Dientry oleh Editor - 01 December, 2012 - 4817 klik
Konservasi Berbasis Kearifan Lokal

sambojaBPTKSDA (Balikpapan, 29/11/12)_Indonesia memiliki hutan konservasi dan hutan lindung seluas kurang lebih 27 % dari luas total hutan Indonesia.  Kawasan konservasi yang terbagi menjadi 10 macam hingga tahun ini sudah mencapai sekitar 27, 5 juta hektar, cukup luas.  Namun demikian masih banyak permasalahan dan tantangan di lapang.  

Melihat besarnya permasalahan yang dihadapi muncul pertanyaan besar: adakah model konservasi ala Indonesia?  Dalam seminar yang diadakan oleh Balitek KSDA Samboja bekerjasama dengan Sekretariat Badan Litbang tanggal 29 Nopember 2012, di Hotel Grand Senyiur Balikpapan pertanyaan itu dielaborasi lebih mendalam dan konseptual.

Pembicara utama, Prof Dr. Sambas Basuni ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata   Fakultas Kehutanan IPB dan Dr. Satyawan Pudyatmoko  Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada, secara jelas mengungkapkan “sangat bisa dirumuskan” berdasar banyaknya kekayaan kearifan tradisional yang dimiliki Indonesia. Dalam seminar ini Prof. Dr. Sambas Basuni menyampaikan makalah Konservasi Berdasar Kearifan Tradisional, sedangkan Dr Satyawan Pudyatmoko menyampaikan pemikirannya berjudul Mencari Arah Baru Konservasi di Indonesia.

Seminar yang banyak melahirkan permikiran baru dan menantang ini, dihadiri oleh para pihak yang berkaitan dengan upaya-upaya konservasi sumberdaya alam, baik dari pemerintah pusat,  akademisi universitas, dinas kehutanan, Badan Lingkungan Hidup, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah, lembaga swadaya masyarakat dan awak media.  Kepala Puskonser, Ir. Adi Susmianto, M.Sc dalam sambutan penutup menyatakan akan menindaklanjuti seminar ini dengan melakukan Focus Group Discussion dan berharap bisa menjadi masukan bagi draft review UU tentang Keanekaragaman Hayati.

Banyak hal yang menarik dan penting terkait konservasi yang dipresentasikan serta didiskusikan dalam kegiatan seminar ini. Sebagai institusi penghasil IPTEK Kehutanan, dalam sesi khusus para peneliti dari Balitek KSDA Samboja juga akan menyampaikan berbagai hasil riset diantaranya mengenai (1) Identifikasi Jenis Lokal untuk Mendukung Kegiatan Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang dan (2) Nilai keberadaan Hutan Lindung Pulau Tarakan dalam Pemanfaatan Aliran Air.

Bagi yang belum mengetahui mengenai dua spesies tanaman Kibeusi dan Kempis, peserta  dapat mengetahuinya dari penyampaian makalah mengenai (3) Habitat dan Populasi Kibeusi dan Kempis di Kalimantan Timur, serta (4) Keanekaragaman Fungi Makro dan (5) Kajian Keberhasilan Pelepasliaran Orang Utan.

Tim perumus dalam salah satu pointnya sepakat  bahwa keberhasilan pengelolaan konservasi baik di kawasan konservasi maupun di luar kawasan konservasi sangat ditentukan oleh dukungan masyarakat beserta kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. 

Melalui kesimpulan yang ditarik berdasarkan hal-hal di atas, sudah saatnya kita mengembangkan konsep konservasi dalam arti luas untuk mendukung pemanfataan sumberdaya alam hayati secara berkelanjutan dengan prinsip optimalisasi dan efisiensi pemanfaatan sesuai dengan daya dukung kawasan. (NS)***