Dientry oleh Tuti - 22 February, 2016 - 9197 klik
Prospek Budidaya Lebah Trigona sp di Riau

BPTSTH (Kuok, 23/02/2016)_”Budidaya Lebah Trigona sp di Riau mempunyai prospek yang bagus dan sangat diminati oleh masyarakat Riau,”Kata Drs. Purnomo, Peneliti Madya Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan (BPTSTH) saat diwawancara di Lab. Lebah Madu BPTSTK, Kuok, Riau (Selasa, 23/02).

Purnomo menjelaskan bahwa awalnya, Masyarakat Riau memperoleh madu hanya dengan mengandalkan dari alam atau hutan di sekitar mereka. Tetapi saat ini, dengan adanya kemajuan iptek yang telah dihasilkan oleh peneliti dari Badan Litbang dan Inovasi (BLI) maupun peneliti dari instansi lainnya, masyarakat telah bisa membudidayakan lebah madu sendiri, terutama jenis Trigona.

“Budidaya Lebah Trigona tidak rumit. Ada dua hal yang paling penting diperhatikan yaitu lokasi hidup dan ketersediaan pakan. Di luar itu, lebah ini terbilang tidak butuh perawatan khusus,”kata Purnomo.

Lebih lanjut, Purnomo menjelaskan bawa Lebah Trigona biasanya hidup di alam bebas dan dijumpai bersarang di tanaman kayu. Salah satu jenis ini yang biasa dibudidayakan adalah Trigona itama sp, yang mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: 1). Mudah dibudidayakan; 2). Lebah tidak mempunyai sengat; 3). Koloni lebah banyak dijumpai di alam; 4). Kotak sarang lebah mudah dibuat dan harganya relatif murah; 5). Harga madu lebih mahal dibanding jenis aphis; serta 6). Menghasilkan propolis yang memunyai banyak manfaat dan khasiat serta harganya mahal.

“Kelebihan lainnya dan paling penting adalah bahwa lebah ini tidak memerlukan adaptasi saat dipindahkan ke stuff/ kotak lebah,”kata Purnomo.

Untuk mendapatkan Bibit Trigona sp ini tidaklah sulit. Di Propinsi Riau, Bibit Trigona sp dari alam dapat diperoleh dengan harga Rp. 100.000,- s.d Rp. 150.000,- per koloni. Sedangkan untuk Bibit Trigona sp hasil bubidaya berkisar antara Rp. 150.000 s.d Rp. 200.000,- per koloni.

Punomo menjelaskan bahwa potensi pengembangan Lebah Madu Trigona sp masih terbuka luas. Produk madu masih banyak diminati di pasaran. Selain itu, harga jual madu juga masih tinggi. Harga madu di Riau berkisar antara Rp. 250.000,- s.d Rp. 300.000,- per kg. Sementara untuk raw propolis, harganya sekitar Rp. 300.000,- s.d Rp. 400.000,- per kg.

“Dalam kondisi ideal, 1 koloni Trigona mampu menghasilkan madu sebanyak 5 kg/tahun dan propolis 1kg/tahun. Sehingga dalam hitungan kasar, 1 koloni Trigona dapat menghasilkan menghasilkan 1,9 juta rupiah/ tahun,” kata Purnomo.

Disisi lain, Avri Pribadi, S. Si., Peneliti Pertama BPTSTH menyatakan bahwa kondisi ideal yang dibutuhkan oleh Lebah Trigona sp adalah ketersediaan pakan yang mencukupi. Hal ini untuk menghindari koloni lebah untuk kabur dan juga menjamin produksi madu dan propolis optimal.

“Sumber pakan Lebah Trigona berasal dari semua jenis tanaman penghasil nektar, polen dan resin tanaman. Umumnya trigona menyukai resin aromatic dari agathis, mangga, dan nangka,”kata Avry.

Purnomo berharap bahwa masyarakat di sekitar Riau lebih mengembangkan budidaya Lebah Trigona sp karena demand madu dan propolisnya cukup tinggi serta menghasilkan pendapatan yang cukup memadai bagi petani lebah.

Bahkan Purnomo bekerjasama dengan Seksi Data, Informasi dan Sarana Penelitian BPTSTH akan mengembangkan 1000 koloni Trigona di Arboretrum BPTSTH sebagai sumber produksi bibit trigona. Selain itu juga melakukan penelitian mandiri berupa pengembangan desain riset dengan membuat beberapa perlakuan pada desain kotak lebah (sarang kayu alam, modifikasi stuf/kotak lebah bertopi, berlaci) disamping perbedaan ukurang masing-masing stuf. ***Tim Web BPTSTH.

Penulis : Tim Web BPTSTH