Dientry oleh Rizda - 12 December, 2013 - 3744 klik
Pentingnya FKPWP dalam Mendukung Kebutuhan Penelitian dan Materi Penyuluhan bagi Masyarakat

FKPWP 2013FORDA (Bogor, 12/12/2013)_Dalam konteks penyelenggaraan pembangunan kehutanan berbasis pemberdayaan masyarakat, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kehutanan (BP2SDMK) bersama Badan Litbang Kehutanan memegang peranan penting melalui pewujudan SDM Kehutanan yang handal dan penguasaan IPTEK.

Untuk itu, sekitar 40 orang yang terdiri dari peneliti, widyaiswara dan penyuluh yang tergabung dalam Forum Komunikasi Peneliti, Widyaiswara dan Penyuluh Kehutanan (FKPWP) bertemu dan mengkomunikasikan “Peran FKPWP dalam Mendukung Kebutuhan Penelitian dan Materi Penyuluhan Bagi Masyarakat” di Bogor, 11-12 Desember 2013.

FKPWP berperan penting karena selain sebagai forum komunikasi para “selebritis” aparatur kehutanan, forum ini juga diharapkan menjadi salah satu sarana dalam upaya membangun jejaring kerja lintas organisasi Kemenhut. Selain itu, juga penting dalam mengkomunikasikan hasil penelitian yang berguna bagi masyarakat melalui widyaiswara (WI) dan penyuluh kehutanan. Demikian arahan Kepala BP2SDMK selaku penyelenggara acara yang disampaikan Drs. Trisnu Danisworo, MS, Sekretaris BP2SDMK di Bogor (11/12).

“Tidak ada cara lain yang lebih ampuh untuk mengembangkan kapasitas masyarakat sekitar hutan agar mereka tahu, mau dan mampu menguasai IPTEK selain dengan membangun jejaring komunikasi, sinergitas dan penguatan kerjasama, baik di internal Kemenhut maupun di lingkup yang lebih luas, seperti pemerintah daerah, swasta dan NGO,” kata Trisnu membuka acara tersebut.

Ke depan, Trisnu berharap, hasil-hasil forum ini bisa mempengaruhi kebijakan Kemenhut. Tentunya, hal tersebut tergantung dari dukungan dan kinerja peneliti, WI dan penyuluh selaku pejabat fungsional.

“Saya berkeyakinan penuh pada masa mendatang, kinerja pembangunan sektor  kehutanan akan semakin ditentukan oleh kiprah para pejabat fungsional, baik itu yang bernaung di bawah Kementerian Kehutanan maupun yang berada di pemerintah daerah,” kata Trisnu memotivasi peneliti Badan Litbang, WI dan penyuluh BP2SDMK, serta penyuluh Dishutbun Kab. Cianjur dan Dishutbun Prov. Jatim yang hadir saat itu.

Mengingat penting dan strategisnya forum ini, pada acara tersebut, Kepala Badan Litbang Kehutanan dalam sambutannya yang disampaikan Sekretaris Badan Litbang Kehutanan, Ir. Tri Joko Mulyono, MM mengajak semua pihak, baik peneliti, WI dan penyuluh tetap berkomitmen untuk berkontibusi aktif dalam forum ini.

Disebutkan, pada dasarnya bahan untuk interaksi antara PWP bertitik tolak dari hasil penelitian yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan ajar dan bahan penyuluhan. “Untuk itu, saya harap peneliti dapat mengartikulasikan hasil penelitian dengan bahasa sederhana dan lebih mudah diterapkan oleh masyarakat pengguna melalui WI dan penyuluh” kata Tri Joko.

FKPWP 2013Namun demikian, proses ini merupakan suatu siklus. Setelah hasil penelitian diajarkan oleh widyaiswara dan didiseminasikan oleh penyuluh di masyarakat, diharapkan peneliti akan memperoleh umpan balik berupa masukan kebutuhan penelitian. “Jika ini terus berlanjut, saya yakin, perbaikan kehutanan berkelanjutan akan terus dapat kita dorong,” tambah Tri Joko.

Lebih lanjut, Tri Joko menyampaikan bahwa hasil-hasil penelitian dapat diakses melalui berbagai cara. “Akses langsung PWP dapat dilakukan melalui diskusi ilmiah interaktif tanpa banyak seremonialnya, seperti halnya Badan Litbang mempunyai acara diskusi ilmiah yang dapat dimanfaatkan secara interaktif,” jelas Tri Joko.

Pada kesempatan tersebut, Tri Joko juga mengajak WI bersama-sama dengan peneliti memanfaatkan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) yang dikelola oleh Badan Litbang untuk penelitian maupun pendidikan.

Terkait hasil litbang kehutanan, selain dalam bentuk hardcopy, informasi dan publikasinya juga bisa diunduh dari forda-mof.org, website Badan Litbang Kehutanan. “Saya sungguh berharap hasil-hasil penelitian yang ditransfer kepada penyuluh dan WI bisa membekali agar bisa melaksanakan fungsinya sebagaimana amanat UU 16 tahun 2006,” harap Tri Joko di akhir sambutannya.

Sharing pengalaman pada acara tersebut, penyelenggara juga menghadirkan pembicara kunci, M. Sipun, Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) dari Kab. Pacitan dengan succes storynya mengembangkan program kehutanan berbasis swadaya masyarakat di desanya. Penghargaan yang telah diperolehnya, antara lain Juara PKSM Provinsi Jawa Timur tahun 2013, Juara 2 Desa Peduli Hutan Tingkat Nasional tahun 2012, dan Juara 2 Aksi Penanaman Serentak Indonesia (APSI) Nasional tahun 2011.

Namun demikian, masyarakat (kelompok tani) binaan Sipun dan timnya masih menghadapi masalah yang memerlukan dukungan dari Peneliti, Widyaiswara, dan Penyuluh, seperti kurangnya informasi dan teknologi kehutanan serta minimnya tenaga penyuluh. “Kami sangat berharap adanya buku- buku tentang kehutanan dan perlu diadakan kaderisasi PKSM-PKSM baru,” kata Sipun.

Setelah itu acara dilanjutkan dengan pemaparan 6 materi hasil penelitian yang merupakan materi pilihan WI dan Penyuluh dari 45 materi yang ditawarkan Badan Litbang. Dari pemaparan hasil penelitian oleh peneliti pusat dan UPT Badan Litbang Kehutanan ini, peneliti yang hadir saat itu bersama-sama dengan WI dan penyuluh menyusun kurikulum dan silabus (kursil) yang akan menjadi materi diklat bagi WI dan materi penyuluhan bagi penyuluh kehutanan.

Untuk mengetahui status terkini tentang kegiatan FKPWP, pada kesempatan tersebut juga disampaikan tindak lanjut/pelaksanaan hasil KPWP tahun 2012 oleh Hendro Asmoro, SST, M.Si, Penyuluh Kehutanan BP2SDMK. Dijelaskan bahwa hasil-hasil dari 3 kali pertemuan FKPWP sebelumnya telah ditindaklanjuti namun masih menemui beberapa masalah.

Hasil pertemuan FKPWP Juli 2012 telah dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan dalam mendukung operasional KPH tahun 2013. Sementara materi Workshop Aplikasi IPTEK Kehutanan November 2012, berupa 20 judul hasil penelitian telah dijadikan materi penyuluhan kehutanan: Seluk beluk gaharu; Rehabilitasi dan konservasi; Pengendalian penyakit dan peningkatan produktivitas; dan Inovasi alat ukur. Sebagai tindak lanjut workshop sebelumnya, pertemuan ketiga Desember 2012, rencana tindak lanjut hasil Workshop Aplikasi IPTEK juga telah disusun menjadi materi penyuluhan kehutanan pada DIPA Pusluh 2013.

Di sesi terakhir, peserta diajak mengidentifikasi dan merumuskan kebutuhan penelitian, pelatihan dan penyuluhan dalam membantu penyelesaian permasalahan yang dihadapi masyarakat. (RH)***

 

Rumusan

Pembicara Kunci: Seger tanpo AC, semua gerak tanam pohon untuk anak cucu oleh M. Sipun

Laporan: Tindak Lanjut/Pelaksanaan Hasil FK-PWP Tahun 2012 oleh Hendro Asmoro, SST, M.Si

Materi:

  1. Pemuliaan ketahanan sengon terhadap penyakit karat tumor oleh Dr. Liliana Baskorowati
  2. Lestari Hutanku, Terang Desaku, membangun desa mandiri energi dengan hasil air dari hutan oleh Ir. Hunggul Yudonon, M.Si
  3. Teknik Persemaian dan Produksi Bibit oleh Rusmana, S.Hut.
  4. Budidaya jamur tiram dan jamur sitake sebagai sumber pangan oleh Drs. Djarwanto, Msi.
  5. Teknologi bioinduksi jamur pembentuk gaharu oleh Dr. Erdy Santoso
  6. Pengelolaan Lebah Hutan Apis Dorsata oleh Drs. Kuntadi, M.Agr.

Foto-foto: Datinfo Setbadan Litbanghut

Penulis : Risda Hutagalung