- Strategi Media Sosial BP2TSTH dalam Penyebaran Informasi Litbang – Baca Selanjutnya
- FORDA Survey – Baca Selanjutnya
- Laporan Kinerja BLI Tahun 2017 (informasi pelaksanaan kegiatan di BLI) – Baca Selanjutnya
- Berbagai Potensi dan Peluang Penelitian bagi Mahasiswa di BP2LHK Aek Nauli – Baca Selanjutnya
- Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu – Baca Selanjutnya
- PUI 2018, Balitek DAS akan Bersinergi dengan B2P2BPTH Yogyakarta – Baca Selanjutnya
Dientry oleh
priyo -
19 November, 2014 -
2428 klik
Benih Unggul untuk Hutan Tanaman, Restorasi Ekosistem dan Antisipasi Perubahan Iklim
FORDA (Yogyakarta, 20/11/2014)_”Di dalam ketentuan ataupun dorongan yang dilakukan Kementerian Kehutanan dalam kontek benih unggul ini, memang tercatat lima jenis tanaman yang benihnya wajib diambil dari sumber benih bersertifikat yaitu Jati, Mahoni, Sengon, Gmelina dan Jabon. Untuk mendapatkan benih unggul tersebut, diperlukan pemuliaan pohon, baik oleh instansi pemerintah, BUMN, swasta, maupun perorangan, “ kata Dr. Ir.Siti Nurbaya, M.Sc, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Menteri LHK) saat memberikan sambutan pada acara Seminar Nasional Benih Unggul Untuk Hutan Tanaman, Restorasi Ekosistem dan Antisipasi Perubahan Iklim di Auditorium LPP Yogyakarta, Rabu (19/11).
“Pemanfaatan materi genetik unggul hasil penelitian ini sebagai suatu kebutuhan agar nilai tegakan semakin baik, bernilai ekonomi tinggi dan mampu memberikan gross margin yang tinggi,” kata Menteri LHK dengan antusias dan optimis bahwa dalam satu event (seminar nasional) akan menghasilkan beberapa hal yang memang yang sangat mendesak untuk diselesaikan
Seminar yang dilaksanakan direncanakan akan dilaksanakan selama 2 hari, hari ini akan membahas tentang topik yang terkait tema-tema seminar dan besok ada tinjauan lapangan untuk mendiskusikan yang berkaitan dengan benih unggul di lapangan, demikian laporan penyelengaraan seminar nasional oleh Prof.Dr.Ir. San Afri Awang, M.Sc, Kepala Badan Litbang Kehutanan.
Lebih lanjut San Afri mengatakan bahwa tema hari ini peran benih unggul untuk hutan tanaman, restorasi ekosistem dan antisipasi perubahan iklim dan persoalan kebakaran yang tentu ada kaitannya dengan perubahan iklim. Kita harus melakukan kaitan pencegahan-pencegahan perubahan iklim melalui kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
“Oleh karena itu, kita pahami betul, bahwa hutan yang akan kita tanam yang akan datang adalah hutan yang memang memberikan keunggulan dari perspektif apapun , karena itu persoalan benih unggul menjadi penting dan terkait erat dengan upaya-upaya penyerapan karbon di daerah-daerah yang pernah terjadi kebakaran,” kata San Afri.
“Hal ini kami pilih karena penggunaan benih unggul merupakan keniscayaan dalam rangka meningkatkan produktivitas tanaman baik Hutan Tanaman Industri (HTI) maupun Hutan Rakyat (HR), sementara itu restorasi ekosistem sebagai contohnya yang akan kita lakukan di Merapi dan antisipasi perubahan iklim juga membutuhklan research pemuliaan untuk tujuan-tujuan tersebut,” tegas San Afri.
Dalam seminar nasional kali ini dilaksanakan pameran hasil litbang dan peluncuran serta penyerahan buku hasil litbang kepada Menteri LHK, Gubernur, Dirjen BUK, Dirjen BPDASPS, Dirjen PHKA, BP2SDM, Bupati, Dinas, Ormas (NU), LSM, dan petani.
Buku yang diluncurkan dan diserahkan antara lain; 1) peluncuran 18 Buku Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH) Yogyakarta terkait budidaya jenis tanaman unggulan dan penanganan penyakit tanaman HTI ; 2) peluncuran Buku Restorasi Ekosistem Merapi (Puskonser dan BBPBPTH) ; 3) peluncuran Buku Memetik Cahaya di Lantai Hutan (BPK Makasar); dan 4) Bekantan Kuala Samboja "Bertahan dalam Keterbatasan" (BPTKSDA Samboja).
Setelah dilakukan diskusi pleno, maka kegiatan kunjungan kerja Menteri LHK dilanjutkan dengan perayaan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) di KHDTK Merapi dan peresmian Laboratorium Kultur Jaringan di BBPBPTH Yogyakarta. Sedangkan untuk kegiatan hari kedua adalah kunjungan lapangan ke KHDTK Wonogiri untuk melihat hasil penelitian pemuliaan jenis Acacia mangium, A.Auriculliformis, Eucalyptus pellita dan Akasia hibrida
Peserta yang berpartisipasi dalam seminar ini diperkirakan sebanyak 300 orang, yang diwakili oleh para pemangku kepentingan di bidang perbenihan tanaman hutan, restorasi ekosistem, perubahan iklim dan kebakaran hutan baik di tingkat pusat maupun daerah, meliputi UKP4, Badan Litbang, Sekjen, BUK, PHKA, BPDASPS, BP2SDM, KLH, Puspijak, Pusprohut, KPH, Perguruan Tinggi, perusahaan HTI, NGO dan UPT lingkup Kementerian Kehutanan.****(PKM)
Materi terkait:
- Restorasi Ekosistem Merapi
- Peran Benih Unggul Dalam Mitigasi Perubahan Iklim
- Mengelola Penyakit Busuk Akar
- Hybrid acacia
- Kebijakan Pemanfaatan Benih Unggul Untuk Hutan Tanaman dan KPH
- Revisi Silvikultur Berbebasis Benihi Unggul
- Reklamasi Lahan Bekas Tambang Dan Teknologi Produksi Benih
- Rumusan Seminar Nasional Benih Unggul di Yogyakarta
http://www.forda-mof.org atau www.litbang.dephut.go.id
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
Forestry Research and Development Agency