Dientry oleh priyo - 10 August, 2015 - 2673 klik
Dialog Mingguan: Badan Litbang dan Inovasi Menjawab Tantangan Terkini

FORDA (Jakarta, 10/08/2015)_ Dialog mingguan ini adalah forum yang sangat penting bagi Badan Litbang dan Inovasi (BLI) karena pada kesempatan ini adalah kesempatan pertama bisa mengekspose apa-apa yang selama ini sudah, sedang dan akan dikerjakan oleh BLI. Hal tersebut di sampaikan oleh Dr. Henry Bastaman, M.Es., Kepala Badan Litbang dan Inovasi (BLI), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada kegiatan “Dialog Mingguan”  KLHK di Ruang Rapat Utama, Blok I lantai IV Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, senin (10/08).

Kabadan mengatakan bahwa ini adalah suatu badan, satu entitas baru yang mempunyai tantangan besar untuk bisa menterjemahkan bagaimana litbang selama ini dilakukan dan bisa menjawab tantangan terkini.

“Istilah inovasi adalah baru, di kedua kementerian terdahulu (Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup) tidak ada. Ini yang menjadi salah satu hal yang menjadi penekanan bagaimana hasil-hasil penelitian dan pengembangan bisa masuk ranah inovasi,”kata Kabadan

“Kami sedang betul-betul bekerja keras agar bisa mengartikulasikan istilah inovasi dalam kontek Kementerian LHK sehingga hasil-hasil litbang betul-betul bisa memberikan kontribusi di berbagi aspek yang terkait dengan Kementerian LHK,”tegas Kabadan

Lebih lanjut Kabadan mengatakan bahwa sekarang ada penekanan yang lebih di berbagai forum, Ibu Menteri LHK megharapkan betul bahwa dasar kebijakan KLHK mempunyai reference litbang. Ini memberikan tantangan kepada kita bagaimana dan apa-apa yang dikeluarkan KLHK mempunyai basis litbang, sehingga hal ini mempunyai arti penting memposisikan litbang dan inovasi.

Sesuai dengan Perpres 16 /2015, BLI mempunyai tugas menyelenggarakan penelitian, pengembangan, dan inovasi di bidang lingkungan hidup dan kehutanan .

BLI merupakan merupakan pengabungan 2 (dua) Kementerian yaitu Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup. Penggabungan 4 unit eselon dua Badan Litbang Kehutanan dengan Pusarpedal (Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan) yang ada di Kementerian Lingkungan Hidup menjadi BLI,”tegas Kabadan

“Setelah bergabungnya lingkungan hidup maka masuk aspek-aspek non kehutanan yaitu lingkungan yang memberikan satu pengayaan yang lebih luas sehinga BLI mencakup satu area yang sangat luas oleh karenanya kita dalam kurun waktu sekarang terus menterjemahkan apa-apa yang harus dilakukan,”ungkap Kabadan

BLI mempunyai wilayah kerja seluruh aspek yang ada di seluruh Kementerian LHK. Oleh karena itu, menurut Kabadan mandat yang pertama BLI adalah mendukung pelaksanaan Kegiatan Eselon I yang lain dan secara internal seluruh formulasi kebijakan yang dilakukan oleh Kementerian LHK harus mempunyai basis reference litbang yang dilakukan oleh BLI,”kata Kabadan

Kedua BLI adalah mengembangkan IPTEK dan menerapkannya sampai produk tersebut digunakan dan ketiga adalah mendukung Pemerintah Daerah.

“Salah satu yang dapat kami informasikan bahwa BLI ada 2 (dua) Balai Besar dan 13 Balai Penelitian yang tersebar di seluruh Indonesia. Yang paling jauh di ujung timur di Manokwari dan ujung barat di Aek Nauli. Balai Besar ada di Jogja dan Samarinda. Ini adalah unit-unit di daerah yang secara langsung mendukung pemerintah daerah,” kata Kabadan

Lebih lanjut Kabadan mengatakan bahwa yang coba sekarang dikembangkan adalah bagaimana BLI menjadi center of excellent  dari Kementerian LHK. Sedangkan dari sisi penyebarluasan hasil litbang, instrumen yang selama ini dimiliki ada 5 (lima) instrumen yaitu ; 1) Pertemuan bilateral dengan seluruh unit kerja di KLHK; 2) Diseminasi hasil dengan tema-tema hasil litbang yang disampaikan ke berbagai pihak apakah itu swasta/masyarakat dan internal KLHK ; 3) Publikasi hasil penelitian melalui forum-forum ilmiah atau melalui jurnal-jurnal ilmiah; 4) Kegiatan pengembangan dan inovasi dengan melibatkan calon pengguna agar dapat digunakan secara praktis; dan 5) Jejaring kerja dengan calon pengguna.

Menurut Kabadan, ada beberapa dukungan untuk menjawab tantangan terkini yang sedang aktual yaitu ; 1) IPTEK untuk mitigasi dan adaptasi dampak El Nino; 2) Metode Perhitungan Karbon dengan INCAS (Indonesia Carbon Accounting System); 3) Pengembangan bioenergi dari tanaman hutan; 4) Pengembangan sutera alam; 5) Pengembangan gaharu; 6) Pengembangan masyarakat pelestari hutan dengan mikrohidro; 7) Hasil kajian data pemantauan kualitas udara, sungai, danau  dan limbah B3 dan laboratorium rujukan nasional dan 8) Metode dan pengembangan parameter IKLH (Indeks kualitas Ling.Hidup), Indeks Pembangunan Berkelanjutan, serta Pola Produksi dan Konsumsi berkelanjutan.

Sedangkan sebelumnya Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Sekretariat Jenderal Kementerian LHK, Dr. Ir. Eka Widodo Soegiri, M.M dalam pembukaan dialog mingguan mengatakan bahwa ini adalah kedua kali kita melakukan dialog 2 (dua) mingguan, sebelumnya konservasi SDA dan ekosistem dan ini kita membahas penelitian dan inovasi LHK.

Sasaran program/kegiatannya yaitu penyiaran dan penyebarluasan informasi pembangunan LHK,”kata Eka.

Lebih lanjut Eka mengatakan bahwa pemberitaan mengenai Kementerian LHK per tanggal 17- 31 juli 2015 dengan klasifikasi positif 154 berita (68%), negatif 54 berita (24%) dan netral 17 berita (8%) dengan subtansi tupoksi sesuai dengan eselon 1 lingkup Kementerian LHK.

Eka berharap dialog mingguan ini bisa membangun persepsi semua pihak untuk mengetahui khususnya media masa untuk mengetahui lebih jauh dan lebih dalam apa yang dikerjakan oleh BLI dan apa kontribusinya terhadap pembangunanm LHK dan kesejahteraan masyarakat.

Dialog mingguan di ikuti oleh semua Puslitbang lingkup BLI yaitu Puslitbang Hutan, Puslitbang Hasil Hutan, Puslitbang Sosek, Kebijakan dan Perubahan Iklim dan Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan dan seluruh perwakilan eselon 1 lingkup KLHK serta 16 media masa nasional.

Materi terkait;

  1. Dialog Mingguan KLHK dengan Media Masa
  2. Badan Litbang dan Inovasi Menjawab Tantangan Terkini
Penulis : Priyo Kusumedi