- Strategi Media Sosial BP2TSTH dalam Penyebaran Informasi Litbang – Baca Selanjutnya
- FORDA Survey – Baca Selanjutnya
- Laporan Kinerja BLI Tahun 2017 (informasi pelaksanaan kegiatan di BLI) – Baca Selanjutnya
- Berbagai Potensi dan Peluang Penelitian bagi Mahasiswa di BP2LHK Aek Nauli – Baca Selanjutnya
- Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu – Baca Selanjutnya
- PUI 2018, Balitek DAS akan Bersinergi dengan B2P2BPTH Yogyakarta – Baca Selanjutnya
Dientry oleh
priyo -
04 December, 2014 -
3184 klik
Jadikan HHBK sebagai Produk Unggulan Kehutanan
BPTHHBK (Mataram, 04/12/2014)_Saat ini, di Indonesia masih memandang remeh produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Pada kenyataanya, HHBK memberikan banyak manfaat antara lain sebagai sumber energi, obat-obatan, bahan makanan dan beragam manfaat lainnya. Oleh karena itu, diharapkan para peneliti Badan Litbang Kehutanan (Balitbanghut), terutama peneliti Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu (BPTHHBK) untuk melakukan penelitian integratif HHBK untuk mengangkat HHBK menjadi produk unggulan Kehutanan.
“Perlu adanya penelitian integratif dari hulu sampai hilir, dari aspek budidaya, pengolahan, peningkatan kualitas, sampai dengan pemasaran HHBK, “ kata Dr. Ir. Rufi’ie, M.Sc., Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan (Pustekolah) saat memberikan sambutan pada acara Seminar Nasional Hasil Penelitian HHBK di Mataram, di Ruang Aula Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Mataram, NTB (Kamis, 4/12).
Lebih lanjut, Kapustekolah menyatakan bahwa hasil-hasil penelitian HHBK yang telah dilaksanakan seharusnya didesiminasikan secepat mungkin sehingga terjalin komunikasi komunikasi baik antar peneliti, maupun dengan pihak lain sebagai pengguna/user dari hasil penelitian tersebut. “Salah satu wujud diseminasi tersebut adalah seminar hasil penelitian yang dilaksanakan pada hari ini,”kata Kapustekolah.
Kapustekolah berharap bahwa dengan adanya seminar hasil penelitian HHBK akan terjalin dialog secara nyata antara peneliti Badan Litbang Kehutanan dengan masyarakat luas, sehingga dapat memberikan gambaran nyata pentingnya HHBK.
Disadari oleh Kapustekolah bahwa hutan selama ini hanya dipandang dari produksi kayunya. Padahal produk lain di luar kayu secara kuantitas lebih besar dan diversifikasinya jauh lebih banyak. Begitupun HHBK. “HHBK hanya dianggap sebagai hasil ikutan di samping hasil kayu, ”katanya.
Berkaca dari kondisi tersebut, Kapustekolah berharap bahwa Badan Litbang Kehutanan sebagai perintis untuk mengangkat produk HHBK sebagai produk unggulan kehutanan. “Badan Litbang kehutanan sebagai lini dari institusi penelitian dan pengembangan dalam bidang kehutanan harus berupaya untuk melakukan beragam penelitian dan inovasi dalam upaya pengembangan HHBK sehingga memiliki nilai tambah dan dapat dimanfaatkan secara lebih luas oleh masayarakat,”harap Kapustekolah. ***(HSN)
www.forda-mof.org atau www.litbang.dephut.go.di
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
Foretsry Research and Development Agency