Dientry oleh Editor - 22 January, 2013 - 2295 klik
Pembinaan Kepala Badan Litbang Kehutanan di BPK Manado

ManadoBPKMa (Manado, 12/01)_Kepala Badan litbang Kehutanan Dr. Ir. Iman Santoso, M.Sc berkunjung ke Balai Penelitian Kehutanan Manado. Kunjungan kali ini merupakan rangkaian kegiatan beliau setelah mendampingi Menteri Kehutanan ke Provinsi Gorontalo. 

Pertemuan yang dihadiri oleh Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Kepala Seksi Kelembagaan Balai Pengelolaan DAS Tondano, perwakilan dari Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan pegawai Balai Penelitian Kehutanan Manado dilaksanakan dalam rangka share kegiatan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kehutanan lingkup Sulawesi Utara agar terjadi sinergi pengelolaan dan konservasi hutan di Sulawesi Utara.

“Kekayaan alam Indonesia yang sangat melimpah seharusnya menjauhkan bangsa ini dari kemiskinan. Pertumbuhan pohon di negara kita empat kali lipat jika dibandingkan dengan negara subtropis, oleh karena itu jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan menanam," kata Dr. Ir. Iman Santoso, M.Sc Kepala Badan Litbang Kehutanan.

Kepala Badan Litbang Kehutanan sangat mengapresiasi kerjasama yang telah dibangun antara Balai Penelitian Kehutanan Manado dengan Balai Pengelolaan DAS Tondano tentang pengelolaan persemaian permanen. ”Pelibatan peneliti BPK Manado dalam menciptakan bibit unggul di persemaian permanen merupakan  bentuk nyata pengabdian peneliti kepada masyarakat dan negara Indonesia,“ lanjut Dr. Ir. Iman Santoso, M.Sc.

Selain dengan BPDAS Tondano Kerjasama, BPK Manado juga telah membina kerjasama dengan BKSDA Sulawesi Utara antara lain tentang Penangkaran fauna langka anoa dan nuri Talaud, penanaman jenis-jenis pohon endemik Sulut maupun jenis non endemik yang mulai langka di Taman Wisata Alam Batu Angus yang merupakan wilayah kerja BKSDA Sulawesi Utara. Harapan BKSDA kepada BPK Manado adalah terjalin kerjasama konservasi dan budidaya anggrek endemik Sulawesi Utara. BKSDA Sulawesi Utara menghadapi kesulitan dalam hal konservasi jenis anggrek.

Paparan kerjasama ini berhasil mencuri perhatian Bapak Kabadan sehingga muncul ide untuk membangun penangkaran spesies dilindungi untuk dimanfaatkan sehingga menjadi terobosan baru dalam penyediaan pangan, misalnya daging anoa sehingga muncul rumah makan “Steak Anoa”. Tidak hanya itu, peneliti BPK Manado pun harus mengembangkan ilmu sehingga memudahkan rekan-rekan BKSDA Sulut dalam melakukan upaya konservasi serta BPDAS Tondano dalam upaya rehabilitasi hutan. Temuan metode baru yang praktis dan mudah diaplikasikan di lapangan merupakan salah satu outcome nyata seorang peneliti.(MF)***