Dientry oleh Rizda - 05 February, 2014 - 2457 klik
Badan Litbang Kehutanan Berkontribusi dalam Konferensi Nasional Konservasi Macan Tutul Jawa

Konferensi Nasional Konservasi Macan Tutul JawaFORDA (Bogor, 05/02/2014)_Badan Litbang Kehutanan bersama 29 Deklarator lainnya menandatangani Deklarasi Forum Komunikasi Macan Tutul Jawa (Panthera Pardus Melas), Kamis (30/1). Deklarasi tersebut merupakan salah satu hasil Konferensi Nasional Konservasi Macan Tutul Jawa yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Satwaliar Indonesia (FOKSI) di Taman Safari Infonesia, Cisarua, Bogor tanggal 29-30 Januari 2014.

Konferensi yang merupakan bentuk kepedulian para aktivis lingkungan, peneliti dan akademisi terhadap nasib macan tutul Jawa ini dibuka oleh Menteri Kehutanan, Dr. (HC) Zulkifli Hasan, SE, MM. Dalam sambutannya, Menhut menyatakan bahwa upaya penyelamatan Macan Tutul Jawa menuntut keterlibatan semua pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta, NGOs dan masyarakat secara keseluruhan.

“Ini adalah satwa kekayaan alam yang luar biasa, yang harus kita lestarikan,“ kata Zulkifli, Selasa (29/01). Untuk itu, Menhut menyambut baik konferensi ini dan berharap agar para peserta konferensi ini dapat merumuskan langkah konkrit yang bisa dilakukan guna konservasi macan tutul Jawa.

“Kita telah kehilangan salah satu satwa kharismatik Jawa, yaitu Harimau Jawa (Panther tigris sondaica) dan kita tidak ingin hal yang sama terjadi pada Macan Tutul Jawa,“ lanjut Zulkifli.

Terkait itu, Dr. Hendra Gunawan, Peneliti Utama Konservasi Sumberdaya Hutan yang hadir mewakili Badan Litbang Kehutanan sebagai deklarator dan narasumber pada konferesi tersebut menyampaikan bahwa saat ini status satwa dilindungi endemik Pulau Jawa ini kritis, hanya tersisa sekitar 500 ekor yang tersebar di Pulau Jawa, P. Nusakambangan, P. Sempu dan P. Kangean.

Deforestasi telah menyebabkan menyusutnya luas habitat, fragmentasi dan degradasi habitat Macan Tutul Jawa sehingga populasinya tersebar dalam empat tipe metapopulasi, yaitu non equilibirum, classic, mainland-islands dan patchy.

“Macan Tutul Jawa secara umum sedang menghadapi berbagai ancaman terutama akibat deforestasi yang menyebabkan kehilangan habitat, fragmentasi habitat dan degradasi habitat,“ kata Hendra, Rabu, (05/01) saat dikonfirmasi di kantornya, Kampus Gunung Batu, Bogor.

Lebih lanjut, Hendra mengatakan bahwa kondisi tersebutlah yang memacu terjadinya konflik Macan Tutul dengan manusia. Hasil risetnya menunjukkan bahwa pada sepuluh tahun terakhir, 2001-2012 telah terjadi peningkatan konflik macan tutul dengan manusia.

Hendra Gunawan yang konsen meneliti satwa ini juga mengatakan bahwa saat ini Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi (Puskonser), salah satu pusat litbang kehutanan telah berhasil menghimpun data serta penyebaran di Jawa Barat dan Jawa Tengah. “Target ke depan adalah populasi macan tutul di Jawa Timur,” jelas Hendra.

Dari data dan informasi yang ada, nantinya Puskonser diharapkan dapat menjadi lembaga utama yang mempunyai sumber data macan tutul Jawa, seperti yang disampaikan Ir. Adi Susmianto, M.Sc, Kepala Puskonser.

Konferensi yang diikuti 150 peserta dari berbagai elemen masyarakat dan stakeholder ini telah berhasil merumuskan upaya aksi perlindungan bagi satwa liar. Selain itu, juga menghasilkan beberapa hal, antara lain: a). Menyempurnakan Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Macan Tutul Jawa; b). Menghimpun data macan tutul diseluruh jawa; c). Deklarasi Forum Komunikasi Macan Tutul Jawa.

Rancangan Strategi dan Rencana Aksi Kementerian Kehutanan untuk Konservasi Macan Tutul Jawa terdiri dari enam bagian, antara lain mempertahankan keberadaan macan tutul di alam, pemantauan di lapangan, konservasi di ex-situ seperti kebun binatang, dan pendanaan konservasinya. (THS/PK/RH)***

 

Download Materi:

Status Ekologi dan Konservasi Macan Tutul Jawa, Hendra Gunawan

Peranan Perhutani KPH Cianjur dalam Pelestarian Macan Tutul Jawa, Perhutani KPH Cianjur

Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Macan Tutul Jawa 2013-2023

 

Foto-foto: Dok. Pusat Humas, Kemenhut (2014)

Penulis : Tri Hastuti