Dientry oleh Editor - 20 April, 2013 - 2621 klik
International Cooperative Biodiversity Group- ICBG 2009-2013: Capaian dan Pembelajaran

icbgPuskonser (San Francisco, 23/03/13)_ Menjelang berakhirnya MoU International Cooperative Biodiversity Group- ICBG antara Indonesia dengan Amerika Serikat pada Mei 2013 mendatang, diselenggarakan annual meeting pada 19-22 Maret 2013 di University of California – Davis, USA.

International Cooperative Biodiversity Group (ICBG) merupakan kerjasama penelitian antara Badan Litbang Kehutanan, LIPI, ITB dan University of California - Davis, USA, yang dibagi ke dalam empat program (Associate Program/AP).

Annual meeting tersebut bertujuan mengevaluasi capaian dan efektifitas kinerja serta dampak manfaat bagi para pihak yang terlibat dalam kerjasama dan merancang kemungkinan kerjasama berikutnya. Dalam pertemuan, dipaparkan dan didiskusikan hasil capaian dari setiap Associate Program/AP.

Pertemuan dilanjutkan dengan evaluasi dan revisi/amandemen MoU dan MTA (Material Transfer Agreement) oleh Advisory Board menyangkut prinsip kesetaraan, saling menguntungkan, transparansi dan pengendalian. Advisory Board dan para peneliti melakukan brainstorming untuk menggagas kelanjutan kerjasama ICBG pasca berakhirnya MoU pada bulan Mei 2013.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh 4 advisory board Indonesia yakni Dr. Iman Santoso, Kepala Badan Litbang Kehutanan; Ir. Adi Susmianto, M.Sc, Kepala Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi (Puskonser); Dr. Nuramaliati Prijono, Deputi LIPI; dan Dr. Bambang Sunarko, Kepala Pusat Litbang Biologi-LIPI. Pertemuan tersebut juga dihadiri Konsulat Jenderal RI untuk San Francisco yakni  Asianto Sinambela.

Pertemuan ini dihadiri oleh peneliti terkait dari Indonesia, yakni Prof. Elizabeth A. Wijaya (LIPI) wakil dari AP1, Dr. Irnayuli Sitepu (FORDA)  dan Atit Kanti, M.Sc (LIPI) wakil dari AP2 dan Dr. Heddy Julistiono  dan Arif Nurkanto (LIPI) wakil dari AP3, serta Dr.Hendra Gunawan (FORDA) leader AP4 dan Prof. Eko Baroto co-leader AP4.

Kerjasama ICBG

International Cooperative Biodiversity Group (ICBG) merupakan kerjasama penelitian antara Badan Litbang Kehutanan, LIPI, ITB dan University of California - Davis, USA, yang dibagi ke dalam empat program (Associate Program/AP) yaitu :

AP-1   :  Survei keanekaragaman hayati (Leader : Andrew Engilis Jr. (zoologist), Curator of  Museum of Wildlife and Fisheries Biology,  UC Davis; Prof. Dr. Rosichon Ubaidilah, LIPI; Prof. Dr. Elizabeth A. Widjaja, LIPI).

AP-2   :  Survei mikroba untuk menemukan solusi masalah energi (Leader: Kyria Boundy-Mills, Curator of the Phaff Yeast Culture Collection, UC Davis; Dr. Irnayuli Sitepu, Badan Litbang Kehutanan; Atit Kunti, M.Sc, LIPI)

AP-3   :  Penelitian untuk menemukan solusi masalah kesehatan (Leader: Len Bjeldanes, Professor, UC Berkeley; Dr. Heddy Julistiono, LIPI; Dr. Leonardus Kardono, LIPI).

AP-4   :  Peningkatan pengetahuan dan kepedulian masyarakat lokal untuk mendukung kelestarian keanekaragaman hayati (Leader: Dr. Hendra Gunawan, Peneliti Utama Badan Litbang Kehutanan; Prof. Dr. Eko Baroto Waluyo, LIPI; Dr. Endah Sulistyawati, ITB).Lokasi penelitian ICBG di lapangan adalah Pegunungan Mekongga yang terletak di wilayah Kabupaten Kolaka dan Kolaka Utara, dan kawasan Papalia di Provinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi analisis laboratorium dilaksanakan di Puslit Mikrobiologi LIPI, Puslit Biologi LIPI, Puslitbang Konservasi dan Rehabilitasi (Puskonser), UC-Davis dan Gallo Clinic and Research Centre, Berkely.

 

Capaian ICBG 2009 – 2013

Secara umum ke-4 AP telah memperoleh hasil  seperti yang diharapkan. 

AP1 menemukan jenis-jenis hewan endemik Sulawesi.

  • Jenis tersebut meliputi bangsa burung (Aves), hewan pengerat (Rodent), hewan melata (Reptil), kelelawar (Chioptera), amfibi, mamalia dan serangga (Insect).  Salah satu temuan spesies baru adalah sejenis tawon raja yang telah diberi nama Megalara garuda. 
  • Pada bangsa tumbuhan ditemukan beberapa spesies baru antara lain dari bangsaGesneriaceae, Melastomataceae,  Araliaceae, Myrtaceae dan Orchidaceae.  Temuan ini menambah koleksi herbarium dan zoology, baik di Indonesia maupun di UC Davis.
  • Transfer teknologi dilakukan melalui pelatihan taksonomi kepada para peneliti di Indonesia.  Data base koleksi sudah dibangun dan dapat diakses oleh kedua belah pihak.

 

AP2 menemukan ratusan jenis mikroba.

  • Mikroba tersebut terdiri dari jenis-jenis bakteri, jamur (Fungi) dan ragi (Yeast) baru yang terbukti potensial menghasilkan bio-diesel (high-oil yeast) yang dapat dikembangkan untuk bio-energi generasi ke tiga.
  • Berbagai jenis tersebut masih diteliti kemungkinan penggunaannya untuk menghasilkan bioenergi masa depan di laboratorium Mikrobiologi Puskonser, UC-Davis dan LIPI. Proses transfer teknologi sudah dilaksanakan melalui program post-doctoral Dr. Irnayuli Sitepu (peneliti Balitbanghut) di UC Davis. 
  • Laboratorium Mikrobiologi Puslitbang Konservasi dan Rehabilitasi telah dicatat dalam jaringan International Culture Collection dengan sistem data base yang bisa diakses kedua belah pihak. 

 

AP3 menganalisis ekstrak berbagai jenis flora dari AP1 dan mikroba dari AP2 untuk menemukan obat-obatan masa depan.  

  • Test laboratorium di Puslit Biologi LIPI dan di UC Berkeley mengindikasikan adanya bio-aktif antara lain untuk anti-cancer, anti-inflammatory activities, dan untuk pengobatan system syaraf (mengurangi rasa sakit, ketergantungan, depresi).
  • Skrining obat dilakukan di tiga institusi di US: Gallo Center, UC San Francisco (Dr. Jennifer Whistler dan tim); UC Berkeley (Prof. Len Bjeldanes dan tim) dan UC Santa Cruz (Dr. Tyler Johnson, Postdoc).
  • Di Indonesia, skrining obat dilakukan di LIPI Kimia dan LIPI Mikrobiologi untuk mencari obat anti tuberkolosis (TB). Crude extracts asal tanaman disiapkan oleh LIPI Kimia (Dr. Leonardus Kardono dan tim), sedangkan asal mikroba disiapkan di LIPI Mikrobiologi (Dr. Heddy Julistiono dan tim). 
  • Sampai saat ini analisis masih terus dilakukan.  Untuk setiap analisis kandungan bio-aktif di UC Berkeley telah dilibatkan Dr. Heddy Julistiono dan Arief Nurkanto, MS (peneliti LIPI) sebagai bagian dari transfer teknologi. 

 

AP4 melaksanakan kegiatan peningkatan pengetahuan dan kepedulian masyarakat lokal untuk mendukung kelestarian keanekaragaman hayati.

  • KegiatanParticipatory Rural Appraisal (PRA) untuk menggali persepsi dan dukungan masyarakat terhadap konservasi dan mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk peningkatan ekonomi;
  • Lokakarya di tiga tingkatan (kabupaten, provinsi dan nasional) untuk menyebarkan hasil riset ICBG kepada para pihak dan  menggalang dukungan pemerintah daerah dan masyarakat lokal serta nasional bagi konservasi keragaman hayati pegunungan Mekongga;
  • Pelatihan ketrampilan pengolahan kelapa terpadu guna peningkatan ekonomi masyarakat lokal sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap hutan dan keragaman hayati;
  • Kampanye konservasi keragaman hayati Mekongga khususnya kepada berbagai lapisan masyarakat dan dinas-dinas terkait di Kabupaten Kolaka dan Kolaka Utara serta Provinsi Sulawesi Tenggara;
  • Membantu pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara menyusun kajian akademis (Academic paper) dalam rangka pengusulan perubahan fungsi hutan lindung pegunungan mekongga menjadi hutan konservasi (taman nasional). 
  • Akademik paper yang memuat semua hasil penelitian untuk dasar pengusulan telah disampaikan kepada Pemda Kabupaten (Kolaka dan Kolaka Utara), Pemda Propinsi Sultera, dan Ditjen PHKA untuk proses lebih lanjut.  Prestasi ini, yang dikoordinir Dr. Hendra Gunawan (peneliti Balitbanghut), memperoleh apresiasi luar biasa dari pihak US, baik dari UC Davis maupun National Institutes of Health (NIH).

 

Gagasan kelanjutan kerjasama ICBG

Kerjasama semacam ICBG masih diperlukan namun perlu ada penyempurnaan atau modifikasi pola menyangkut hal teknis yang perlu diatur dalam Technical Agreement sehingga lebih fokus agar lebih efektif dan langsung mengarah pada pemanfaatan hasil riset.

Lokasi penelitian perlu diperluas tetapi masih di Pegunungan Mekongga, karena penelitian yang dilakukan masih di satu wilayah DAS (Daerah Aliran Sungai) dari 3 (tiga) wilayah DAS yang ada di Mekongga, sehingga masih ada 2 (Dua) wilayah DAS yang perlu dieksplorasi. 

Apabila penelitian akan berpindah lokasi maka perlu dipertimbangkan urgensi, prioritas, manfaat dan sinergitas dengan program Kementerian Kehutanan, misalnya di lokasi calon taman nasional lain yang usulannya belum didasarkan pada hasil riset.

 

Pembelajaran bagi Badan Litbang Kehutanan

Pembelajaran (lesson learnt) dari kerjasama penelitian ICBG, adalah perlunya langkah strategis yang harus dilakukan Badan Litbang Kehutanan untuk memperkuat posisi dan mengoptimalkan manfaat yang dapat diambil dalam kerjasama ICBG, yaitu antara lain sebagai berikut :

  1. Revitalisasi fasilitas herbarium dan zoology dengan menambah tenaga taksonomi yang memadai. Hal ini mengingat masih banyak potensi flora/fauna yang belum diketahui dan teridentifikasi dengan baik.
  2. Mengembangkan Laboratorium Mikrobiologi Hutan Tropis (Indonesian Tropical Forest –Culture Collection atau InTroF-CC) di Bogor, agar aplikasi pemanfaatan IPTEK, khususnya untuk menghasilkan bio-energi dari pemanfaatan mikroba, dapat segera terwujud.  Modal dasar seperti blue-print dan design maket laboratorium, SDM peneliti dan teknisi, serta sebagian peralatan laboratorium sudah tersedia.(HG)***