- Strategi Media Sosial BP2TSTH dalam Penyebaran Informasi Litbang – Baca Selanjutnya
- FORDA Survey – Baca Selanjutnya
- Laporan Kinerja BLI Tahun 2017 (informasi pelaksanaan kegiatan di BLI) – Baca Selanjutnya
- Berbagai Potensi dan Peluang Penelitian bagi Mahasiswa di BP2LHK Aek Nauli – Baca Selanjutnya
- Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu – Baca Selanjutnya
- PUI 2018, Balitek DAS akan Bersinergi dengan B2P2BPTH Yogyakarta – Baca Selanjutnya
Dientry oleh
Rizda -
28 November, 2013 -
2844 klik
Pembahasan Aplikasi Database Hasil Litbang Kehutanan
FORDA (Bogor, 25/11/2013)_Bagi setiap instansi, baik pemerintah maupun swasta, data merupakan sesuatu yang sangat penting dan sangat strategis, sehingga harus dikelola dengan baik. Demikian juga bagi Badan Litbang Kehutanan, data-data hasil penelitian harus dikelola dengan baik. “Data penelitian ini merupakan cerminan fenomena yang akan disampaikan sebagai hasil penelitian, terlebih data penelitian merupakan milik publik karena penelitian menggunakan anggaran DIPA atau publik,” kata Ir. Tri Joko Mulyono, MM., Sekretaris Badan Litbang Kehutanan dalam arahannya pada Pembahasan Updating Aplikasi Database Hasil Litbang di Citra Cikopo Hotel, Cisarua, Jumat (22/11).
Menyadari pentingnya data-data hasil penelitian tersebut, Badan Litbang Kehutanan sedang membangun aplikasi Database Hasil Litbang Kehutanan yang saat ini dalam proses updating untuk penyempurnaannya. Database Hasil Litbang Kehutanan merupakan aplikasi berbasis web yang mendokumentasikan data-data hasil penelitian dari semua unit kerja Badan Litbang Kehutanan. Ke depan, aplikasi berbasis web yang bersifat transparan ini akan sangat memudahkan pengelolaan data karena dapat diakses darimana saja dan kapan saja oleh pihak-pihak yang memerlukan.
Secara umum, aplikasi ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan informasi hasil-hasil penelitian ke publik dan para pengguna dengan menyediakan data yang akurat dan cepat. Di lingkup internal Badan Litbang Kehutanan, selain sebagai hasil akhir suatu penelitian yang harus didiseminasikan dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan penelitian berikutnya, pengelolaan data-data tersebut, nantinya juga diharapkan dapat mendukung pengambilan keputusan/kebijakan.
Terkait itu, pengelolaan data hasil litbang diharapkan mampu mempercepat pencapaian sintesa penelitian Badan Litbang Kehutanan sesuai dengan amanah Renstra 2010-2014 untuk menghasilkan output dan outcome yang konkrit. “Terlebih lagi, 2014 merupakan tahun yang penting bagi Badan Litbang Kehutanan karena harus membuat sintesa hasil-hasil penelitian sesuai dengan pelaksanaan penelitian integratif tahun 2010-2014 yang tertuang dalam RPI (Rencana Penelitian Integratif),” kata Tri Joko.
Melalui pembahasan sekaligus workshop updating database yang dilaksanakan pada 21-22 November ini diketahui bahwa dalam pengelolaan data hasil litbang kehutanan selama ini mengalami beberapa kendala, antara lain koneksi internet yang lambat, kurangnya komunikasi antara pihak-pihak yang terkait dengan data penelitian dan keterbatasan SDM.
“Memang, kesulitan utama dari berbagai kendala yang disampaikan adalah koordinasi, untuk itu perlu dibuat SOP (Standar Operasional Prosedur) sebagai acuan dalam pengelolaan data dan informasi,” kata Tri Joko menanggapi berbagai kendala yang disampaikan Kepala Bagian Evaluasi, Diseminasi dan Perpustakaan, Ir. C. Nugroho S. Priyono, M.Sc. pada pembahasan tersebut.
Mengakhiri arahannya, Tri Joko berharap aplikasi yang sedang dalam penyempurnaan ini, tahun depan sudah dapat diimplementasikan dengan baik dan lancar pada masing-masing satker Badan Litbang Kehutanan sehingga setiap satker mampu menyediakan data yang valid dan up to date.
Untuk itu, pada pembahasan dan workshop kali ini, Sub Bagian Data dan Informasi, Sekretariat Badan Litbang, selaku penyelenggara menargetkan setiap operator yang mewakili satker Badan Litbang Kehutanan bisa menginput data hasil litbangnya minimal untuk satu tahun terakhir (2012). Sementara target ke depan, operator fokus menginput semua hasil litbang kurun waktu pelaksanaan RPI (2010-2014).
Sebagai tindaklanjut dari pembahasan sekaligus workshop yang diikuti 34 peserta dari seluruh unit kerja Badan Litbang Kehutanan ini, akan disusun SOP guna menunjang pendayagunaan aplikasi tersebut, termasuk protokol keamanan datanya. (Datinfo)***
Foto-foto: Datinfo