Dientry oleh admin - 31 August, 2012 - 4369 klik
Cuka Kayu Hasil Litbang Pustekolah Efektif Kendalikan Penyakit Tanaman Hutan

cukaPustekolah (Bogor, 31/08/12)_Cuka kayu hasil litbang Pustekolah terbukti efektif untuk pencegahan dan pemberantasan penyakit bercak daun pada bibit. Bahkan aplikasi cuka kayu untuk perendaman benih dan penyiraman media tabur mampu menurunkan tingkat serangan lodoh pada semai hingga 60-90%.

Ir. Moch. Gunung Hidayat, MM, Kepala Litbang Perhutani di Cepu menyampaikan informasi tersebut kepada Kepala Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan (Pustekolah) melalui surat resmi pada Juli 2012 lalu.

Cuka kayu merupakan salah satu hasil litbang Pustekolah yang mendapatkan setifikat paten. Hasil penelitian ini juga banyak diminati, baik oleh masyarakat dan perusahaan. Terbukti dari banyaknya permintaan bantuan teknis produksi cuka kayu baik dari kelompok masyarakat, pemerintah daerah, maupun perusahaan.

Pusat Litbang Perhutani Cepu sejak tahun 2007 bekerjasama dengan Puslitbang Peningkatan Produktifitas Hutan (Pusprohut) telah melakukan penelitian aplikasi pemanfaatan cuka kayu untuk mengendalikan penyakit bercak daun. Aplikasi cuka kayu efektif untuk mencegah serangan bercak daun pada bibit sehat, maupun mengendalikan serangan ringan, menengah hingga parah/berat.

Selain untuk mengendalikan bercak daun, Pusat Litbang Perhutani Cepu juga mengaplikasikan cuka kayu untuk mengendalikan penyakit lodoh pada bibit. Selain menurunkan tingkat serangan lodoh pada semai, aplikasi tersebut juga mampu mempercepat waktu perkecambahan dan meningkatkan keseragaman waktu berkecambah. Lebih lanjut dilaporkan bahwa penggunaan cuka kayu pada media sapih juga terbukti mampu menurunkan serangan lodoh pada bibit hingga 38-44%.

Saat ini, Perhutani telah mampu memproduksi sendiri cuka kayu dengan kapasitas produksi sebesar 30-40 liter/ hari. Dr. Ir. Putera Parthama, M.Sc. Kepala Pustekolah menyampaikan bahwa Pustekolah siap melakukan pendampingan teknis produksi cuka kayu yang berkualitas, apabila terdapat kendala yang dihadapi oleh Perhutani dalam produksi cuka kayunya. (SS)***