Dientry oleh Rizda - 04 October, 2013 - 2967 klik
Integrasi Iptek dalam Kebijakan dan Pengelolaan Hutan Tanaman di Sumbagsel

Seminar Palembang-2013BPK Palembang (Palembang, 03/10/13)_Saat ini, kemampuan hutan alam untuk memasok kebutuhan kayu terus menurun akibat deforestasi dan degradasi hutan yang tinggi. Karenanya, pembangunan hutan tanaman menjadi keniscayaan untuk memenuhi kebutuhan kayu yang terus meningkat.

Terkait itu, Sekretaris Badan Litbang Kehutanan, Ir. Tri Joko Mulyono, MM, saat membuka Seminar Hasil Penelitian Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Palembang, Rabu (02/10) menyampaikan bahwa masa depan pemenuhan kebutuhan kayu akan sangat bergantung pada peningkatan produktivitas hutan tanaman yang ada saat ini.

“Untuk itu, hutan tanaman perlu dikelola secara intensif agar dapat memenuhi kebutuhan produk-produk kayu yang terus meningkat dan menurunkan tekanan terhadap hutan alam”, kata Tri Joko.

Menurut Tri Joko kesadaran para pihak tentang pengelolaan lestari hutan tanaman yang memerlukan keahlian multi disiplin harus mulai dibangun, salah satunya melalui kegiatan litbang multi disiplin yang diikuti diseminasi hasil-hasilnya. Seperti halnya seminar tersebut yang melibatkan narasumber dari berbagai institusi, baik pemerintah maupun swasta.

Bertema Integrasi Iptek dalam Kebijakan dan Pengelolaan Hutan Tanaman di Sumbagsel, seminar ini dimaksudkan untuk menyampaikan Iptek hasil litbang integratif dan mensinergikannya dengan para pihak yang konsen dan terkait dengan hutan tanaman. Demikian laporan Ketua Panitia, Sufyan Suri, SP sebelumnya saat mengawali seminar tersebut.

Terkait itu, Tri Joko menjelaskan bahwa sejak tahun 2010, Badan Litbang Kehutanan telah memiliki dua Rencana Penelitian Integratif (RPI) untuk peningkatan produktivitas hutan tanaman, yaitu Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu dan Agroforestry.

“Melalui program penelitian multi disiplinnya dan didukung hasil-hasil litbang lembaga penelitian lain, diharapkan Litbang Kehutanan dapat berkontribusi dalam perbaikan kebijakan maupun pengelolaan hutan tanaman” jelas Tri Joko lebih lanjut.

Seminar Palembang-2013Senada dengan itu, Kepala BPK Palembang, Ir. Choirul Akhmad, ME berharap melalui alih Iptek dan sharing pengalaman antar para pihak, pengelolaan hutan tanaman dapat terintegrasi. Salah satunya dengan keterlibatan penyuluh kehutanan, Choirul mengatakan bahwa penyuluh berperan penting dalam penyebarluasan Iptek hasil penelitian tersebut.

“Peningkatan produktivitas hutan tanaman membutuhkan penerapan IPTEK yang dihasilkan institusi-institusi penelitian, yang tentunya untuk penyebarluasannya tidak terlepas dari peran penyuluh sebagai agen alih IPTEK kepada masyarakat pengguna” kata Choirul.

Dari seminar tersebut disimpulkan bahwa dalam pengelolaan hutan tanaman perlu memperhatikan keseimbangan ekosistem yang dinamis dan kekayaan biodiversitas dengan menerapkan prinsip-prinsip ekologi hutan alam. Hal tersebut guna meningkatkan kompleksitas struktur, keragaman jenis dalam bentuk hutan tanaman campuran, dan mempertahankan koridor hutan alam yang mempunyai nilai konservasi yang tinggi dengan  mengedepankan pengendalian hama terpadu dan memulihkan siklus hara pada tapak hutan tanaman.

Disebutkan juga bahwa pembangunan jenis tanaman lokal seperti  Tembesu dan Kayu Bawang untuk kayu pertukangan perlu didorong dalam bentuk hutan rakyat dan hutan tanaman rakyat dengan menerapkan praktek silvikultur yang tepat. Tanaman tembesu  perlu didukung dengan pembangunan Clonal Seed Orchard dan demplot tanaman.

Sementara itu, tanaman kayu bawang dapat dikembangkan dengan pola agroforestry mengingat tajuknya yang sempit dan ringan. Untuk skala luas, disarankan pengembangannya dapat dilakukan dengan mekanisme pinjam pakai kawasan hutan sebagaimana diatur dalam PP.61 Tahun 2011.

Selain dihadiri peneliti dan manajemen intern Badan Litbang Kehutanan, seminar yang diselenggarakan di Palembang ini juga dihadiri sekitar 116 orang dari berbagai kalangan, seperti penyuluh Dinas Kehutanan Provinsi dan kabupaten se-Sumatera Selatan dan Bakorluh, BAPPEDA dan BALITBANGDA Provinsi Sumatera Selatan, akademisi dan praktisi Hutan Tanaman, seperti PT. MHP yang telah lama menjalin kerjasama dengan Badan Litbang.

Seminar Palembang 2013Serangkai dengan seminar tersebut, Kamis (03/09) para peserta juga mengunjungi plot-plot penelitian jenis tanaman sungkai, kayu bawang, pulai, jati klon dan tembesu di KHDTK Kemampo, Kab. Banyuasin, Sumsel, salah satu Hutan Penelitian BPK Palembang. Dengan motto “Hari ini kito nanem batang, besok kito pacak bernafas lego” yang artinya hari ini kita menanam pohon, besok kita bisa bernafas lega, Sekbadan bersama Kepala BPK Palembang, peserta seminar dan para undangan melakukan penanaman di sana untuk meningkatkan budaya menanam sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan.

KHDTK Kemampo, salah satu KHDTK yang memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi KHDTK-Plus. Seluas 250 ha, di KHDTK kemampo telah terbangun 65 ha tegakan dalam bentuk plot-plot penelitian dengan jenis yang beragam. KHDTK dengan topografi ringan dan hanya 47 km dari Palembang ini memiliki daya dukung aksesibilitas yang mudah dan dekat dengan pusat pemerintahan.

“KHDTK Kemampo bersiap untuk menjadi destinasi utama penelitian hutan tanaman, yang sekaligus dapat dikembangkan menjadi wahana wisata pendidikan dan pelatihan cinta lingkungan bagi para pelajar,” kata Suryanto, MSi, Kepala Seksi Sarana Penelitian BPK Palembang dalam sambutannya sebelum acara penanaman. (AS/Su/RH)***

 

Sambutan Sekretaris Badan Litbang Kehutanan

Materi Seminar:

- Aspek Ekologis Hutan Tanaman Indonesia

Manajemen Pemupukan untuk Pembuatan Hutan Tanaman Acacia mangium sebagai Pengalaman PT. Musi Hutan Persada dalam Pengelolaan Hutan Tanaman Industri, di Sumatera Selatan

Peningkatan Riap Pertumbuhan Tanaman Tembesu Melalui Beberapa Perlakuan Silvikultur

Serangan Kumbang Penggerek (Xystrocera globosa) pada Tegakan Kayu Bawang dan Teknik Pengendaliannya pada Skala Lapangan

Pengembangan Hutan Tanaman di Sumatera Selatan

Pertumbuhan dan Produktivitas Agroforestri Kayu Bawang di Provinsi Bengkulu

Agen Perubahan dalam Pembangunan Hutan Rakyat Belajar dari Pengembangan Kayu Bawang di Wilayah Provinsi Bengkulu

Rumusan

Foto-foto: BPK Palembang