Dientry oleh priyo - 24 November, 2014 - 5205 klik
Renstra Badan Litbang LHK 2015-2019 harus mengacu Nawacita dan Quick Wins

FORDA (Bogor, 24/11/2014)_ “Dengan quick wins dan nawacita, Presiden yang baru ini, kita berbeda sekali dengan beberapa waktu yang lalu, maka RPI sekarang akan terkoreksi total, saya minta semua mengacu nawacita dan quick wins dalam waktu singkat,” demikian arahan Kepala Badan Litbang Kehutanan, Prof.Dr.Ir.San Afri Awang, M.Sc pada saat rapat pembahasan Renstra Badan Litbang “Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) “2015-2019 di Hotel Permata, Bogor, Senin (24/11).

”Saya kira Rencana Strategis (Renstra) ini penting, katanya kita ini belum ada rencana (Badan Litbang). Kalau rencana belum ada, mungkin saja yang dimaksud itu rencana total, kan rencana penelitian sudah ada, RPI kan yang buat kita sendiri,” kata Prof San.

“Tolong penelitian-penelian kita ikut memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh eselon I yang lain, jangan kita asik sendiri,” tegas Prof San.

“Judul-judul penelitian itu harus dicari dari kebutuhan kita, bukan kebutuhan pusat tetapi kebutuhan Kementerian,” harap Prof San.

Lebih lanjut Prof San mengatakan bahwa icon-icon research kita pada hutan dan pangan, sustainabilitas air, energy, social ekonomi, lingkungan serta KPH. Ini harus menjadi icon kedepan. Ada pekerjaan di litbang yang berkaitan dengan tiga konsep yang berasal dari core business lingkungan hidup UU 32, UU 37 KTA, ini kaitannya dengan 3 istilah yaitu ; 1) konsep 1 ecoregion, 2) konsep DAS dan 3) konsep lanskap. Lalu masih masih terjadi kebingungan juga yaitu Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) di UU 32.

Pada akhir arahannya, Prof San menyampaikan untuk mencermati ulang RPPI, RPI itu kaitannya dengan nawacita dan quick wins.

Sementara itu, Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air, Kementerian Perencanaa Pembangunan Nasional/Bappenas, Dr. Basah Hernowo, MA, mengatakan bahwa RPJMN Kehutanan kedepan seperti apa? Draft RPJMN minggu ini harus sudah selesai kemudian akan didistribusikan ke Kementerian/Lembaga, awal Desember ada Rakorbang/Musrembang RPJMN dengan beberapa daerah,  dan Januari diharapkan sudah ditetapkan

“Sebetulnya di sektor kehutanan tidak ada perubahan yang banyak, karena sudah kelihatan namun ada perubahan pada target-target detailnya, kita harapkan rancangan akhir RPJMN sudah selesai pada pertengahan Desember, namun ada beberapa hal, kita harus memasukkan Pancasila 1 Juni 1945 dan Tri Sakti, “ kata Basah

“Harus cantumkan masalah “Tri Sakti” yaitu kedaulatan politik, ekonomi dan kepribadian dan kebudayaan, ini akan menjadi warna 5 tahun kedepan, sedangkan visi sudah jelas terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian dan berlandaskan gotong-royong,” tegas Basah

Lebih lanjut Basah menyampaikan bahwa misinya ini sudah jelas yaitu mewujudkan konsep berdaya saing dll, intinya  kita ingin mencapai Tri Sakti itu dengan beberapa agenda yang harus kita lakukan untuk kita capai. Nawacita juga sudah jelas ini yang menjadi karakter kita selama 5 tahun kedepan.

“Yang menarik adalah yang ketiga ; Kami akan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan, ini kami terjemahkan sebagi penguatan KPH jadi ini pas karena KPH tidak ada yang ditengah kota, tapi di pinggiran semua. Nah di KPH ini kita bisa mendorong kemitraan tadi,” lanjut Basah.

Basah mengatakan bahwa untuk RPJMN 2015-2019 bidang SDA dan LH adalah ; 1) Pemanfaaatan  untuk menyediakan kebutuhan kehidupan saat ini dan pelestarian yang menjaga kelangsungan kehidupan masa mendatang, dan 2) Memenuhi kebutuhan dasar pangan dan energi dan memanfaatkan daya saing komparatif SDA dan LH, dan tetap menjaga ketahanan air dan kelestarian SDA dan LH

“Sedangkan sasaran pokok pembangunan SDA dan LH tahun 2015-2019 adalah dukungan SDA dan LH terhadap perekonomian berbasis SDA dan peningkatan kualitas LH yaitu pertumbuhan PDB pertanian (%, termasuk perikanan dan kehutanan) tahun 2015-2019  yaitu  sebesar 3,5%-4,0% dan kira-kira ekspor hasil kehutanan  sebesar 6,5 US$ miliar/tahun, Isu strategis pembangunan SDA dan LH yaitu ; 1) Peningkatan Produksi Hasil Hutan dan Pengembangan Jasa Lingkungan; dan 2) PeningkatanKonservasi dan Tata Kelola Hutan serta Pengelolaan DAS, “ papar Basah

“Ada tantangan litbang kedepan, berani tidak kita mengembangkan bioprospecting , kalau berani kita harus menjaga lanskap kita, menjaga species kita, dan berikutnya adalah menjaga biodiversitas untuk kita bisa tawarkan menjadi bioprospecting dan agroforestri ini juga menjadi tantangan, untuk hutan lindung barangkali kira-kira apa yang bisa dikembangkan disana,” harap Basah

Lebih lanjut Basah mengatakan bahwa ada yang menarik meningkatkan kegiatan litbang di KPHP, KPHL dan KPHK, dalam implementasinya  dalam menyusun renstranya bagaimana? untuk menjabarkan meningkatkan kegiatan litbang di seluruh KPH?

Sementara Direktur Lingkungan Hidup, Bappenas, Ir. Wahyuningsih Darajati, M.Sc mengatakan bahwa untuk masalah LH maka kehutanan menjadi sektor yang sangat dominan di dalamnya kita memiliki kualitas LH yang ada mulai dari kebakaran hutan, keanekaragaman hayati dan perubahan iklim

“Ada beberapa hal yang menjadi tantangan pembangunan kedepan,  kita mempunyai satu tantangan yang cukup serius yaitu, krisis pangan, energy, krisi air, dan krisis lingkungan (ekosistem) yang sangat embedded dengan kehutanan,” kata Wahyuning

“4 (empat) tantangan yang menjadi basis pada waktu kita mendevelop rancangan 5 tahun kedepan sekaligus menindaklanjuti dari isu-isu yg memang kita cantumnkan dalam rencana jangka panjang 2005-2025,” tegas Wahyuning. Namun disisi lain kita harus memenuhi komitmen yang sudah disampaikan oleh Presiden untuk bahwa kita ingin menurunkan emisi 26% artinya bahwa pembangunan kita adalah pembangunan yang rendah emisi, bagaimana kita bisa mengurangi emisi kita dengan mengefesienkan penggunaan resource kita

“Kalau kita lihat di dalam periode ketiga RPJP, mandat untuk RPJMN ke-3 (2015-2019) dalam RPJPN 2005-2025 yaitu ada 3 (tiga) kata kunci: 1) Pembangunan ekonomi kompetitif berbasis SDA yang tersedia; 2) SDM yang berkualitas; dan 3) Kemampuan IPTEK,” lanjut Wahyuning. Tiga hal tersebut adalah yang sangat penting menjadi tumpuan pembangunan yang berkelanjutan.

Lebih lanjut Wahyuning mengatakan bahwa tema dan agendanya yaitu  pembangunan yang kuat, inklusif dan berkelanjutan; Mainstreaming: (1) Pembangunan Berkelanjutan; (2) Tata Kelola Pemerintahan yang baik; (3) Gender. Sedangkan untuk lintas bidang: (1) Pemerataan Penanggulangan Kemiskinan; (2) Perubahan Iklim; (3) Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa dalam Rangka Persatuan dan Kesatuan

“Integrasi itu penting, kita bekerja tidak sendiri tetapi harus berintegarsi, Bagaimana integrasi isu lingkungan dan kehutanan, tadi sudah embedded sekali, Integrasi isu lingkungan dan kehutanan ada 5 yaitu ; 1) Pengentasan Krisis (lingkungan, kehutanan, air, pangan dan energi); 2) Kualitas Lingkungan : IKLH; 3) Pola Konsumsi dan Produksi yang Berkelanjutan; 4) Pengelolaan dan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati ; dan 5) Perubahan Iklim, “ kata Wahyuning

Wahyuning mengatakan bahwa riset-riset apa yang seharusnya, selayaknya yang harus tercover dalam lembaga litbang LHK ini, yaitu antara lain; 1) Pendekatan daya dukung dalam pembangunan, perlu penelitian batas daya dukung wilayah seluruh Indonesia; 2) Pendekatan pengembangan kelembagaan KLHK ke depan; 3) Perlunya kolaborasi pengelolaan lahan, dengan pendekatan pengelolaan DAS dan ekoregion ; 4) Penguatan sisi scientific untuk pengembangan kebijakan dan penegakan hukum; 5) Pengembangan pola kolaborasi ; dan 6) Pengembangan pendanaan terkait dengan konsep Dekonsentrasi dan DAK yang lebih tepat .

Pada akhir acara Sekbadan Litbang Kehutanan, Ir. Tri Joko Mulyono, MM menyampaikan overview konsep Renstra dan proses FGD bahwa tadi juga sudah disampaikan, kita tidak perlu membuat visi-misi tetapi hanya membuat goal, sesuaiintruksi Seskab bahwa Kementerian tida merumuskan visi-misi tetapi visi-misi dari Presiden. KPH merupakan inti dari kemitraan dengan masyarakat yang merupakan plasma untuk mencapai pengelolaan hutan yang lestari.

“Nawacita harus selesai 5 tahun kedepan, mestinya harus kita jawab dari sintesa 2010-2014, bukan penelitian 2015-2019 dan sastra KLHK terkait litbang, spesifik dan mendukung sastra KLHK, “kata Tri Joko

“Merancang  icon penelitian yang mendukung pangan, bioenergi,  KPH, KHDTK, perubahan iklim, sosial ekonomi, konservasi-rehabilitasi, mesti harus ekplisit harus ada kayu silahkan ditambahkan,” tegas Tri Joko.

Lebih lanjut Tri Joko mengatakan bahwa untuk quick wins LHK dapat didukung dengan sintesa hasil penelitian yang telah dilakukan s.d. 2014, Renstra Badan Litbang LHK 2015-2019 harus mengakomodasi isu Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan (Sasaran) Program dan (Sasaran) Kegiatan dalam Renstra Litbang KLHK, seyogyanya akomodatif terhadap Nawacita.***PKM

Materi terkait, silahkan download pada link berikut:

  1. Arah Kebijakan Pembangunan Kehutanan dan Posisi IPTEK Hasil LItbang Kehutanan di Era Pemerintahan Baru (Dr.Ir,Basah Hernowo, MA)
  2. Integarsi Isu Lingkungan dan Kehutanan serta Implikasinya pada Kelembagaan Riset Pengelolaan SDA dan Linkungan (Ir. Wahyuning Darajati, M.Sc)
  3. Overview Konsep Renstra dan Proses Focus Group Discussion (Ir. Tri Joko Mulyono, MM)

 

http://www.forda-mof.org atau www.litbang.dephut.go.id

Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

Forestry Research and Development Agency

Penulis : Priyo Kusumedi