Dientry oleh Rizda - 20 November, 2013 - 5135 klik
Lokakarya Perbenihan Nasional: Perlunya Sistem Perbenihan Tanaman Hutan yang Baik

Lokakarya Perbenihan NasionalFORDA (Jakarta, 18/11/13)_Serangkaian dengan Sosialisasi SK. 07/Menhut-II/2013 dan Launching Benih Unggul Hasil Penelitian Badan Litbang Kehutanan yang Benihnya Wajib Diambil dari Sumber Benih Bersertifikat sekaligus Pengukuhan Forum Perbenihan Tanaman Hutan Nasional di Manggala Wanabakti, Jakarta, Jumat (15/11)  juga diselenggarakan Lokakarya Perbenihan Nasional yang dibuka oleh Menteri Kehutanan, Dr. (HC) Zulkifli Hasan, SE, MM.

Agenda Lokakarya Perbenihan Nasional yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal BPDASPS ini mencakup paparan materi 2 pembicara kunci dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Dr. Hilman Nugroho, Dirjen BPDASPS, salah satu pembicara kunci, menyampaikan bahwa BPDASPS diberikan target Indikator Kegiatan Utama: rehabilitasi tanaman sebanyak 2,5 juta Ha, berarti 1 tahun target 500 ribu Ha. Terdiri dari 100 ribu Ha dikerjasamakan dengan TNI di lokasi hutan konservasi dengan jenis tanaman insitu dan 400 ribu Ha terdiri dari 10 ribu unit Kebun Bibit Rakyat (KBR), 1 KBR targetnya 40 Ha.

Selain itu, juga diperlukan 10 ribu benih untuk mangrove dan 1000 untuk hutan kota. “Bagi siapapun yang punya lahan dan belum pernah mendapat KBR, organisasinya minimal 15 orang, bisa mendapatkan dana bantuan KBR sejumlah Rp. 5 juta,” jelas Hilman.

Lebih lanjut Hilman menjelaskan 7 kebijakan perbenihan, mulai dari operasionalisasi persemaian permanen, pemuliaan pohon, pemberian akses yang lebih luas ke masyarakat dan yang tidak kalah penting, yaitu mengembangkan jenis unggulan lokal.

Terkait perlunya sistem perbenihan tanaman hutan yang baik untuk mendukung suksesnya pembangunan hutan tanaman, rehabilitasi hutan dan lahan, pembicara kunci lainnya, Prof. Dr. M. Na’iem mengatakan untuk menghasilkan benih unggul, ke depan para pihak terkait harus konsen pada tingkatan sumber benih ke-3 sampai ke-7.

Lokakarya Perbenihan Nasional“Salah satu konsep, yaitu bagaimana kita mengkombinasikan 3 faktor silvikultur intensif (genetik atau spesiesnya, manipulasi lingkungan dan pengendalian hama terpadu) yang nantinya akan menjadi hal yang tidak terpisahkan dari pembangunan hutan tanaman,” kata Na’iem.

Lebih lanjut Na’iem menjelaskan strategi peningkatan produktivitas hutan yang harus mengikuti pola: uji jenis, uji provenans, uji keturunan dan uji klon dan akhirnya benih pada generasi yang akan datang dengan upaya-upaya generatif, stek, okulasi. Intinya adalah vegetatif, termasuk pengembangan micro provagation dengan gugus jaringan.

“Untuk itu, perlu sosialisasi hasil penelitian melalui forum seminar secara reguler. Pada forum tersebut dilaporkan kajian-kajian litbang oleh Badan Litbang Kehutanan, universitas (akademisi), BUMN dan BUMS yang melakukan riset, termasuk BPTH harus melaporkan apa yang telah dicapai. Juga perlu diadakan simposium membahas topik khusus yang bisa direkomendasikan untuk mendapatkan tindak lanjut dari Kementerian Kehutanan,” harap Na’iem mengakhiri presentasinya.

Pada pertemuan tersebut, Badan Litbang Kehutanan diminta memfasilitasi salah satu kelompok diskusi yang membahas 3 elemen penting sistem perbenihan, yaitu pemuliaan tanaman hutan, pembangunan sumber benih dan Material Transfer Agreement (MTA).

Sequensi dalam pemuliaan tanaman hutan adalah setelah program pemuliaan kita lakukan, menghasilkan benih unggul, menyeleksi pohon plus dan klon-klon unggul, bagaimana kita mengembangkannya dalam skala operasional dalam bentuk sumber benih. Setelah itu, barulah Material Transfer Agreement (MTA), dokumen kesepahaman/kesepakatan diperlukan saat hasil-hasil penelitian akan digunakan oleh user,” kata Dr. Budi Leksono, Peneliti Pemuliaan Tanaman Hutan, Badan Litbang Kehutanan mewakili Kepala Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan.

Sosialisasi dan Lokakarya yang juga menggelar Expo Perbenihan Tanaman Hutan ini dihadiri lebih dari 500 orang dari berbagai kalangan dan instansi, antara lain para peneliti perbenihan dan tanaman hutan, pejabat eseloni I dan II Kemenhut, Dirut Perhutani, Kepala Dinas Provinsi, Kab./Kota se-Indonesia, dan Kepala UPT Kemenhut, serta Kepala UPTD Perbenihan. (RH)***

 

Lokarkarya Pebenihan NasionalLokakarya Perbenihan Nasional

Lokakarya Perbenihan NasionalLokakarya Perbenihan Nasional

Materi Pembicara Kunci:

Kebijakan Pembangunan Kehutanan Bidang Perbenihan Tanaman Hutan (Dirjen BPDASPS)

Perlunya Sistem Perbenihan Tanaman Hutan yang Baik untuk Mendukung Suksesnya Pembangunan Hutan Tanaman, Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Prof. Dr. M. Na’iem M.Agr.Sc)

 

Foto-foto: Datinfo

Penulis : Risda Hutagalung