Dientry oleh Rizda - 06 July, 2012 - 3179 klik
Teknologi Bioinduksi Gaharu untuk Memanfaatkan Zona Penyangga di TNTP sebagai Zona Agroforestry

FORDA (Bogor, 6 Juli 2012)_Pemanfaatan zona penyangga di TN Tanjung Puting (TNTP) sebagai zona agroforestry bagi masyarakat di sekitar kawasan merupakan tujuan dari Pelatihan Teknologi Bioinduksi Gaharu di TNTP, Kalimantan Tengah pada 4 s/d 5 Juni 2012 lalu. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh TNTP bekerjasama dengan Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi (PuskonseR). Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan membuka peluang bagi kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan sehingga mampu mencegah maraknya pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit dengan merambah dan menganggu kawasan TN.

Untuk itu, PuskonseR menugaskan dua orang penelitinya sebagai instruktur pada pelatihan gaharu tersebut, yaitu Dr. Erdy Santoso dan Dr. Maman Turjaman. Hari pertama pelatihan diisi dengan paparan materi pelatihan yang meliputi Budidaya Gaharu dan Teknik Bioinduksi Gaharu yang dilanjutkan dengan praktek inokulasinya pada hari kedua. Dari diskusi yang dinamis dengan para peserta diketahui bahwa budidaya sudah tidak ada masalah di sana, karena sudah ada kelompok tani yang menyediakan bibit gaharu yang dapat diperjual-belikan. Terdapat lebih dari 100 ribu batang bibit gaharu yang sudah ditanam di sana.

“Proses produksi gaharu berkualitas ditentukan oleh kondisi jenis isolat jamur pembentuk gaharu yang diaplikasikan, genetik pohon penghasil gaharu dan faktor lingkungan tempat tumbuh pohon tersebut”, demikian disampaikan oleh Dr. Erdy Santoso, salah satu instruktur pada pelatihan tersebut.

Beliau juga mengingatkan agar tidak menjadikan pohon penghasil gaharu sebagai penghasilan utama sehari-hari karena itu merupakan penghasilan jangka panjang. Untuk penghasilan sehari-hari, akan lebih baik jika petani mengembangkan agroforestry. “Namun, harga minyak gaharu yang cukup mahal di pasaran internasional bisa menjadi alternatif lain bila petani tidak sabar menunggu hasil induksi gaharunya. Petani dapat memproduksi bahan baku minyak gaharu dari hasil suntikan yang telah berumur sekitar satu tahunan”, jelas Erdy Santoso.

Acara yang dibuka oleh Sekda Kabupaten Seruyan, Sutrisno SH dan Kepala TNTP, Soewignyo tersebut dihadiri sekitar 80 orang peserta dari berbagai kalangan, seperti petani, penyuluh, guru SMK,  LSM, TNI, Polisi dan pimpinan adat serta pegawai pemda. Di akhir acara, kegiatan yang diinisiasi oleh pihak TN Tanjung Puting sejak tahun 2011 tersebut ditutup dengan dibentuknya kelompok tani gaharu yang beranggotakan para peserta pelatihan gaharu tersebut dengan pembimbing teknis berasal dari TN Tanjung Puting. (RH)***

Sumber berita dan foto: Dr. Maman Turjaman (PuskonseR)