SEKILAS INFO
- Strategi Media Sosial BP2TSTH dalam Penyebaran Informasi Litbang – Baca Selanjutnya
- FORDA Survey – Baca Selanjutnya
- Laporan Kinerja BLI Tahun 2017 (informasi pelaksanaan kegiatan di BLI) – Baca Selanjutnya
- Berbagai Potensi dan Peluang Penelitian bagi Mahasiswa di BP2LHK Aek Nauli – Baca Selanjutnya
- Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu – Baca Selanjutnya
- PUI 2018, Balitek DAS akan Bersinergi dengan B2P2BPTH Yogyakarta – Baca Selanjutnya
Dientry oleh
admin -
29 September, 2012 -
1752 klik
Presiden SBY Terima Penghargaan Lingkungan di New York
SIARAN PERS
Nomor : S.549/PHM-1/2012
Presiden SBY Terima Penghargaan Lingkungan di New York
Nomor : S.549/PHM-1/2012
Presiden SBY Terima Penghargaan Lingkungan di New York
Presiden SBY menerima penghargaan “Valuing Nature Award” dari tiga organisasi lingkungan dan konservasi terkemuka yaitu The Nature Conservancy (TNC), World Resources Institute (WRI) dan World Wildlife Fund (WWF), dalam sebuah jamuan makan malam pada tanggal 24 September 2012 di New York, bertepatan dengan perhelatan Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Penghargaan tersebut diberikan atas kepeloporan SBY dalam menyadari pentingnya sumber daya alam dan bekerja untuk menjaga kelestariannya. Ketiga organisasi tersebut mengakui kiprah penting Presiden Yudhoyono dalam menghargai alam dan mengharapkan Indonesia akan terus melanjutkan kepemimpinan yang nyata di bidang konservasi.
Presiden Yudhoyono secara khusus diakui kepemimpinannya dalam membentuk Prakarsa Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle Initiative on Coral Reef, Fisheries and Food Security/CTI) yang bersifat multilateral guna melestarikan sumber daya laut dan pesisir yang luar biasa di enam negara: Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor-Leste. Wilayah ini merupakan salah satu daerah yang paling beragam secara biologis, menjadi rumah bagi lebih dari 75 persen spesies karang yang dikenal dan lebih dari 37 persen ikan terumbu karang.
Sumber daya ini menyediakan lapangan kerja, sumber makanan dan peluang bisnis bagi jutaan orang di wilayah tersebut. Dimotori oleh Presiden Yudhoyono, Prakarsa Segitiga Terumbu Karang menyatukan kemitraan yang belum pernah terjadi sebelumnya antara pemerintah dengan sektor publik, sektor swasta, LSM dan lainnya, dan menawarkan model untuk mengkaitkan konservasi laut dengan kesehatan, kesejahteraan dan ketahanan pangan masyarakat lokal.
Di bawah pemerintahan Presiden Yudhoyono, Indonesia telah berikrar untuk mencapai 10 juta hektar kawasan perlindungan laut pada tahun 2010 dan 20 juta hektar pada tahun 2020, di mana perlindungan dan pendanaannya akan diterapkan secara ketat. Sampai saat ini, Indonesia telah mencapai 13,4 juta hektar kawasan perlindungan laut, jauh melebihi target 10 juta hektar pada tahun 2010.
Jakarta, 27 September 2012
Kepala Pusat
Ir. Sumarto, MM.
NIP. 19610708 198703 1 002
Presiden Yudhoyono secara khusus diakui kepemimpinannya dalam membentuk Prakarsa Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle Initiative on Coral Reef, Fisheries and Food Security/CTI) yang bersifat multilateral guna melestarikan sumber daya laut dan pesisir yang luar biasa di enam negara: Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor-Leste. Wilayah ini merupakan salah satu daerah yang paling beragam secara biologis, menjadi rumah bagi lebih dari 75 persen spesies karang yang dikenal dan lebih dari 37 persen ikan terumbu karang.
Sumber daya ini menyediakan lapangan kerja, sumber makanan dan peluang bisnis bagi jutaan orang di wilayah tersebut. Dimotori oleh Presiden Yudhoyono, Prakarsa Segitiga Terumbu Karang menyatukan kemitraan yang belum pernah terjadi sebelumnya antara pemerintah dengan sektor publik, sektor swasta, LSM dan lainnya, dan menawarkan model untuk mengkaitkan konservasi laut dengan kesehatan, kesejahteraan dan ketahanan pangan masyarakat lokal.
Di bawah pemerintahan Presiden Yudhoyono, Indonesia telah berikrar untuk mencapai 10 juta hektar kawasan perlindungan laut pada tahun 2010 dan 20 juta hektar pada tahun 2020, di mana perlindungan dan pendanaannya akan diterapkan secara ketat. Sampai saat ini, Indonesia telah mencapai 13,4 juta hektar kawasan perlindungan laut, jauh melebihi target 10 juta hektar pada tahun 2010.
Jakarta, 27 September 2012
Kepala Pusat
Ir. Sumarto, MM.
NIP. 19610708 198703 1 002