Dientry oleh priyo - 17 December, 2014 - 3381 klik
Swara Samboja : Keanekaragaman Hayati Rintis Wartono Kadri

BPTKSDA (Samboja, 17/12/2014)_“Miniatur Hutan Tropis Dataran Rendah Pulau Borneo” kami sematkan untuk  Rintis Wartono Kadri di KHDTK Hutan Penelitian Samboja. Hasil kerja keras siang dan malam peneliti, teknisi dan pengelola KHDTK Balitek KSDA mengeksplorasi keanekaragaman hayati di Rintis Wartono Kadri dipersembahkan sebagai fokus utama pada edisi khusus "Keanekaragaman Hayati Rintis Wartono Kadri" ini.

Dilakukan mulai awal tahun 2014, Eksplorasi ini bertujuan menggali keanekaragaman jenis flora, mamalia, burung, serangga, makrofauna, amphibi, reptil, dan fungi di Rintis Wartono Kadri. Selain sebagai pelengkap dan memperbaharui data yang ada, kegiatan penelitian ini dapat menjadi dasar kegiatan penelitian selanjutnya di KHDTK Samboja.

Fokus pertama akan disampaikan oleh Dr. Ishak Yassir selaku pengelola KHDTK Hutan Penelitian Samboja yang menceritakan gambaran umum “Ekplorasi Kehati di Rintis Wartono Kadri”. Bagi pecinta serangga, artikel “Peran Serangga bagi Alam dan Manusia” yang ditulis oleh Septina Asih Widuri, S.Si. dapat anda simak di artikel berikutnya.

Keragaman flora difokuskanpada “Dipterocarpaceae di Rintis Wartono Kadri” disampaikan oleh Bina Swasta Sitepu, S.Hut.  Ike Mediawati, S.Si, peneliti termuda kami, tidak ketinggalan mengupas salah satu jamur dari Kalimantan yang juga ada di Rintis Wartono Kadri dengan judul “Champignon de Borneo”.

Para pembaca, ketahui burung kharismatik khas Kalimantan yang sehidup semati dengan pasangannya dengan menyimak artikel “Julang Emas dan Kangkareng Hitam (Bucerotidae): Sang Penjelajah Puncak Kanopi Hutan Rintis Wartono Kadri” yang ditulis oleh Mukhlisi, S.Si, M.Si. Jenis Reptil “Langka” di Tapak Wartono Kadri disampaikan oleh Teguh Muslim, S.Si. dan jangan kaget jika “Rindil Bulan, Mamalia yang Menghebohkan itu ada di KHDTK Samboja” disajikan oleh Ketua Kelti Konservasi Keanekaragaman HayatiTri Atmoko, S.Hut, M.Si., sekaligus menutupfokus utama kali ini.

Dr. Chandradewana Boer menjadi profil inspiratif Majalah Swara Samboja edisi ini. Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman bergaya “nyentrik” ini telah mengawal Majalah Swara Samboja dari edisi pertama sebagai Editor. Pemerhati satwaliar dan konservasionist ini berbagi pengalaman dan pandangannya tentang “konservasi “dalam tulisan “Ekspansi Bondol Rawa ke Pulau Kalimantan” yang ditulis bersama tim Laboratorium Ekologi Satwaliar dan Kehati Fahutan Unmul.

Beberapa kegiatan Balitek KSDA dapat disimak di halaman Lintas Peristiwa dan sebagai penutup kami menyajikan foto sepasang Kubung Malaya (Cynocephalus variegates) hasil jepretan Mardi T. Rengku dihalaman pamungkas.

Salam konservasi. ***Ahmad Gadang Pamungkas

 

http://www.forda-mof.org atau www.litbang.dephut.go.id

Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

Forestry Research and Development Agency (FORDA)

Penulis : Ahmad Gadang Pamungkas