Dientry oleh priyo - 26 January, 2015 - 3120 klik
Burung dan Kelelawar di Lahan Bekas Tambang Batubara

BPTKSDA (Samboja, 27/01/15)_Sebagai lanjutan dari Buku I yang berjudul Jenis-Jenis Tumbuhan dari Proses Regenerasi Alami di Lahan Bekas Tambang Batubara, Balai Penelitian Teknoligi  KSDA (Balitek) Samboja kembali menerbitkan buku dengan judul "Burung dan Kelelawar di Lahan Bekas Tambang Batubara".

Masih dalam  konsep Bersinergi Dengan Alam,  buku ini juga ditulis untuk membantu para praktisi di lapangan yang berkecimpung didalam kegiatan rehabilitasi lahan bekas tambang batubara dengan skema Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) untuk lebih memahami dan mengenal ekosistem dimana mereka bekerja.

"Pengembalian kondisi hutan di lahan bekas tambang batubara idealnya dapat berlangsung melalui suksesi alami. Keberhasilannya ditunjukkan dengan hijaunya areal yang semula gersang oleh berbagai jenis tumbuhan. Hal tersebut tidak lepas dari peranan satwaliar. Keberadaan tumbuhan dan satwaliar mempunyai hubungan timbal balik yang erat satu dengan lainnya," ujar Dr. Ishak Yassir, penulis buku ini.

Menurut Ishak, tumbuhan dapat menyediakan habitat dan sumber pakan bagi satwaliar. Di sisi lain, satwaliar juga berperan mempercepat terjadinya suksesi melalui penyebaran biji-bijian dan membantu dalam penyerbukan tanaman"

"Buku ini berisi tentang konsep bersinergi dengan alam dalam mereklamasi lahan bekas tambang batubara dengan memanfaatkan kekuatan alam melaui satwaliar burung dan kelelawar. Buku ini juga dilengkapi foto-foto dan deskripsi jenis yang praktis dengan penataan yang artistik sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para praktisi di lapangan," imbuhnya.

Tri Atmoko, S.Hut, M.Si penulis kedua, menjelaskan bahwa burung dan kelelawar adalah satwaliar yang dikenal efektif dalam melakukan pemencar biji dan membantu penyerbukan tanaman. Kedua kelompok satwaliar tersebut perlu mendapatkan perhatian dalam upaya reklamasi areal bekas tambang batubara. Keduanya diibaratkan sebagai mesin otomatis yang bekerja siang dan malam membantu mempercepat upaya reklamasi. "Burung dan kelelawar secara bersama-sama dapat diibaratkan mesin penyebar benih tumbuhan yang bekerja selama 24 jam di areal reklamasi tambang batubara," jelas Tri Atmoko.

Buku ini ditulis berdasarkan hasil penelitian Balitek KSDA Samboja dan dari pengamatan langsung selama kunjungan lapangan di beberapa perusahaan pertambangan batubara khususnya di wilayah Kalimantan Timur. Diharapkan, buku ini dapat digunakan sebagai panduan untuk melakukan monitoring keanekaragaman hayati khususnya burung dan kelelawar sebagai salah satu indikator bekerhasilan memulihkan fungsi hutan di areal reklamasi tambang batubara. Selamat membaca!!!

 

Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam

URL : http://balitek-ksda.litbang.dephut.go.id atau http://balitek-ksda.or.id

Jl. Sukarno Hatta  Km.38, Samboja, Po. Box 578, Balikpapan 76112, Telp. 0542–7217663, Fax. 0542–7217665

 

http://www.forda-mof.org atau www.litbang.dephut.go.id

Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

Forestry Research and Development Agency (FORDA)

Penulis : BPTKSDA Samboja