Dientry oleh Rizda - 22 February, 2016 - 4105 klik
Demplot Restorasi Lahan Gambut Bekas Terbakar di OKI, Contoh Keberhasilan Penerapan Hasil Litbang

BPK Palembang (Palembang, 18/02/2016)_Dalam kunjungan kerjanya, Kamis (18/02) ke Kebun Konservasi Plasma Nutfah Jenis-Jenis Pohon Lokal (Indigeneous Species) Hutan Rawa Gambut di Kedaton, Kec. Kayuagung, Kab. Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Kepala Pusat Litbang Sosial Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim (P3SEKPI), Dr. Ir. Bambang Supriyanto, M.Sc mengapresiasi keberhasilan Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Palembang dalam penerapan hasil litbang pada demplot restorasi lahan gambut bekas terbakar yang ada di sana.

“Demplot ini merupakan contoh keberhasilan penerapan hasil litbang yang dilakukan oleh BPK Palembang dalam merestorasi lahan gambut yang telah terdegradasi akibat drainase dan kebakaran berulang hingga dapat direvegetasi menggunakan jenis-jenis pohon lokal unggulan hutan gambut (indigeneous species) dengan pertumbuhan yang memuaskan,” kata Bambang.

Untuk itu, Bambang mendorong agar teknologi restorasi yang diterapkan di areal seluas 20 hektar ini segera disebarluaskan dan direplikasi ke wilayah lain untuk mempercepat pemulihan ekosistem gambut terdegradasi.

“Restorasi lahan rawa gambut dapat dilakukan dengan mencontoh plot penelitian yang telah dilakukan oleh BPK Palembang bekerjasama dengan Dinas Kehutanan OKI,” tambah Bambang yang berjanji akan menyampaikan keberhasilan ini kepada petinggi BRG dan pentingnya membangun sinergi Badan Litbang dan Inovasi (BLI), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dengan Badan Restorasi Gambut (BRG).

Hal ini mengingat upaya restorasi hutan dan lahan gambut  yang terdegradasi berat akibat konversi dan kebakaran saat ini menjadi prioritas pemerintah. Pembentukan Badan Restorasi Gambut (BRG) melalui Perpres Nomor 1 Tahun 2016 tanggal 6 Januari  2016 merupakan bukti keseriusan tersebut. Selain itu, dalam struktur organisasi Kementerian LHK juga terdapat Direktorat Pengendalian Kerusakan Gambut di bawah Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan yang mempunyai tugas in line dengan BRG.

Terkait itu, kegiatan penelitian dan pengembangan tentang restorasi hutan dan lahan gambut terdegradasi telah dilakukan oleh BLI, Kementerian LHK, salah satunya di BPK Palembang jauh sebelum hiruk-pikuk permasalahan kebakaran hutan dan lahan (karhutlah) dan bencana asap di tahun 2015 lalu.

Berbagai hasil litbang terkait restorasi hutan dan lahan gambut juga telah berhasil disintesis dan saat ini sudah siap diterapkan pada skala operasional. Keberhasilan penerapan iptek litbang tersebut saat ini sedang ditunggu karena akan sangat membantu tugas-tugas di lingkup Kementerian LHK dan BRG.

Menanggapi harapan dilakukannya replikasi, Kadishut Kab. OKI, Ir. Rosyidi, juga berkomitmen memformulasikan upaya replikasi demplot ini untuk merestorasi kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) Kayuagung-Pedamaran yang berjarak sekitar 15 km dari lokasi demplot pada areal seluas 10.000 hektar. Menurutnya, hal ini dilakukan untuk melestarikan pohon-pohon langka sekaligus mencegah terjadinya kebakaran hutan.  

“Replikasi tersebut sebaiknya dilakukan dengan pola “hutan asuh” yang pendanaannya bisa dilakukan oleh dunia usaha melalui program CSR,” saran Bambang menanggapi rencana replikasi demplot yang dibangun oleh BPK Palembang bekerjasama dengan International Tropical Timber Organization  (ITTO) dan Dinas Kehutanan Kabupaten OKI tersebut.

Dalam kunjungan tersebut, Ir. Bastoni, M.Si, Peneliti BPK Palembang selaku ketua tim peneliti yang membangun demplot restorasi tersebut, menjelaskan bahwa demplot mulai dibangun tahun 2010 seluas 4 hektar untuk kebun konservasi plasma nutfah ramin (Gonystylus bancanus) dan budidaya pola campuran ramin dan jelutung (Dyera lowii) yang didanai oleh Proyek ITTO PD 426 Rev.2(F).

Di tahun yang sama, juga dibangun demplot agroforestry berbasis jelutung seluas 2 hektar dengan sumber dana insentif riset dari Kemenristek. Selanjutnya tahun 2012 dilakukan pembangunan demplot restorasi menggunakan 6 jenis pohon lokal seluas 10 hektar yang didanai oleh Proyek ITTO RED-SPD 009/09 Rev.1(F). Sisa areal seluas 4 hektar digunakan untuk studi permudaan alam hutan gambut pasca kebakaran yang dikelola oleh BPK Palembang.

Saat ini, pada demplot restorasi gambut tersebut terdapat koleksi jenis-jenis pohon unggulan hutan gambut, yaitu ramin (Gonystylus bancanus), jelutung (Dyera lowii), belangeran (Shorea belangeran), punak (Tetramerista glabra), perupuk (Lopopethalum javanicum), gemor (Alseodaphne sp.) dan koleksi jenis-jenis pohon pionir pasca kebakaran, yaitu geronggang (Cratoxylum glaucum), perepat (Combretocarpus rotundatus), beriang (Ploiarum alternifolium), gelam (Melaleuca leucadendron).

Menurut Bastoni, koleksi jenis-jenis lokal hutan gambut akan terus ditambah melalui kegiatan litbang yang dikelola oleh BPK Palembang. Sebagian tanaman sudah mulai belajar berbuah.

“Harapan ke depan, Demplot Restorasi tersebut selain sebagai konservasi jenis untuk menghindari kepunahan, juga akan menjadi sumber benih jenis-jenis pohon lokal unggulan hutan gambut yang akan disebarluaskan ke tempat- tempat lain di Indonesia sesuai nama kebun yang diberikan oleh Bupati OKI, yaitu “Kebun Konservasi Plasma Nutfah Ramin dan Tanaman Kehutanan,” kata Bastoni.

“Kami sebagai lembaga Litbang hanya bisa memberi contoh, pendampingan, advis teknis dll, selanjutnya perlu upaya lanjutan yang lebih operasional dengan skala yang lebih dari para pihak secara kolaboratif,” kata Kepala BPK Palembang mengakhiri diskusi.***Hdr & Bas

 

Penulis : Hendra dan Bas