Dientry oleh Rizda - 20 December, 2013 - 4600 klik
Tingginya Animo Masyarakat Lampung Selatan terhadap Teknologi Inokulasi Gaharu Budidaya Badan Litbang Kehutanan

Kunjungan Kades LampungFORDA (Bogor, 19/12/2013)_Dalam rangka sosialisasi pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan hutan, Badan Litbang Kehutanan kembali menerima kunjungan rombongan tamu dari Lampung. Rabu (18/12) sekitar 130 Kepala Desa (Kades) se-Kabupaten Lampung Selatan datang berkunjung ke Kampus Badan Litbang Kehutanan, Bogor untuk mengadopsi teknologi gaharu yang dapat diterapkan di masyarakat.

“Ini merupakan kunjungan ketiga masyarakat Lampung,”  kata Ir. Adi Susmianto, M.Sc, Kepala Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi (Puskonser) dalam sambutannya mewakili Kepala Badan Litbang Kehutanan. Sebelumnya, Jumat (07/12), Badan Litbang Kehutanan menerima kunjungan sekitar 320 mahasiswa dan Karang Taruna Propinsi Lampung dan D.I. Yogyakarta dan Selasa (10/12) 20 Camat se-Kabupaten Tanggamus, Propinsi Lampung.

Banyaknya kunjungan tamu dari Lampung merupakan terobosan baru dari Menteri Kehutanan untuk mengajak seluruh aparat dan generasi muda Propinsi Lampung dalam mengelola hutan demi kesejahteraan masyarakat dan kelestarian hutan. Untuk menunjang kegiatan tersebut, di Kabupaten Lampung Selatan telah dibangun dua persemaian dan beberapa bantuan program pemerintah lainnya, seperti pembangunan kebun benih rakyat (KBR) dan bantuan masyarakat untuk konservasi hutan.

Melalui kunjungan ini, para Kades berharap dapat mengadopsi teknologi gaharu yang dihasilkan oleh Badan Litbang Kehutanan dan menerapkannya di sentra-sentra Kebun Desa Gaharu di Lampung selatan. “Kami berharap Badan Litbang Kehutanan dapat memberikan alih teknologi tentang gaharu maupun tanaman produktif lainnya,” kata Jaya, Ketua Rombongan Kades tersebut.

“Peran Badan Litbang Kehutanan adalah menyiapkan informasi dan teknologi untuk pengelolaan hutan dan membantu kesejahteraan masyarakat,” kata Adi menyambut baik harapan tersebut.

Terkait teknologi gaharu, Badan Litbang Kehutanan telah menemukan teknologi inokulasi gaharu budidaya yang dikembangkan karena produksi gaharu di alam mulai menurun. Dr. Maman Turjaman, Peneliti Mikrobiologi Badan Litbang Kehutanan menjelaskan teknik inokulasi gaharu budidaya serta pemasarannya.

Kunjungan Kades LampungDari diskusi yang berkembang diketahui bahwa harga bibit gaharu di Lampung bisa mencapai Rp.100.000,-. Selain itu, masyarakat di Lampung Selatan masih meragukan pemasaran gaharu terkait regulasinya. Kedua hal ini menyebabkan animo masyarakat Lampung Selatan terhadap gaharu tidak stabil atau naik turun.

Menanggapi permasalahan bibit gaharu di Lampung Selatan, Badan Litbang memberikan beberapa saran, antara lain program KBR di Lampung Selatan diisi dengan bibit gaharu; bibit gaharu dapat diminta secara gratis kepada BPDAS Tanjung Karang Propinsi Lampung dengan mengajukan proposal dengan menunjukkan lokasi penanaman gaharu tersebut; pohon induk gaharu sebaiknya tidak ditebang dan disuntik, tetapi dilestarikan sebagai sumber bibit karena satu pohon induk dapat menghasilkan sekitar 1000-2000 bibit gaharu; teknologi pencabutan bibit serta penanamannya diadopsi dari Badan Litbang Kehutanan.

Sementara tentang permasalahan pemasaran, Dr. Erdy Santoso, Peneliti Mikrobiologi lainnya menyatakan bahwa petani tidak perlu khawatir akan pemasaran gaharu. Para pembeli akan datang membeli langsung ke petani gaharu, karena prinsipnya berapapun minyak gaharu yang dihasilkan akan dibeli, asal asli. (THS)***

Foto-foto: Datinfo

Penulis : Tri Hastuti S.