Dientry oleh Rizda - 09 November, 2015 - 2199 klik
Peningkatan Kualitas Basis Data Cadangan Karbon, Upaya Selamatkan Hutan Bernilai Tinggi di Sumatera Selatan

BPK Palembang (Palembang, 09/10/2015)_Penurunan emisi GRK dan konservasi keanekaragaman hayati pada hutan-hutan bernilai tinggi (High Conservation Value) di Sumatera Selatan menjadi harga mutlak yang harus dilakukan. Demikian disampaikan Kepala Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Palembang, Ir. Choirul Akhmad, ME selaku penanggungjawab sekaligus pembina tim penelitian Pengukuran Cadangan Karbon dan Biodiversitas, kerjasama BPK Palembang dengan Bioclime-GIZ. 

Untuk itu, menurut Choirul, komitmen yang kuat dan sokongan ilmu pengetahuan menjadi modal dalam mendukung program tersebut. “Sebagai institusi berbasis riset, BPK Palembang akan terus memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan kualitas basis data cadangan karbon dan keanekaragaman hayati di Provinsi Sumatera Selatan yang digunakan untuk menyusun RAD-GRK sektor kehutanan sehingga dapat mendukung target penurunan emisi,” jelas Pak Choirul. 

Kerjasama antara BPK Palembang dengan GIZ-Bioclime telah menghasilkan basis data biomassa tegakan yang dijadikan salah satu  dasar dalam perhitungan cadangan karbon dan konservasi keanekaragaman hayati pada berbagai tipe tutupan lahan. 

Dijelaskan bahwa sepanjang tahun 2015, tim peneliti BPK Palembang yang terdiri dari Kelompok Peneliti (Kelti) Biometrika dan Perlindungan Hutan serta Kelti Konservasi Sumberdaya Hutan telah membangun dan melakukan pengukuran terhadap 35 petak ukur. Petak ukur tersebut terdiri dari 21 petak ukur permanen dan 14 petak ukur semi permanen yang tersebar pada 4 tipe tutupan hutan meliputi hutan mangrove, rawa gambut sekunder, hutan lahan kering sekunder dan hutan tanaman. 

Sebaran petak ukur yang telah disurvey terdapat di kawasan hutan mangrove di KPHL Banyuasin, kawasan hutan gambut Merang Kepayang, hutan gambut Muara Medak, hutan tanaman PT. MHP, dan kawasan hutan konservasi Bentayan Dangku. 

Pelaksanaan perhitungan cadangan karbon dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu menentukan stratifikasi kawasan hutan, menentukan titik koordinat, menyusun peta titik koordinat hasil survey, memetakan titik koordinat dalam bentuk detail, analisis data laboratorium dan penyusunan laporan. 

Pengumpulan data dilakukan pada lima pool karbon dengan menggunakan panduan IPCC 2006, yaitu biomassa atas permukaan tanah, biomassa bawah permukaan tanah, serasah, kayu mati dan bahan organik tanah. Sedangkan bentuk dan ukuran plot mengacu pada panduan survey cadangan karbon dan keanekaragaman hayati di Sumatera Selatan yang telah disusun dengan fasilitasi Teddy Rusolono dan Tatang Tiryana dari Institut Pertanian Bogor. 

Lebih lanjut, Hengki Siahaan, S.Hut., M.Si selaku koordinator tim penelitian terkait mengatakan, ke depan akan dilakukan penyusunan protokol pengukuran cadangan karbon pada berbagai tipe tutupan hutan di Sumatera Selatan dan dilanjutkan dengan penyusunan allometrik jenis-jenis spesifik lahan rawa gambut yang mempunyai sebaran luas di Provinsi Sumatera Selatan.***Soe

Penulis : Suningsih