Dientry oleh priyo - 20 October, 2015 - 2890 klik
Pembukaan 3rd INAFOR: Peneliti Harus Berpikir Jauh ke Depan

FORDA (Bogor, 21/10/2015)_Dr. Ida Bagus Putera Pratama, Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (Dirjen PHPL) menyatakan bahwa peneliti harus berpikir jauh ke depan, terutama dalam bidang penelitian. Hal ini dikemukakan pada saat mewakili Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Men-LHK) memberikan sambutan pada acara pembukaan International Conference of Indonesia Forestry Research (INAFOR) ke-3 tahun 2015 di di Ballroom IPB International Convention Center, Bogor, Rabu (21/10).

“Peneliti kita untuk be honest broker of decision making (perantara yang jujur dalam pengambilan keputusan). Dimana ini akan menjadi opsi terbaik dari pilihan keputusan yang akan diambil,”kata Putera.   

Selain itu, Putera juga mengingatkan bahwa masih banyak permasalahan atau tantangan yang harus dipecahkan dan dihadapi oleh peneliti, antara lain adalah masalah kebakaran  hutan, pengelolaaan pengolahan lahan gambut serta HHBK dan jasa lingkungan untuk menjadi produk kehutanan yang bernilai tinggi.

Namun demikian, Putera berharap bahwa hasil iptek yang telah dihasilkan oleh BLI harus segera disebarkan kepada masyarakat dan disebarkan ke peneliti lain untuk lebih ditingkatkan hasil penelitian yang telah tercapai tersebut, sehingga akan lebih menghasilkan Iptek yang lebih bermanfaat. Oleh karena itu, Putera menyambut baik adanya kegiatan INAFOR ini sebagai wadah sharing informasi dan pengetahuan.

“Saya harapkan sharing informasi dan pengalaman dari Invited Guest Speaker dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.dan kegiatan ini bisa menjadi pendorong BLI untuk makin berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia,”kata Putera.

Di pihak lain, Dr. Ira  Nurhayati Djarot, Direktur Sistem Riset dan Pengembangan, Kemenristek menyatakan bahwa bahwa konferensi ini sangat penting untuk berbagi informasi kepada forum. Dan berharap bahwa hasil akan lebih membawa semua hasil penelitian ke level internasional.

Di sisi lain, Prof. Iskandar Zulkarnaen, Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan bahwa dalam melaksanakan hasil penelitian tersebut, peneliti harus mempunyai karakter yang baik dan beretika, sehingga akan membawa peneliti yang baik dan bermanfaat serta berguna bagi masyarakat.

“Dimana etika itu adalah cara berpikir dan bertingkah laku dalam komunitas yang didasarkan pada prinsip moral,” kata Iskandar.

Lebih lanjut, Iskandar berkata bahwa peneliti dengan etika yang baik maka akan bisa sharing informasi dan pengetahuan kepada peneliti  yang lain. Dan dalam konferensi ini sangat dibutuhkan peneliti-peneliti yang beretika baik tersebut.

Diketahui bahwa INAFOR ke 3 tahun 2015 yang bertemakan “Forestry research to support sustainable timber production and self-sufficiency in food, energy, and water” merupakan ajang pertemuan puncak peneliti kehutanan se-Indonesia, baik dari institusi kehutanan pemerintah maupun swasta di Indonesia serta dunia internasional. Dimana ini merupakan ajang pertukaran informasi dan pengetahuan antar ilmuwan.

“Untuk memberikan sharing pengalaman dan memperluas wawasan peneliti Indonesia, enam scientist internasional sengaja kami undang sebagai pembicara tamu pada konferensi internasional ini, yaitu dari IUFRO, Tropenbos Internasional, APAFRI/FRIM, CIFOR, ICRAF dan KISHUGU,” kata Ir. Tri Joko MUlyono, MM, Sekretaris Badan LItbang dan Inovasi.

Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 21-22 Oktober tersebut, diikuti oleh kurang lebih 600 orang yang terdiri dari berbagai institusi, perusahaan swasta kehutanan dan BUMN, LSM, Instansi pemerintah serta undangan dari seluruh mitra BLI, KLHK. Pada kegiatan INAFOR ke-tiga ini juga dilaksanakan side event pameran foto riset, pameran hasil litbang, dan kongres Himpenindo. Pameran hasil litbang diikuti oleh seluruh satuan kerja lingkup BLI dan beberapa mitra kerjasama seperti CIFOR, FCPF, GIZ-FORCLIME, FORIS dan ITTO  ***THS.

 

Materi terkait :

a. Keynote Speaker:

Ethics for Building Good Character Researchers by Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain

b. Invited- Guest Speaker

  1. Connecting Forest Scientist-the role of IUFRO by Prof. Bjorn Hanel
  2. Landscape, Forest Management, and Environment by Prof. Dr. R.G.A Rene Boot
  3. Challeinges Research Collaboration and Networking in the Asia Pacific Region – the Experiences of FRIM and APAFRI by Dr. Si, Heok-Choh
  4. Landscape Approach for Forestry Management Policy by Jhon Colmey
  5. Agroforestry Rules on Forest Landscape Management by Prof. Meine Van Noordwijk
  6. The implementation of the Working on Fire Programme : to alleviate rural poverty athrough nd the impatcs of fire through building a dedicated national wildfire firefighting capacity in south Africa by Nico OOsthuzen

Artikel terkait:

  1. Siaran Pers: 3rd INAFOR 2015
  2. 21 Jalinan Kerjasama Riset di tandatangani di INAFOR ke 3
Penulis : Tri Hastuti Swandayani