Dientry oleh admin - 05 October, 2012 - 3195 klik
IPTEK yang Solutif, Aplikatif dan Ekonomis untuk Hutan Lestari dan Rakyat Sejahtera

geltek2012FORDA (Semarang, 02/10/12)_ Para peneliti kehutanan diharapkan selalu menghasilkan iptek tepat guna yang solutif, aplikatif dan ekonomis untuk untuk kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat.

“Solutif artinya  memberikan alternatif pemecahan permasalahan yang dihadapi. Aplikatif, harus mudah dilaksanakan semua pemangku kepentingan. Ekonomis, kemanfaatannya harus benar-benar memberikan hasil yang nyata dalam mendukung tumbuhnya ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” kata Dr. Sri Puryono, K.S., M.P, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah  Provinsi Jawa Tengah, di Semarang, Selasa (2/10).

Mewakili Gubernur Jawa Tengah dalam acara pembukaan Gelar Teknologi Litbang Kehutanan dan Lokakarya Pengembangan Penyuluhan Kehutanan 2012,  Sri Puryono berpesan,“Peneliti teruslah bekerja dan berkarya menciptakan teknologi kehutanan bagi kemaslahatan masyarakat dan keselamatan lingkungan alam hutan kita.”

Harapan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tersebut disambut baik oleh Badan Litbang Kehutanan. “Para peneliti kami juga selalu siap untuk mengawal penyelenggaraan pengelolaan hutan,” kata Dr. Iman Santoso, Kepala Badan Litbang Kehutanan di Semarang, Selasa (2/10).

Badan Litbang Kehutanan sebagai institusi penelitian di bawah Kementerian Kehutanan akan selalu memberi dukungan untuk terwujudnya Pengelolaan Hutan yang Lestari dan Masyarakat Sejahtera. “Badan Litbang Kehutanan selalu terbuka dan siap untuk memberikan dukungan IPTEK manakala dibutuhkan, termasuk menyediakan informasi untuk antisipasi terhadap permasalahan kehutanan yang mungkin muncul di kemudian hari, “ tegas Iman.

Sri Puryono juga mengharapkan agar hasil penelitian dapat dipublikasikan dan disosialisasikan kepada masyarakat, sehingga dapat dipergunakan semua pihak untuk pengelolaan hutan yang lebih baik. Oleh karena itu, peran penyuluh kehutanan sangat penting untuk mendiseminasikan hasil penelitian tersebut kepada pengguna. “Para penyuluh, informasikan hasil penelitian dengan bahasa yang lugas dan mudah dipahami masyarakat, ” tegas Puryono.

Lebih lanjut Puryono mengajak untuk memperkuat sinergitas dan kerjasama antar pihak terkait , agar sumber daya hutan semakin berdaya guna untuk mendukung terwujudnya hutan lestari dan rakyat sejahtera. “Jadikan kegiatan ini sebagai ajang tukar pendapat, mencari jalan terbaik dan solusi bagi penyelesaian permasalahan kehutanan di Jawa Tengah,” katanya.

Sejalan dengan ajakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tersebut, Iman menyatakan, untuk mewujudkan sinergitas para pihak tersebut secara berkesinambungan, kegiatan ini harus menjadi proses yang berkelanjutan. 

“Kami berharap akan terjadi interaksi  dan komunikasi timbal balik antara peneliti dan penyuluh kehutanan serta pengguna hasil penelitian, sehingga bisa dicapai sinergitas untuk didarmabaktikan bagi kepentingan daerah,” kata Iman Santoso.

Kegiatan yang dihadiri sekitar 250 peserta penyuluh, kelompok masyarakat, pelaku usaha dan pemda lingkup Provinsi Jawa Tengah tersebut, menyajikan 16 materi IPTEK kehutanan hasil Badan Litbang Kehutanan.  Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendiseminasikan hasil litbang guna memenuhi kebutuhan teknologi di tingkat lapangan. Selain itu juga dimaksudkan untuk menyusun rencana pengembangan penyuluhan dalam rangka meningkatkan peran penyuluhan kehutanan untuk menunjang keberhasilan pembangunan di sektor kehutanan.(DP)***

 

Materi Gelar Teknologigeltek2012

Informasi umum

Sambutan Kepala Badan Litbang Kehutanan

Gelar Teknologi Umum

  1. Alat Ukur Volume Pohon Berdiri
  2. Teknik Bioinduksi Gaharu
  3. Penyakit Karat Puru dan Cabuk Lilin
  4. Budidaya Bambu

Gelar Teknologi Khusus

  1. Budidaya Madu
  2. Pengembangan Hibrid Ulat Sutera
  3. Teknik Penangkaran Rusa Timor
  4. Teknik Pembuatan Bambu Lamina            
  5. Teknik Pembuatan Arang dan Cuka Kayu serta Aplikasinya
  6. Identifikasi Areal Potensi Banjir dan Tanah Longsor
  7. Teknik Silvikultur Sengon Laut
  8. Teknik Silvikultur Jabon
  9. Pengembangan Kelembagaan Hutan Rakyat
  10. Kayu dan HHBK sebagai Insentif Pengembangan Hutan Rakyat Sengon di Pati
  11. Penatausahaan Pemasaran Kayu Rakyat
  12. Peranan Hutan Rakyat dalam Mitigasi Perubahan Iklim Sektor Kehutanan