Dientry oleh Tuti - 26 April, 2016 - 3435 klik
Konservasi Anoa, Menyentuh Hati Biologist Rusia

BP2LHK MANADO (Manado, 27/04/2016)_Anoa Breeding Centre Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Manado tampaknya mulai banyak dilirik oleh para wisatawan, terutama pemerhati pelestarian satwa liar dan biologist. Seperti yang dilakukan oleh dua biologist Rusia, Alexandre Bentoch dan Sergev Khyupin, secara langsung datang berkunjung untuk melihat kehidupan anoa di BP2LHK Manado, Kamis (21/04).

Kedua tamu rusia yang datang bersama pemandunya, Novialdi Kaligis, dari Tangkoko Dove Villas disambut langsung oleh  Kepala Seksi Data, Informasi dan Kerjasama, Rinto Hidayat dan Diah Irawati Arini, Peneliti Konservasi Anoa beserta tim.

Mereka merasa sangat senang dan antusias bisa melihat anoa secara langsung. Selama ini mereka  mengetahui bahwa anoa adalah satwa terancam punah yang hanya terdapat di sulawesi, namun selama ini mereka mendengar bahwa di eropa hanya terdapat di kebun binatang di Jerman dan Perancis.

“Kami ingin melihat satwa anoa, karena di kebun binatang tempat saya bekerja tidak ada koleksi anoa,” jelas Sergev Khlyupin yang berprofesi sebagai keeper primata di Moskow Zoo.

Novialdi Kaligis, pemandu tamu serta kader konservasi BKSDA menyatakan wisatawan yang berkunjung ke Sulawesi berbeda dengan wisatawan di tempat lain. Umumnya, wisatawan yang ke Sulawesi adalah tipe wisatawan yang peduli konservasi dan tertarik melihat langsung flora/fauna langka, meskipun harus menembus jarak dan waktu yang panjang.

“Di Sulawesi, anoa dalam kandang mungkin hanya bisa ditemui di kantor ini, hal ini bisa menjadi daya tarik wisatawan bahkan penyandang dana yang peduli dengan konservasi baik dari dalam maupun luar negeri untuk pengembangannya,” kata Kaligis.

Setelah berbincang-bincang, kunjungan dilanjutkan ke kandang anoa di Anoa Breeding Centre dengan dipandu oleh Anita Mayasari yang menjelaskan sejarah dan kegiatan Anoa Breeding Centre dari awal berdiri, diresmikan hingga kegiatan paling aktual saat ini.

“Di habitat alaminya anoa jantan dan betina bertemu pada musim penghujan yang merupakan musim kawin (mating season) para anoa. Setiap fase kehamilan hanya akan melahirkan satu bayi anoa saja, hal inilah yang menyebabkan lambatnya pertumbuhan populasi anoa,”kata Anita.

Berdasarkan pengamatan, anoa merupakan satwa soliter yang di habitat alamnya, tidak suka berkelompok dan merupakan hewan pemalu. Melalui indera penciumannya, mereka akan segera pergi ketika membaui kehadiran manusia.

Kedua biologist Rusia tersebut sangat tertarik dengan informasi yang disampaikan oleh Anita dan  ingin mengetahui secara langsung perilaku harian serta ekologi anoa pada habitat asli atau alaminya.

Sebelum pulang, kedua penggiat biologi ini berpesan agar kegiatan pelestarian anoa tidak hanya dilakukan di dalam kandang secara ek-situ, tetapi harus dilanjutkan pelepasliaran ke habitat alaminya.

Selain itu, ke depan kalau diperbolehkan, mereka akan mengajukan ijin untuk mengadopsi anoa sebagai salah satu koleksi di kebun binatang di negara mereka sesuai dengan peraturan yang berlaku. ***Margaretta Christita

 

Fotografer         : Harwiyaddin Kama

 

Informasi lebih Lanjut:

Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manado

Jl. Raya Adipura Kel. Kima Atas, Kec. Mapanget, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Indonesia)

 

Email :

publikasi.bpkmdo@yahoo.com

bpk_mdo@yahoo.com

bpk_mdo@forda-mof.org

Website :

www.bpk-manado.litbang.dephut.go.id

www.balithut-manado.org

E-Jurnal :

http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JWAS

Penulis : Margaretta Christita