Dientry oleh priyo - 12 November, 2015 - 2993 klik
Peluang Pengembangan Nyamplung di Kaltim dan Kabupaten Kotabaru

BBPBPTH (Yogyakarta, 11/11/2015)_Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH) kembali mendapat kunjungan dua tamu sekaligus dari Kalimantan pada hari Rabu (11/11). Pertama adalah Staf Ahli Gubernur Kalimantan Timur, Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Dr. Ir. Budi Pranowo, MM. beserta staf. Kemudian yang kedua adalah Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Kotabaru, Ir. Rurien Sri Hardjanti, MM yang didampingi oleh beberapa pejabat struktural dan staf.

Rombongan berjumlah enam belas orang tersebut diterima langsung oleh Kepala BBPBPTH, Dr. Ir. Mahfudz, MP., sekaligus memberikan penjelasan singkat tentang kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh BBPBPTH selama ini.

Dalam diskusi tersebut Budi Pranowo menyampaikan bahwa Staf Ahli Gubernur Kaltim Bidang Pertanian, SDA dan LH (Prof. Dr. Ir. Sigit Hardwinarto M. Agr) saat ini ditarik di Kementerian ESDM menjadi tenaga khusus sementara yang menangani program presiden mengenai pembangunan pengembangan energi baru dan terbarukan. Beliau berada dibawah Direktur Jenderal Energi Baru dan Terbarukan, saat ini sedang melakukan evaluasi pada program tersebut. Daerah yang di pilih untuk evaluasi adalah Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Kalimantan Timur (Kaltim). Kalteng sudah ada Mou antara Menteri LHK, Menteri ESDM, Bupati dan Gubernur.

Selanjutnya Budi menambahkan bahwa Presiden menginginkan bahwa nanti semua hasil-hasil biosolar akan ditangani oleh pemerintah. Untuk solar harus mencukupi 10%, baik pada pemerintahan Jokowi maupun pemerintahan-pemerintahan selanjutnya. Jadi nanti hasil dari biosolar ini akan dibeli oleh Pertamina. Untuk itu kami coba menjajaki ke BBPBPTH apakah biosolar hasil dari penelitian BBPBPTH secara ekonomis dapat bersaing. Jangan sampai apabila nanti berganti presiden ganti kebijakan dan kita kalah bersaing, maka harus punya daya saing dan punya kekuatan pasar.

Kemudian dengan keterbatasan dana yang dimiliki oleh pemerintah, agar program tersebut bisa segera berjalan, Menteri LHK telah menugaskan beberapa perusahaan HTI di Kalimantan Timur untuk mengembangkan tanaman bioenergi. Saat ini di Kaltim ada empat perusahaan yang telah melaksanakannya.

Selain itu juga ada reklamasi tambang, hal ini ada yang dilakukan di kawasan hutan maupun di kawasan budidaya tanaman kehutanan, dan perusahaan tambang tersebut mempunyai kewajiban untuk mereklamasi lokasi tersebut. Tanaman yang digunakan adalah tanaman yang mendukung program energi baru dan terbarukan, dan bibitnya harus bibit unggul yang jelas asal-usulnya. Kami harapkan nanti BBPBPTH dapat menyediakan bibit-bibit tanaman tersebut. Budi ditugaskan oleh Gubernur untuk mendapatkan bibit-bibit tanaman yang diperlukan semisal nyamplung. Di Kaltim sudah disiapkan lahan seluas 47 ribu hektar untuk melaksanakan program tersebut.

Diharapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama Menteri LHK, Menteri ESDM, Gubernur dan Bupati dapat merealisasikan MoU untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan ada demplot di wilayah Kaltim. Budi juga mengusulkan agar Menteri Pertanian dan Menteri Agraria juga dilibatkan, agar masalah-masalah yang terkait perijinan perkebunan dan lain-lain dapat tertangani dengan baik.

Kemudian Ir. Rurien Sri Hardjanti, MM menyampaikan bahwa Dinas Kehutanan Kabupaten Kotabaru juga berencana melaksanakan kegiatan pengembangan nyamplung. Saat ini potensi yang dimilikinya dari ekowisata dan tahura, namun untuk pengembangan kegiatan tersebut masih menunggu restrukturisasi lembaga yang menanganinya. Kawasannya berada di kepulauan jadi secara prinsip tetap memprioritaskan kepada jasa lingkungan.

Rurien menambahkan bahwa sebelumnya kedatangannya ke BBPBPTH lebih khusus ke masalah nyamplung namun melihat hasil-hasil penelitian yang sudah dihasilkan oleh BBPBPTH, pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk melakukan kerjasama selain pengembangan nyamplung. Dia juga berharap nyamplung tidak bernasip seperti jarak.

Setelah itu dilakukan pemaparan oleh Dr. Ir. Budi Leksono, MP. tentang kegiatan penelitian dan pengembangan nyamplung yang telah dilakukannya. Kemudian rombongan dari Kaltim dan Dishut Kabupaten Kotabaru berkunjung ke Laboratorium Bioenergi dan terakhir ke lokasi plot tanaman nyamplung yang berada di KHDTK Wonogiri.***MNA

Penulis : M. Nurdin Asfandi