Dientry oleh priyo - 25 January, 2015 - 4730 klik
Pengembangan Industri Berbasis Bambu

Pusprohut (Yogyakarta, 22/01/2015)_Dalam pengembangan industri berbasis bambu, penyiapan hutan tanaman bambu merupakan suatu keniscayaan yang harus disiapkan terlebih dahulu. Hal ini disampaikan oleh Dr. Ir. Bambang Tri Hartono, MF, Kepala Pusat Litbang Peningkatan Produktifitas Hutan (Kapusprohut), saat memberikan paparan pada acara Workshop Tantangan dan Peluang Industri Berbasis Bambu Indonesia, di Ruang Pertemuan Balai Besar Kerajinan dan Batik, Yogyakarta (Selasa, 20/1).

Lebih lanjut, Kapusprohut mengatakan industri bambu di Indonesia maju pesat baik dalam skala kecil (home industry), skala menengah, skala besar (advance technology/future use) maupun Renewable Energy Opputunity (gratifikasi bambu). Namun demikian, permasalahan utama dalam industri bambu tersebut adalah kurangnya bahan baku serta persaingan penggunaan jenis bahan baku bambu.

“Penyediaan bahan baku untuk industri besar dan future use harus dilakukan dengan membangun plantation bamboo atau hutan tanaman bambu,”kata Kapusprohut.

Lebih lanjut Kapusprohut menawarkan beberapa strategi dalam penyediaan bahan baku industri berbasis bambu yaitu ; 1) penyiapan sektor hulu melalui penyediaan jenis-jenis bambu potensial; 2) pembangunan perkebunan bambu; 3) insentif Pemerintah di sektor hulu; dan 4) pemetaan sebaran bambu, contohnya  inventarisasi bambu dengan citra landsat adalah inventarisasi bambu di Kabupaten Bangli, Bali.

Sementara itu, Drs. H. Sri Purnomo, M.Si, Bupati Sleman berasumsi bahwa salah satu faktor penyebab adanya persaingan jenis bahan baku bambu karena potensi bambu yang ada kurang memenuhi standar sebagai bahan baku kerajinan. “Potensi bambu yang ada di Sleman belum memenuhi untuk produk kerajinan, sehingga bahan baku bambu  didatangkan dari Jawa Tengah,”katanya.

Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian (Dirjen IKM, Kemenperin), Dra. Euis Saedah, M.Sc mengatakan untuk membangun rantai nilai kuat dalam industri bambu, haruslah dimulai dari bahan baku.

Lebih lanjut, Euis merasa prihatin bahwa banyak aktivitas bambu yang sudah dilakukan dengan produk-produk yang bagus, tetapi kegiatan kultur jaringan bambu belum dilakukan di Indonesia. Ide penanaman bambu muncul dari Mr. Marc yang lahir dari negara yang tidak ada bambu. 

“Mari kita bangun bambu secara bersama dengan gambaran supply chain  karena rentetannya dari hulu. Pembangunan supply chain tidak sederhana, maka perlu dibuat satu garis agar bisa kita promosikan kemana-mana,”kata Euis.

Acara Worskhop yang dilaksanakan selama dua hari ini dihadiri oleh sekitar 90 orang. Tujuan workshop adalah untuk meningkatkan sinergitas pengembangan industri berbasis bambu antar para pihak yang berasal dari unsur pemerintah, praktisi/pengusaha, universitas, asosiasi dan penggiat. Workshop diselenggarakan oleh kerjasama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan International Tropical Timber Organization (ITTO) serta didukung oleh Kementerian Perindustrian, GIZ-Jerman, Gerakan Kebangkitan Bambu Nasional dan Pusat Aplikasi Bambu.

Dalam acara tersebut juga dilaunching Web Database Bambu di Indonesia. Database tersebut dibuat oleh ITTO Bamboo Project yang berisikan informasi tentang berita terkini tentang jenis, pemanfataan, industri dan pustaka bambu serta link website yang terkait tentang bambu Indonesia dan Internasional. Ke depan, diharapkan para pihak yang hadir dapat memperkaya dan dengan menambahkan data yang dimiliki.

Materi Terkait:

  1. Peluang Permodalan dan Investasi dalam Industri Berbasis Bambu di Indonesia
  2. Tantangan dalam Penyediaan Bahan Baku Industri Berbasis Bambu di Indonesia
  3. Dukungan Lembaga Internasional dalam Pengembangan Bambu
  4. Peran dan Dukungan Pemerintah Daeerah dalam Pengembangan Bambu
  5. Ringkasan singkat dan Kesepakatan Bersama

Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan

URL : http://pusprohut.litbang.dephut.go.id atau http://www.forplan.or.id

Jl. Gunung Batu No. 5, Bogor 16610, Telp. 0251 - 8631238, Fax.  0251 – 7520005

 

http://www.forda-mof.org atau www.litbang.dephut.go.id

Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

Forestry Research and Development Agency (FORDA)

 

 

 

Penulis : Ika Widyaningrum