Dientry oleh Rizda - 14 December, 2014 - 2485 klik
Hasil Litbang Harus Dapat Dimanfaatkan oleh Masyarakat

Puspijak (Jakarta, 12/12/2014)_Badan Litbang Kehutanan (Balitbanghut) berkomitmen untuk menghasilkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) yang dapat dimanfaatkan secara langsung atau tidak langsung oleh masyarakat luas. Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. San Afri Awang, Kapala Badan Litbang Kehutanan (Kabadan) pada saat memberikan sambutan pada acara Alih Teknologi (Altek) yang diselenggarakan oleh Pusat Perubahan Iklim dan Kebijakan (Puspijak), di Ruang Rimbawan 2 Gedung Manggala Wanabakti (Jum’at, 12/12).

“Percuma ngomong apa saja kalau masyarakatnya tidak dilibatkan atau menjadi pelaku utama dari apa yang kita kerjakan,” kata Kabadan. 

Kabadan mengingatkan bahwa litbang itu harus optimis. Semua orang sadar bahwa litbang mempunyai peranan penting dalam memandu jalannya pembangunan supaya tidak tersesat. “Sebuah lembaga litbang harus bisa banyak menemukan dalam penelitian, mengembangkan dan menciptakan inovasi baru.  Semua tersebut semata-mata hanya didedikasikan untuk dimanfaatkan oleh masyarakat luas, termasuk pelaku usaha,” tegas Kabadan.

Selain itu, Kabadan juga berharap bahwa Eselon 1 di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK) bersedia dan harus menggunakan hasil litbang pada kegiatan teknisnya. Untuk mewujudkan hal tersebut, telah sering dilaksanakan kegiatan bilateral meeting dengan Eselon 1 lainnya. Hasilnya terlihat bahwa pada rencana kegiatan tahun 2015, banyak Iptek hasil litbang yang akan digunakan oleh Eselon 1 lainnya dalam pengelolaan kelestarian hutan. 

“Selama ini, persoalan komunikasi kurang kita bangun dan ciptakan. Eselon 1 diibaratkan seperti bambu. Litbang harus dapat berperan sebagai tusuk sate yang bisa menusuk yang lainnya dan merajut serta membawa ke satu tujuan yang ingin dicapai,” kata Kabadan.

Oleh karena itu, Kabadan memberikan apresiasi yang sangat besar kepada Puspijak yang telah menghasilkan beberapa hal yang layak untuk disampaikan kepada masyarakat luas dan mudah-mudahan juga bisa ditangkap oleh masyarakat luas, baik pelaku usaha maupun Eselon 1 di Kemen LHK. 

“Acara altek ini sebagai wujud dan upaya untuk mempertegas dan menumbuhkan komitmen Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, untuk selalu melakukan kegiatan kelitbangan sosial ekonomi dan kebijakan yang berorientasi  menjawab kebutuhan masyarakat dalam rangka menghadapi tantangan ke depan,” kata Kabadan.

Mendukung pernyataan Kabadan, Dr. Kirsfianti L. Ginoga, M. Sc, Kepala puspijak (Kapuspijak), menyatakan  bahwa acara Altek dengan tema “Iptek dan Inovasi Perubahan Iklim Kehutanan untuk Rakyat”  merupakan sarana transfer teknologi yang telah dihasilkan oleh Peneliti Puspijak sehingga bisa bermanfaat secara optimal, tepat guna serta tepat waktu. Selain itu, Kapuspijak berharap adanya feedback atau umpan balik dari ahli teknologi dalam rangka memperbaiki kinerja ke depan.

Acara altek yang dihadiri sekitar 100 peserta tersebut, mendesimasikan 5 produk Iptek, yaitu Peluncuran Database Faktor Emisi Berbasis Web, Pembayaran Berbasis Kinerja Carbon Fund, Peluncuran Pedoman Pelibatan Masyarakat Lokal untuk Implementasi REDD+ di Indonesia Timur, Skema Plan Vivo untuk Kerjasama ITTO di Taman Nasional Meru Betiri, Alat Sidik Cepat Pohon Penyerap Karbon.

Selain itu, dilaksanakan pula penyerahan hasil litbang kepada perwakilan rakyat yang diberikan kepada Ir. Tjatur Sapto Edy, MT dari DPR dan Ir. H. Bambang Susilo, MM dari DPD, peluncuran 5 buah buku serta penyerahan bantuan komputer kepada Pengelola Permanent Sample Plots (PSP) di 5 lokasi PSP.

Adapun kelima produk buku yang diluncurkan adalah Operasionalisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), Hutan Tanaman Pangan Realitas, Konsep dan Pengembangan, Cadangan Carbon pada Berbagai Tipe Hutan dan Jenis Tanaman di Indonesia Jilid 2, Hutan Rakyat Sumbangsih Masyarakat Pedesaan untuk Hutan Tanaman,  Hutan Untuk Rakyat Jalan Terjal Reforma Agraria di Sektor Kehutanan. Sedangkan lima (5) Pengelola PSP yang diberikan bantuan komputer adalah KPH Kendari, Sulawesi Tenggara, BPK Makassar, BPK Banjarbaru, BPK Manokwari serta BPK Aek Nauli.

Pada akhir acara, Ir. Tri Joko Mulyono, MM, Sekretaris Badan (Sekbadan) mengingatkan bahwa untuk selalu menjalin komunikasi dan Balitbanghut harus siap menjawab tantangan yang luar biasa yaitu bagaimana hasil litbang bisa langsung dirasakan oleh masyarakat.***(THS)

 

Materi:

  1. Peluncuran database faktor emisi berbasis web oleh Mega Lugina, S. Hut., M. For. Sc
  2. Pembayaran Berbasis kinerja Carbon fund oleh Dr. Zahrul Muttaqin
  3. Peluncuran pedoman pelibatan masyarakat lokal untuk implementasi REDD+ di Indonesia Timur oleh Handoyo S. Hut., M. Si
  4. Skema Plan Vivo untuk kerjasama ITTO di Taman Nasional Meru Betiri oleh Ir. Ari Wibowo, M.Sc
  5. Alat Sidik Cepat Pohon Penyerap Karbon oleh Dr. Budiman Achmad

 

http://www.forda-mof.org atau www.litbang.dephut.go.id

Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

Forestry Research and Development Agency (FORDA)