- Strategi Media Sosial BP2TSTH dalam Penyebaran Informasi Litbang – Baca Selanjutnya
- FORDA Survey – Baca Selanjutnya
- Laporan Kinerja BLI Tahun 2017 (informasi pelaksanaan kegiatan di BLI) – Baca Selanjutnya
- Berbagai Potensi dan Peluang Penelitian bagi Mahasiswa di BP2LHK Aek Nauli – Baca Selanjutnya
- Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu – Baca Selanjutnya
- PUI 2018, Balitek DAS akan Bersinergi dengan B2P2BPTH Yogyakarta – Baca Selanjutnya
Dientry oleh
Rizda -
12 September, 2013 -
5705 klik
Hutan dan Tumbuhan Obat untuk Kesejahteraan Masyarakat
Pusprohut (Bogor, 10/09/2013)_Hutan Indonesia kaya dengan keanekaragaman hayati, dan menjadi habitat bagi 30,000 dari total sekitar 40,000 jenis tumbuhan obat yang telah dikenal di dunia. Jumlah tersebut mewakili 90% dari tumbuhan obat yang terdapat di wilayah Asia. Lebih dari 1000 jenis diantaranya telah digunakan sebagai tumbuhan obat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan berpotensi memberikan manfaat ekonomi, sosial budaya dan lingkungan bagi masyarakat (Siaran Pers Kementerian Kehutanan, 2010).
Terkait hal itu, Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan (Pusprohut), bekerjasama dengan Kelompok Kerja Nasional Tanaman Obat Indonesia (Pokjanas TOI) menyelenggarakan Seminar Internasional “Hutan dan Timbuhan Obat untuk Kesejahteraan Masyarakat” yang diselenggarakan pada tanggal 10-12 September 2013 di IPB International Convention Center (IICC), Bogor.
Dalam sambutannya, Sekretaris Jenderal Pokjanas TOI: Indah Yuning Prapti, MPH menyampaikan bahwa “Kawasan hutan merupakan sumber keragaman hayati tanaman obat, sehingga merupakan suatu tanggungjawab bersama untuk melindungi dari kepunahan serta pencurian hayati (biopiracy)”. Seperti hasil survey yang telah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan yang baru meliputi 20% dari 1.168 suku etnis di Indonesia telah didapatkan lebih dari 1.500 formula yang diramu dari 24.927 jenis nama lokal tanaman obat di Indonesia.
Hal ini sejalan dengan sambutan Kepala Badan Litbang Kehutanan Dr. Iman Santoso yang menyebutkan bahwa “Sebagian besar tumbuhan obat di Indonesia (78%) diperoleh melalui ekstraksi (pengambilan langsung) dari kawasan hutan, dan hanya sebagian kecil yang telah dibudidayakan. Beberapa jenis tumbuhan obat, seperti gaharu, sudah mulai banyak menarik minat masyarakat untuk membudidayakannya. Namun demikian sebagian besar lainnya masih tergolong belum banyak diketahui oleh masyarakat luas, sepertihalnya tumbuhan jernang atau Dragon Blood yang masih dipungut dari tumbuhan alami di hutan.
Untuk itu diperlukan upaya-upaya untuk menjaga kelestarian kawasan hutan dengan meningkatkan pemahaman para pihak, serta merumuskan strategi pengembangan tumbuhan obat melalui pemanfaatan yang lestari, yang merupakan tujuan utama diselenggarakannya seminar ini, demikian laporan ketua penyelenggara Dr. Bambang Tri Hartono, Kepala Puslitbang Peningkatan Produktivitas Hutan.
Dua orang pembicara kunci (keynote speakers) yang keduanya berasal dari akademisi menyampaikan bagaimana peran tanaman obat bagi kesehatan. Prof. Ervizal A.M. Zuhud (Fakultas Kehutanan, IPB) menyatakan pentingnya pengembalian kedaulatan konservasi tumbuhan obat bagi kesehatan. Disisi lain Prof. Anthony B. Cunningham (University of Western Australia) menyampaikan bagaimana pandangan global dalam tumbuhan obat dan perawatan kesehatan.
Dalam seminar ini juga dibahas secara komprehensif tiga jenis tumbuhan obat, yaitu Gaharu (dihasilkan dari berbagai jenis tumbuhan, khususnya dari jenis Aquillaria malaccensis), Rotan Darah (Daemonorops draco), dan Secang (Caesalpinia sappan). Selama dua hari Seminar juga dibahas sebanyak 36 makalah yang dipresentasikan dan 38 poster yang dipamerkan yang meliputi topik 1) Sistim produksi tanaman obat, 2) Pengolahan tumbuhan obat dan 3) Pemasaran, kebijakan, kelembagaan dalam pengusahaan tanaman obat.
Seminar yang dihadiri lebih dari 200 orang yang berasal dari akademisi, peneliti, praktisi, LSM serta institusi pemerintah ini menjadi ajang berbagi informasi hasil-hasil penelitian terbaru mengenai tumbuhan obat, serta membangun hubungan kemitraan yang saling menguntungkan antara sektor hulu dan hilir dalam pemanfaatan tumbuhan obat yang lestari dan berkelanjutan.(DE)***
Materi Seminar:
Keynote Speech
Sovereignty of Indonesian Medicinal Plants Conservation and Health
Review on Research of Secang (Caesalpinia sappan linn.) as Source of Potential Ingredient for Jamu
Saving the Plants that Save Lives: Sustainable Use of Medicinal Plants
Sambutan Sekjen Seminar Pokjanas Bogor
Hari Pertama:
Komisi A
Diversity Of Medicinal Plant In Savanna Bekol at Baluran National Park to Support Human Welfare
Parasitic Plants on Medicinal Plants: Study in Purwodadi Botanic Garden
The Possibility of Planting Dragon Blood Rattan in Plantation Forests
Komisi B
TAXOL and Its Related Compound From The Bark of Taxus sumatrana
Citral From Lemongrass Oil (Cymbopogon citratus Stapf) as Slimming Aromatherapy
Ethnopharmacology and Antioxidant Activity of Dryobalanops aromatica
Hypoglichemic effect of 90% ethanolic extract of Sappan wood (Caesalpinia sappan L.) as α-glucosidase inhibitor in vitro and in vivo
Komisi C
The forest is a source of biodiversity Tesso Nilo National Park
Hari Kedua
Komisi A
Conservation of Kemaitan (Lunasia amara blanco), Potential Medicinal Plant in Bogor Botanic Gardens
Effect of Seedling Leaf Number on the Plant Growth and Yield of Stachytarpeta jamaicensis (L.) Vahl.
The Potency of Faloak's (Sterculia quadrifida R.Br 1844) Active Compunds As Natural Remedy
Potential of Some Alstonia sp (pulai) as Medicinal Plants – A Review
Komisi B
Phytochemical Compound of Orangutan Food Plants and Its Potency for Traditional Medicine
Antioxidant Activities Of Four Medicinal Plants Utilization By Tribes In North Sulawesi
Rapid Method for Determination of Brazilin in Sappan Wood bu UV Derivative Spectrophotometry
Komisi C
Studi of Gaharu Marketing Chain in East Kalimantan
Imbalance Distribution of Added Value in Trade Chainof Jernang (Dragon Blood)
The estimation of variable costs per ha of Cardamom business at research locations