Dientry oleh Rizda - 25 February, 2014 - 2627 klik
Ibu-Ibu Lampung Selatan Study Tour ke Kampus Badan Litbang Kehutanan, Bogor

Kunjungan ibu-ibu LampungFORDA (Bogor, 24/02/2014)_Setelah sebelumnya dikunjungi oleh mahasiswa, Camat dan Kepala Desa dari Provinsi Lampung, Minggu (23/02) Kampus Badan Litbang Kehutanan, Bogor kembali menerima kunjungan tamu dari Lampung, yaitu ibu-ibu majelis ta’lim Kec. Raja basah dan Kec. Kalianda, Lampung Selatan.  

Ketua rombongan, Hj. Rosliana menyampaikan bahwa kunjungan ibu-ibu yang terdiri dari ibu-ibu PKK dan pengusaha ini bertujuan untuk study tour, melihat hasil penelitian kehutanan tentang ulat sutera dan gaharu yang dapat dikembangkan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya dan masyarakat.

“Selain silaturahmi, kunjungan kami mau melihat hasil penelitian kehutanan tentang ulat sutera dan gaharu. Mudah-mudahan bisa dikembangkan di tempat kami, minimal kami bisa menjadi motivator bagi anak-anak kami, cucu-cucu kami,” kata Rosliana.

Lebih lanjut Rosliana berharap melalui kunjungan ini, ibu-ibu tersebut dapat lebih menggerakkan bidang pertanian dan bidang kehutanan di daerahnya, seperti memanfaatkan rumah dan pekarangan untuk ditanami. “Ini akan kami bawa ke Lampung, akan kami ceritakan apa hasil kunjungan kami ke sini (Kampus Badan Litbang),” tambah Rosliana.

Harapan tersebut disambut baik oleh Ir. Adi Susmianto, M.Sc, Kepala Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi (Puskonser) yang membuka acara tersebut mewakili Badan Litbang Kehutanan. “Untuk itu, dari sekian banyak hasil litbang kehutanan, ada dua hal yang akan diangkat, ulat sutera dan gaharu. Mudah-mudahan Bapak/Ibu bisa memanfaatkan informasi yang kami sampaikan dan dapat ditindaklanjuti,” kata Adi.

Gaharu di Lampung, menurut Adi punya peluang yang cukup baik untuk bisa dikembangkan ke depan. Hal tersebut sesuai dengan harapan pemerintah yang sedang mengembangkan Lampung sebagai pusat usaha dengan menggerakkan semua komponen masyarakatnya, tidak hanya aparatur pemerintah, tetapi juga melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agamanya.

Pada kesempatan tersebut, Adi juga berbagi cerita bahwa saat ini, Badan Litbang Kehutanan sedang merintis menggerakkan Ibu-ibu di Sumba timur, para penenun untuk menggunakan pewarna dari pohon alam.

Sebelum penyampaian materi hasil penelitian tentang budidaya sutera alam oleh Dra. Lincah Andadari, M.Si dan gaharu oleh Dr. Maman Turjaman, dilakukan pemutaran film profil Badan Litbang Kehutanan dan film penelitian untuk memperkenalkan Badan Litbang Kehutanan dan capaian hasil-hasil litbangnya.

Seperti yang kita ketahui, ulat sutera dapat menghasilkan sutera, kain berkualitas tinggi karena mengandung protein hewani dan sangat mahal. Untuk itu, Lincah mengajak ibu-ibu yang hadir saat itu untuk membudidayakan ulat sutera karena selain tidak butuh waktu terlalu lama, budidaya ini dapat dilakukan di sela-sela aktivitas ibu-ibu di rumah. Selain dapat ditanami dengan metode tumpang sari yang menguntungkan, semua bagian dari murbei, pakan ulat tersebut juga dapat dimanfaatkan, seperti minuman dan obat-obatan. Bahkan saat ini, bisnis kokon yang mengandung protein tinggi ini sudah merambah dunia kecantikan untuk perawatan wajah.

Selanjutnya, Dr. Maman Turjaman, Peneliti Mikrobiologi memaparkan sekilas tentang gaharu dan hasil litbang kehutanan tentang gaharu. Badan Litbang Kehutanan telah menemukan teknologi inokulasi gaharu budidaya yang dikembangkan karena produksi gaharu di alam mulai menurun. Terlebih, pohon penghasil gaharu yang ada di alam belum tentu mengandung gaharu. Oleh karena itu, perlu ada perlakuan, yaitu salah satunya menyuntik pohon tersebut dengan inokulan hasil penelitian Badan Litbang Kehutanan.

Maman mengatakan bahwa potensi gaharu di Sumatera bagian Selatan, termasuk Lampung adalah yang terbaik di dunia. Karenanya, Maman mengajak peserta untuk menanam pohon penghasil gaharu. “Ibu harus punya pohonnya dulu, nanti kita bantu suntik,” kata Maman.

Terkait teknologi budidayanya, Maman mengatakan bisa dilakukan dengan biji, cabutan dari hutan alam, kultur jaringan dan stek pucuk. Informasi tentang teknik perbanyakan dengan stek pucuk dan plot persemaian juga dapat diperoleh di Kampus Badan Litbang Kehutanan.

“Untuk itu, Badan litbang bersedia pelatihan lebih detail lagi, apabila ada ibu-ibu PKK atau pengusaha di Lampung yang mau mengembangkan gaharu ini lebih lanjut, karena Lampung luas, dapat dikembangkan karena areal cukup,” kata Maman menutup paparannya.

Terkait potensi dalam pengembangan usaha kehutanan di Lampung, Ir. Lamris Sitompul, Tenaga Ahli Menteri Kehutanan yang turut hadir mendampingi peserta menyadari bahwa masyarakat Lampung harus lebih banyak belajar, salah satunya dengan berkunjung ke sini.

Lebih lanjut Lamris menyampaikan bahwa di Lampung Selatan, sudah dibangun perrsemaian yang bisa memproduksi  1 juta pohon/tahun. “Gaharu ini nanti bisa kita produksi di sana, yang penting kita mau menanam,” kata Lamris.

Kunjungan tersebut ditutup dengan penyerahan bibit gaharu secara simbolis sebagai cinderamata dari Badan Litbang Kehutanan oleh Kepala Puskonser dan pembagian kokon ulat sutera oleh narasumbernya kepada ibu-ibu peserta. (RH)***

 

Paparan tentang Ulat Sutera oleh LincahPembagian kokon ulat sutera 

 Paparan Hasil Litbang Gaharu oleh MamanPameran Produk Gaharu

Foto-foto: Datinfo

Penulis : Risda Hutagalung