SEKILAS INFO
- Strategi Media Sosial BP2TSTH dalam Penyebaran Informasi Litbang – Baca Selanjutnya
- FORDA Survey – Baca Selanjutnya
- Laporan Kinerja BLI Tahun 2017 (informasi pelaksanaan kegiatan di BLI) – Baca Selanjutnya
- Berbagai Potensi dan Peluang Penelitian bagi Mahasiswa di BP2LHK Aek Nauli – Baca Selanjutnya
- Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu – Baca Selanjutnya
- PUI 2018, Balitek DAS akan Bersinergi dengan B2P2BPTH Yogyakarta – Baca Selanjutnya
Dientry oleh
Tuti -
08 November, 2015 -
2032 klik
Bersatu Padu Selamatkan Hutan Pinus di Mangunan
B2PBPTH (Yogya, 9/11/2015)_Usaha menyelamatkan hutan tidak bisa dilaksanakan secara sepihak, tetapi harus bersama antara masyarakat dan pemerintah serta kontinu. Hal inilah yang dilakukan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X. Didampingi oleh Dr. Ir. Mahfudz, MP, Kepala Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (B2PBPTH), Sri Sultan menyambangi dan berdialog langsung dengan masyarakat di sekitar Hutan Pinus Mangunan, pada hari Minggu (25/10).
Kegiatan tersebut merupakan satu langkah tepat untuk menjalin keakraban dengan masyarakat setempat, sehingga dapat bersatu padu membangun Mangunan. Dalam kesempatan tersebut, Sri Sultan memberikan arahan tentang rencana pengembangan Mangunan ke depan dan menjadikan sebagai obyek wisata Mangunan yang terintegrasi dengan obyek wisata lainnya di DIY.
Dipandu oleh Ir. Sutarto, MP., Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan, masyarakat melakukan dialog secara langsung dengan Sri Sultan. Harapan dari dialog ini adalah tercapainya keterpaduan antara masyarakat dan pemerintah dalam menyusun rencana pengelolaan Mangunan ke depan.
Hutan Pinus di Mangunan Kabupaten Bantul, awalnya merupakan tanah tandus yang berhasil direboisasi. Luasnya sekitar 500 Ha dengan berbagai jenis tanaman yang ada di sana. Tidak hanya Pinus merkusii. Ada jenis tanaman lainnya, antara lain: mahoni, akasia, kemiri dan kayu putih. Bahkan B2PBPTH telah membangun kebun konservasi beberapa jenis tanaman langka seperti kapel, kayu hitan, tembesu dan nyawai seluas 12,5 Ha.
Daerah ini sekarang menjadi salah satu destinasi wisata di DIY. Bahkan areal hutan pinus telah dikelola secara intensif sebagai salah satu tujuan wisata. Tidak hanya suasana hutan asri yang menarik perhatian banyak wisatawan, tetapi keberadaan Sumber Mata Air Bengkuang juga menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan. Dimana mata air ini dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai lokasi pertapaan Sultan Agung Hanyakrakusuma.
“Hutan tidak hanya dapat memberikan fungsi ekologi, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi, sosial dan budaya bagi kehidupan masyarakat Mangunan. Menyatunya masyarakat Mangunan dan pemimpinnya menjadi kunci sukses penyelamatan hutan Mangunan. Satu pelajaran berharga bagi kita dan anak cucu,“kata Mahfudz.