Dientry oleh priyo - 08 January, 2015 - 4540 klik
Teknologi Kultur Jaringan Cendana

BBPBPTH (Yogyakarta, 12/01/2015)_Dalam Dua kali Kunjungannya ke Yogyakarta yaitu ke Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH) dan Wanagama, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tertarik dan mendorong upaya pengembangan Cendana khususnya di daerah Asalnya Nusa Tenggara Timur (NTT). BBPBPTH Yogyakarta sudah beberapa tahun berkecimpung dengan upaya penyelamatan dan konservasi cendana ini dan salah satunya melalui upaya perbanyakan dengan teknik kultur jaringan.

Cendana sebagai tumbuhan asli Indonesia yang sudah langka yang ditandai dengan status konservasinya termasuk rawan (vulnerable:VUA1d). Cendana terutama  di NTT merupakan salah satu species Santalum yang terbaik di dunia karena kandungan volume kayu teras dan kadar minyak cendana (santalo) yang tinggi. Sedangkan kayunya untuk kerajinan seperti patung, kipas, tasbih banyak dikonsumsi di dalam negeri. Dengan demikian cendana merupakan komoditi potensial bagi perekonomian Indonesia khususnya di NTT.

Sampai saat ini minyak Cendana banyak dimanfaatkan untuk upacara adat dan keagamaan dan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat disana sejak jaman dahulu. Budidaya tanaman cendana dilakukan menggunakan sistem agroforestry.Keterlibatan masyarakat menjadi kunci pokok pengembangannya, sehingga dapat memberikan dampak yang positif terhadap pelestarian lingkungan, kemajuan sosial dan budaya masyarakat setempat.

Cendana termasuk jenis yang multipurpose species, produk utama dari Cendana khususnya kayu dan minyaknya mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan, karena tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari manusia, misalnya sebagai bahan baku obat, parfum, dan banyak digunakan untuk upacara adat, serta keagamaan. Oleh karenanya kebutuhan minyak cendana setiap tahun semakin meningkat. Berdasarkan data pada tahun 2013 harga minyak cendana di pasar internasional berkisar US$ 200/100 ml.

Babes BPTH telah  menemukan  teknik terbaik kultur jaringan untuk cendana antara lain melalui embriogenesis somatik dan prospektif untuk dikembangkan untuk menyediakan bibit unggul Cendana. Embriogenesis somatik adalah suatu proses dimana sel somatik (baik haploid maupun diploid) berkembang membentuk tumbuhan baru melalui tahap perkembangan embrio yang  spesifik tanpa melalui fusi gamet.

Ciri-ciri embriogenesis somatik yaitu struktur yang bipolar, artinya: mempunyai 2 calon meristem, yaitu meristem akar dan meristem tunas. Tahap perkembangan embriogenesis somatik menyerupai embrio zigotik. Kegiatan ini bersifat integratif  melalui upaya konservasi untuk mempertahankan  keragaman genetik dari Cendana yang semakin menurun di daerah asalnya di NTT. (mhd)

 

 

BALAI BESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN

URL : http://biotifor.litbang.dephut.go.id atau http://www.biotifor.or.id 

Jl. Palagan Tentara Pelajar Km. 15,  Purwobinangun, Yogyakarta 55582, Telp. 0274 - 895954, Fax.  0274 – 896080

 

http://www.forda-mof.org atau www.litbang.dephut.go.id

Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

Forestry Research and Development Agency (FORDA)

 

Penulis : Mahfud Mochtar