Dientry oleh Tuti - 16 February, 2016 - 3349 klik
Peneliti BLI Berhasil Mengubah Serbuk Gergaji menjadi Bahan Bakar

Puslitbang Hasil Hutan (Bogor, 17/02/2016)_Kebanyakan orang tidak akan menyangka bahwa serbuk gergaji yang merupakan limbah pengolahan kayu dapat diolah menjadi minyak bakar atau bio-oil. Namun hal tersebut telah dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Santiyo Wibowo, S.TP, M.Si dan Djeni Hendra, M.Si, Peneliti Pusat Litbang Hasil Hutan, salah satu unit kerja Badan Litbang dan Inovasi (BLI), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Dalam artikelnya yang dimuat dalam buku “Seri Paket IPTEK: Teknik Pengolahan Bio-oil dari Biomassa” edisi Juli 2015, dikatakan bahwa minyak bakar yang dihasilkan memiliki berat jenis tinggi dan biasanya di industri digunakan sebagai bahan bakar untuk boiler atau bahan baku langsung untuk tujuan pengeringan seperti halnya minyak residu.

Untuk menghasilkan bahan bakar nabati tersebut tidaklah mudah, tetapi dilakukan dalam perjalanan panjang selama 2 tahun terakhir ini atau tahun 2013-2014. Selain itu, untuk diolah menjadi bahan bakar nabati, serbuk gergaji memerlukan bahan pendamping lainnya. Dalam kegiatan penelitian ini menggunakan bahan rumput gelagah (Saccharum spontaneum), yang umumnya dipandang sebagai benalu atau tidak termanfaatkan.

“Sebelum diolah menjadi bahan bakar, kedua bahan tersebut dibuat serbuk dengan ukuran yang seragam sekitar 40-60 mesh, kemudian disaring dan dikeringkan,”kata Santiyo.

Proses pembuatan bahan bakar tersebut dilakukan dengan teknik pirolisis cepat atau pirolisis freefall yrolysis dengan menggunakan alat free fall reactor, yang lebih efisein dan hemat dalam penggunaan gas nitrogen dibandingkan dengan bubling fluidized bed.

Sedangkan tahapan teknik ini adalah sebagai berikut: 1). Alat terlebih dahulu dipanaskan hingga mencapai 5500C dan ditunggu sekitar 30 menit agar panas konstan dan merata; 2). Serbuk bahan baku dimasukkan melalui penampung bahan di screw feeder dan wadah ditutup rapat untuk mencegah masuknya udara atau keluarnya asap melalui wadah penampung bahan; 3). Bahan baku tersebut akan terbakar dalam reaktor yang akan menghasilkan asap, gas dan arang.

“Arang yang dihasilkan akan terpisah dan masuk dalam penampungan arang di bagian bawah reaktor. Sedangkan asap akan menuju ke kondenser (pendingin) dan menghasilkan kondensat/liquid. Liquid inilah yang digunakan sebagai bahan bakar,”kata Sentiyo.

“Dengan teknik pirolisis freefall yrolysis akan diperoleh rendemen liquid berkisar antara 10–40% bergantung bahan baku yang digunakan,”lanjutnya.

Untuk menggunakan hasil cairan pirolisis atau liquid secara langsung (pembakaran secara langsung) harus dilakukan pemisahan antara cuka kayu dengan fase minyaknya, karena liquidnya merupakan gabungan antara produk cair (terdiri atas asam pyrolignic atau cuka kayu) dan fase minyak (tar kayu atau pyrolitic oil).

Diharapkan dengan hasil penelitian ini bisa menjadi alternatif pemerintah dalam menyediakan energi terbarukan. Seperti diketahui Presiden RI, Jokowi waktu di Paris berkomitmen untuk menurunkan emisi di Indonesia dengan cara meningkatkan penggunaan sumber energi terbarukan hingga 23 persen dari konsumsi energi nasional pada tahun 2025. Salah satunya adalah dengan pengolahan sampah menjadi sumber energi. ***Ayit T. Hidayat

Penulis : Ayit T. Hidayat