Dientry oleh priyo - 13 February, 2015 - 3229 klik
Dinas kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kebumen Menimba Ilmu ke BPTKPDAS

BPTKPDAS (Surakarta, 10/02/2015)_Lima orang Pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Kebumen datang berkunjung ke Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPTKPDAS) untuk menimba ilmu monitoring dan evaluasi (monev) hidrologi pada hari Selasa (10/2).

“Kami telah melakukan berbagai usaha rehabilitasi dan telah berjalan dengan baik. Buktinya lokasi rehabilitasi lahan di Desa Poh Kumbang, Kecamatan Karanganyar telah muncul mata air baru. Namun demikian, pihak kami selalu disalahkan apabila terjadi kebanjiran dan kekeringan, “ kata Rusman, S.P, Kepala Bidang rehabilitasi, Dishutbun Kabupaten Kebumen.

Diketahui bahwa Kabupaten Kebumen dengan luas wilayah 128.111,50 ha atau 1.000.281,115 km2 memiliki potensi sumber mata air yang cukup banyak ± 240 buah yang tersebar di  14 Kecamatan. Beberapa daerah di Kabupaten Kebumen seperti Sub DAS Kedung Bener dan DAS Luk Ulo termasuk  daerah rawan banjir pada musin hujan. Sedangkan beberapa daerah seperti Kecamatan Wadas Lintang, Kecamatan Plumbon dan Kecamatan Karangsambung rawan kekeringan.

“Sampai dengan saat ini, kami belum mampu menghitung teknis pengukuran debit mata air.  Sehingga persoalan kekurangan air, kuantitas dan kontinuitas sumber mata air masih menjadi probelm,”kata Rusman.

Lebih lanjut, Rusman menyatakan bahwa pada tahun 2015, Dishutbun akan ada kegiatan Monitoring dan Evaluasi (monev) hidrologi. Selain itu, Dishutbun menilai bahwa BPTKPDAS Solo telah mempunyai banyak pengalaman tentang hidrologi terutama monev tata air. Oleh karena itu, Dishutbun ingin berbagi pengalaman dan meminta pendampingan teknis terkait hal tersebut.

Menyambut hal tersebut, Ir. Salamah Retnowati, M.Si, Kepala Seksi Data Informasi dan Kerjasama BPTKPDAS siap membantu untuk melakukan asistensi teknis bagi Dishutbun Kabupaten Kebumen. “Tim peneliti kami memiliki kemampuan teknis yang mumpuni untuk monev tata air, kata Salamah.

Pada acara tersebut beberapa peneliti BPTKP DAS Solo memberikan beberapa paparan terkait banjir dan kekeringan serta pencegahannya.

Drs. Ugro Hari M, M.Si, Peneliti BPTKP DAS Solo menyatakan bahwa kondisi penutupan lahan bukan faktor mutlak terjadinya banjir tetapi perlu dilihat beberapa faktor diantaranya, intensitas hujan dengan intensitas yang tinggi sehingga melebihi kemampuan lahan untuk menampungnya, serta sifat alami DAS (bentuk DAS: bulat pendek atau lonjong dan memanjang. Umumnya DAS yang berbentuk bulat pendek akan berakibat tingginya surface runoff  yang akhirnya cepat menimbulkan banjir).

Untuk mengurangi banjir tersebut, Ugro menyatakan untuk meningkatkan pembangunan Konservasi Teknik Sipil, seperti: (1). Pembangunan drainase atau pembuangan yang lebih besar; (2). Pembuatan Chek DAM; (3).  Perlu dikembangkan teknik-teknik penyimpanan air dengan membuat sumur resapan baik pada lahan pemukiman maupun pada lahan tegalan; (4). Pembangunan konservasi air (embung); (5). Perlu dijaga bangunan prasarana pengairan dan konservasi air yang telah dibangun agar dapat berfungsi terus-menerus; dan (6). Menjaga kelestarian tanah dan sumber-sumber air di daerah hulu.

Pada akhir acara, Salamah berharap bahwa kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang optimal untuk meningkatkan kemampuan teknis dan pengetahuan bidang monitoring dan evaluasi hidrologi bagi Dishutbun Kabupaten Kebumen. *** SRI & UHM56

 

Balai Penelitian Teknologi Kehutananan Pengelolaan DAS Solo (BPTKPDAS Solo)

URL : http://bpk-solo.litbang.dephut.go.id

Jl. Jend. A. Yani Pabelan Kotak Pos 295, Surakarta 57012, Telp.0271-716709, Fax.0271-716959

 

http://www.forda-mof.org atau www.litbang.dephut.go.id

Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

Forestry Research and Development Agency (FORDA)

Penulis : Sri dan Ugro