Dientry oleh priyo - 04 November, 2014 - 3090 klik
Taman Kota Terbukti Efektif Serap Gas Rumah Kaca

FORDA (Makassar, 30/10/2014)_Taman Kota yang selama ini hanya dipandang sebagai aksesoris untuk mempercantik sebuah kota ternyata mempunyai  manfaat besar bagi penurunan emisi gas rumah kaca. Penelitian yang dilakukan oleh Ismayadi Samsoedin dan Ari Wibowo membuktikan bahwa keberadaan taman kota selain mempunyai fungsi estetika juga memiliki fungsi ekologi yang sangat penting bagi kehidupan.

Pada penelitian yang dimuat dalam Jurnal Sosial Ekonomi Kehutanan Volume 9 Nomor 1, Tahun 2012, pohon-pohon yang ditanam di Taman Monumen Nasional (Monas) Jakarta  memiliki kandungan rata-rata 0,33 ton karbon per pohon. Kandungan tersebut sama dengan potensi karbon 19,8 ton per hektare atau 36,9 ton biomassa per hektare.

“Penelitian yang mengambil studi kasus taman kota di Monas  Jakarta ini dilakukan dengan mengumpulkan data primer berupa tinggi pohon, diameter batang, bentuk tajuk pohon serta identifikasi jenis pohon,” kata Ismayadi Samsoedin di Bogor, Rabu (5/11/2014). 

Dengan luas 30 ha area yang ditanami dari luas total 80  ha, Taman Monas tercatat memiliki 1806 batang pohon yang terbagi kedalam 64 jenis berbeda. Terdapat empat pohon terbanyak yang ditemukan tumbuh di taman tersebut yaitu Bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.), Kupu-kupu (Bauhinia purpurea L.), mahoni (Swietenia macrophylla King)dan trembesi (Samanea saman Merr.)

Dengan usia rata-rata pohon di Taman Monas yang masih cukup muda (5 tahun), maka potensi kemampuan pohon untuk menyerap emisi gas rumah kaca akan semakin meningkat pada masa mendatang. “Kandungan karbon pada sebuah pohon sangat bergantung dari diameter, tinggi pohon dan berat jenis kayu. Hasil penelitian ini mencatat pohon trembesi menghasilkan karbon sebesar 280,64 ton dengan jumah pohon 205 pohon,” paparnya.

Taman kota Monumen Nasional dipilih karena telah ditetapkan sebagai ruang terbuka hijau oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sehingga diperkirakan jenis koleksi pohon di Taman Monas akan terjamin keberadaannya. Adapun jenis tumbuhan yang ditanam di taman Monas meliputi tumbuhan jenis lokal dan jenis pendatang atau kerap disebut tumbuhan eksotik. Pengelolaan dan pemeliharaan Taman Monas dianggap telah menerapkan konsep konservasi ex- situ sehingga dapat menjadi  model bagi pengembangan taman kota di daerah yang lain.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi pemicu agar setiap pemerintah daerah dapat membangun taman kota. Pembangunan taman kota diharapkan dapat mendukung tercapainya target pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesaer 26 % pada tahun 2020.

Efektivitas taman kota sebagai penyerap gas rumah kaca telah menambah daftar manfaat pohon di perkotaan selain sebagai penyejuk tata ruang, penghasil oksigen, habitat satwa, dan daerah resapan air seperti pada hasil penelitian Miller tahun 1988 yang dikutip Ismayadi Samsoedin dan Ari Wibowo dalam penelitian mereka. (MCT)***

Materi terkait :                 

  1. Seri Hutan Kota : Kota Bogor dan Pepohonannya
  2. Kajian Aplikasi Kebijakan Hutan Kota di Kalimantan Timur
  3. Kajian Kebijakan Hutan Kota: Studi Kasus di Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta (DKI)
  4. Kajian Jenis Pohon Potensial Untuk Hutan Kota di Bandung, Jawa Barat
  5. Analisis Cadangan Karbon Pohon Pada Lanskap Hutan Kota di DKI Jakarta

 

Hubungi lebih lanjut:

Ir. Ismayadi Samsoedin, M.Sc. Ph.D. dan Ir. Ari Wibowo, M.Sc

Pusat Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan Kehutanan

URL  :http://puspijak.litbang.dephut.go.idatau atau  http://www.puspijak.org

Jl. GunungBatu No. 5, Po.Box. 272,  Bogor 16110, Telp. 0251 - 8633944, Fax.  0251 - 8634924

 

Hasil Workshop Penulisan Populer (Berita)

Juara 1 latihan ke-3 atas nama Margaretta Christita (BPK Manado)

Kerjasama antara FORDA dengan CIFOR

 

http://www.forda-mof.orgatauwww.litbang.dephut.go.id

BadanPenelitiandanPengembanganKehutanan

Forestry Research and Development Agency

Penulis : Margaretta Christita