Dientry oleh Rizda - 23 February, 2016 - 3302 klik
Strategi Menentukan Daur Optimal Hutan Tanaman Sengon

BPT Agroforestri (Ciamis, 23/02/2016)_Pengambilan keputusan untuk melakukan penebangan atau yang sering disebut penentuan daur optimal dari suatu tegakan hutan tanaman adalah langkah yang sangat penting untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Untuk itu, perlu strategi dalam menentukan daur optimal hutan tanaman, salah satunya sengon. 

Mengingat saat ini, hutan rakyat sengon banyak dikembangkan di Jawa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama untuk bahan bangunan dan industri. Jenis sengon yang memiliki tingkat pertumbuhan yang sangat cepat, mampu beradaptasi dengan berbagai jenis tanah menjadi pilihan dalam pembangunan hutan rakyat. Bahkan banyak dikelola dengan sistem agroforestry, misalnya dicampur dengan tanaman kapulaga atau kopi. 

Masalahnya, daur hutan rakyat sengon di lahan milik masyarakat pada umumnya dilakukan dengan “daur butuh” dimana pohon sengon akan ditebang apabila petani pemiliknya membutuhkan sejumlah dana untuk berbagai keperluan. Dengan daur ini petani bisa jadi tidak memperoleh keuntungan maksimalnya, karena pohon sengon tidak ditebang saat keuntungan maksimal. 

Dalam karya tulis ilmiahnya yang dimuat pada Jurnal Penelitian Agroforestry Volume 1 Nomer 1, Agustus Tahun 2013, Yongky Indrajaya, peneliti Balai Penelitian Teknologi Agroforestry (BPTA) Ciamis menyampaikan penentuan daur optimal hutan tanaman sengon ini dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu penentuan daur optimal biologis dan penentuan daur optimal finansial sebagai strategi penentuan daur optimal hutan tanaman sengon.

Yongky menjelaskan bahwa daur biologis optimal  merupakan waktu dimana  perubahan stok hutan (volume kayu berdiri) pada waktu yang setara dengan rata-rata volume yang dapat ditebang. 

“Daur optimal ini banyak digunakan oleh ahli kehutanan karena secara biologis, pohon sama seperti makhluk hidup lainnya, akan mencapai titik maksimal dalam pertumbuhannya dan akan mati,” kata Yongky. 

Sementara, dalam menentukan daur optimal secara finansial, pendekatan yang diambil adalah NPV (Net Present Value) dari suatu tegakan hutan dalam rantai rotasi tak terhingga, yang menunjukkan bahwa hutan tidak akan berubah fungsi. 

“Daur optimal finansial yang digunakan adalah daur optimal Faustmann, yaitu metode yang telah banyak diterapkan di dunia khususnya di dataran Eropa dan Amerika, namun masih jarang dilakukan di Indonesia, khususnya di hutan tanaman milik (hutan rakyat),” jelas Yongky. 

Dalam metode penelitiannya, untuk memperoleh daur optimal biologis dan daur optimal finansial, Yongky mengatakan diperlukan beberapa informasi atau sumber data, antara lain data tegakan normal hutan sengon pada berbagai kualitas tempat tumbuh (bonita), harga kayu, biaya pemanenan per meter kubik, suku bunga riil, biaya pembuatan hutan per hektar termasuk pengadaan bibit, penanaman dan pemeliharaan, serta pertumbuhan tegakan. 

Terkait daur optimal biologis, hasil kajiannya menunjukkan, hutan sengon berbagai bonita mencapai daur optimalnya pada tahun ke 7.2, 6 dan 5. 

“Hal ini menunjukkan bahwa kualitas tempat tumbuh memberikan pengaruh yang besar terhadap tingkat pertumbuhan sengon,” jelas Yongky. 

Sementara hasil kajian dengan pendekatan daur optimal finansial menunjukkan, semakin tinggi harga kayu bulat sengon akan memperpendek daur Faustmann karena petani akan memperoleh keuntungan yang maksimal apabila segera memanen tegakan sengonnya dan segera menanaminya kembali. 

Lebih lanjut disampaikan Yongky, hasil analisis sensitivitas yang dilakukannya terhadap perubahan suku bunga riil menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai suku bunga riil, semakin cepat pula petani akan memanen tegakannya, karena semakin tinggi nilai suku bunga riil, berarti semakin rendah nilai tegakan sengon di masa yang akan datang. 

“Oleh karena itu, memanen tegakan sengon menjadi lebih menguntungkan untuk dilakukan lebih cepat apabila suku bunga riil tinggi,” saran Yongky yang berharap karya tulisnya ini dapat memberikan gambaran tentang daur optimal finansial hutan rakyat sengon sehingga para petani dapat memperoleh keuntungan maksimal dari tegakan hutan sengon miliknya. Selain itu juga dapat memberi masukan bagi pengelola hutan tanaman sengon untuk memilih daur optimal yang sesuai.***Tim Website BPTA Ciamis

 

Informasi selengkapnya:

Yongky Indrajaya, S. Hut, MT., M.Sc

Peneliti Madya Balai Penelitian Teknologi Agroforestry Ciamis

Alamat : Jl. Raya Ciamis-Banjar Km. 4 , Po. BOX 5 Ciamis 46201 Telp. (0265)771352, Fax. (0265)775866

Email : yongky_indrajaya@yahoo.com

Telp : 081392577088

Penulis : Tim Website BPTA Ciamis