Dientry oleh priyo - 25 March, 2015 - 4106 klik
Plot Konservasi Ex-Situ Gaharu di Hutan Penelitian Dramaga

Puskonser (Bogor, 26/03/2015)_CITES (The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna) ke-IX di Florida, Amerika Serikat pada tahun 1994, jenis Aquilaria malaccensis yang merupakan tumbuhan penghasil gaharu yang banyak tumbuh di Indonesia telah dimasukkan ke dalam Appendix II. Kelangkaan jenis-jenis tanaman penghasil gaharu (gaharu) dikarenakan oleh exploitasi yang tidak mengindahkan kelestarian dan dapat menyebabkan kemerosotan genetik.

Salah satu upaya pelestarian beberapa jenis gaharu tersebut dengan membangun plot konservasi gaharu di Hutan Penelitian (HP) Dramga Bogor. Kegiatan ini didanai oleh ITTO CITES PHASEII dengan judul “Promoting Conservation of Plant GeneticResources of Aquilaria and Gyrinops Species in Indonesia” pada activity 2.3. Initial establishment of Aquilaria and Gyrinops conservation gardens pada tahun 2014.

Hasil kegiatan explorasi dan pengumpulan materi genetik antara lain Aquilaria malaccensis, A. beccariana,  A. microcarpa, A. cumingiana, A. hirta, dan Gyrinops versteegii yang berasal dari Kepulauan Riau, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.

Pengumpulan materi genetik pada setiap daerah lebih mudah menemukan anakan dibandingkan dengan benih. Hal ini dikarenakan musim benih masak untuk diambil tidak sering kali tidak bertepatan dengan kegiatan. Benih gaharu bersifat rekalsitran sehingga sangat riskan keberhasilan (prosen berkecambah) pada saat disemaikan di Bogor jika memerlukan waktu yang lama. Berdasarkan hal tersebut maka pengumpulan materi genetik berupa anakan relatif lebih mudah penanganannya saat pecking, pengangkutan dari lapangan ke Bogor, dan dalam pembibitan di persemaian.

Pada saat eksplorasi dan pengumpulan materi genetik di PT. Suka Jaya Makmur (SJM), Kalimantan Barat dan PT. Sari Bumi Kusuma (SBK), Kalimantan Tengah, kayu jenis pohon penghasil gaharu tidak ditebang oleh perusahaan, karena termasuk dalam katagori jenis kayu non komersial, namun dicari masyarakat untuk diambil gaharunya. Potensi jenis pohon ini di kawasan konsesi PT. SJM maupun di PT. SBK sangat kecil selain telah ditebang oleh masyarakat untuk diambil gaharunya juga permudaan alamnya tidak dapat menyebar dalam areal yang luas. Hal ini dimungkinkan karena sifat buahnya tidak seperti jenis-jenis meranti yang bersayap sehingga bisa terbang dan menyebar jauh dari induknya. Buah gaharu juga tidak dimakan binatang seperti buah cendana dan biji jatuh bersamaan dengan kotoran yang jauh dari pohon induknya.

Berdasarkan wawancara dengan petugas persemaian dan pengamatan di lapangan, bibit di persemaian dan tanaman belum pernah terjadi serangan dari kutu putih maupun ulat Heortio vitessoides seperti di beberapa tempat, terutama di Jawa. Kemungkinan karena lokasi penanaman merupakan habitat alam sehingga iklim, jenis tanah, dan curah hujan mendukung pertumbuhan dan komponen ekosistem seperti hewan predator dari hama dan penyakit masih ada dan seimbang.

Plot Konservasi Ex-Situ Jenis-jenis Tanaman Penghasil Gaharu yang berhasil dibangun pada tahun 2014 sebanyak 6 plot di HP. Dramaga dengan total luas ± 1,5 Ha masing-masing dengan luas ± 0,25 Ha. Jumlah total tanaman penghasil gaharu 2.019 tanaman dari jenis Aquilaria malaccensis, A. beccariana,  A. microcarpa, dan Gyrinops versteegii yang berasal dari Provinsi Bengkulu, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Pemilihan lokasi penanaman di HP. Dramaga ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan seperti kondisi lingkungan (kesuburan tanah dan curah hujan), aksesibilitas, ketersediaan air pada musim kemarau, kepastian areal, keamanan dari gangguan manusia dan ternak, dan pengelolaan oleh petugas lapangan yang lebih mudah. Pembangunan Plot Konservasi Ex-Situ Jenis-jenis Tanaman Penghasil Gaharu di HP. Dramaga ini disamping merupakan upaya penyelamatan materi genetik di sebaran alam yang masih ada, juga merupakan salah satu populasi dasar untuk mendukung program pemuliaan untuk menghasilkan bibit unggul gaharu di masa mendatang.**LH

 

Materi terkait;


Rekam Jejak Gaharu Inokulasi : Teknologi Badan Litbang Kehutanan (Edisi Kedua)

- See more at: http://www.forda-mof.org/index.php/content/publikasi/post/489#sthash.aGzM9I2g.dpuf
  1. Rekam Jejak Gaharu Inokulasi : Teknologi Badan Litbang Kehutanan (Edisi Kedua)
  2. In–Situ and Ex–Situ Conservation of Aquilaria and Gyrinops: A Review
  3. Agarwood Bibliography A Compilation of Abstracts on Agarwood Studies   
  4. Status Taksonomi dan Populasi Jenis-Jenis Aquilaria dan Gyrinops
  5. Manual Pembangunan Plot Konservasi Eks-Situ Jenis-Jenis Tanaman Penghasil Gaharu


 

Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi

URL : http://puskonser.litbang.dephut.go.id atau atau  http://puskonser.or.id

 Jl. Gunung Batu No. 5,  Po. Box. 165, Bogor 16610, Telp. 0251- 8633234, 520067,  Fax.  0251 - 8638111

 

 

http://www.forda-mof.org/ atau http://litbang.dephut.go.id/

Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

Forestry Research and Development Agency (FORDA)

 

 

Penulis : Lukman Hakim