.D, Kepala Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Staf Ahli Menteri LHK Bidang Pangan, Staf Ahli Menteri LHK Bidang Energi, Tenaga Ahli Menteri LHK, SKPD pemerintah Provinsi DI Yogyakarta, Prof. Dr. Mochammad Naim, Prof. Dr. Eni Harmayani, M.Sc, dari UGM dan akademisi dari bbeberapa universitas di Indonesia, para Kepala UPT Kmementerian LHK lingkup DIY, beberapa kepala dinas kehutanan provinsi/kabupaten di Indonesia, serta para kepala dinas kabupaten/kota se provinsi DIY.

Selanjutnya pada hari kedua dilaksanakan fieldtrip ke kantor BBPBPTH dan plot konservasi aren yang berada di wilayah Taman Nasional Gunung Merapi. Di BBPBPTH para peserta mendapat penjelasan singkat dari Kepala BBPBPTH, Dr. Ir. Mahfudz, MP. tentang kegiatan penelitian, hasil-hasil penelitian yang telah dihasilkan, fasilitas-fasilitas yang dimiliki dll. Setelah itu para peserta berkunjung ke laboratorium kultur jaringan dan persemaian tanaman aren dengan didampingi oleh beberapa peneliti yang menanganinya.

Acara dilanjutkan ke plot konservasi tanaman aren yang terletak di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi. Tanaman aren ini telah berumur 12 tahun, atau tahun tanam 2004. Dilihat dari pertumbuhannya, tanaman ini memang tidak terlalu besar karena secara perlakuan memang tidak seperti tanaman yang dirancang untuk produksi. Tanaman ini mempunyai jarak tanam yang rapat, berbeda dengan tanaman untuk produksi yang jarak tanamnya tidak serapat pada plot tersebut. Selain itu ketika ditanam sudah banyak pohon yang menaunginya sehingga berpengaruh kepada pertumbuhannya.***MNA & RONY  

                                                                  

Penulis : Muhamad Nurdin Asfandi dan Rony