Dientry oleh priyo - 29 November, 2015 - 5275 klik
Identifikasi Daerah Rawan Banjir

FORDA (Solo, 30/11/2015)_Kondisi musim penghujan saat ini, ada beberapa daerah yang rawan atau berpotensi terjadinya banjir. Oleh karena itu, diperlukan adanya identifikasi daerah rawan banjir sebagai deteksi dini terjadinya banjir. Hal tersebut disampaikan oleh Tim Peneliti Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan (Balitek) DAS Solo Drs.Irfan B.Pramono, M.Sc, dan Ir. Purwanto, M.Si, Senin (20/11).

“Identifikasi daerah rawan banjir dipilah antara identifikasi daerah rawan atau rentan terkena banjir (kebanjiran) dan potensi daerah pemasok air banjir.yang merupakan daerah tangkapan air daerah kebanjiran. Hal ini penting untuk difahami agar memudahkan cara identifikasi sumber bencana secara sistematis sehingga diperoleh teknik pengendalian yang efektif dan efisien,”kata Irfan.

Untuk membantu identifikasi banjir digunakan formula banjir dalam buku Sidik Cepat Degradasi Sub DAS dan buku Teknik Mitigasi Banjir dan Tanah Longsor. Dalam formula banjir tersebut dipilah antara faktor (parameter) alami (sulit dikelola), dan faktor manajemen (mudah dikelola).

“Parameter penyusun formula kerentanan banjir dipilah antara parameter alami, yang merupakan faktor yang relatif tidak banyak berubah dan sulit dikelola, dan parameter manajemen yang bersifat dinamis dan relatif lebih mudah dikelola,”papar Irfan.

Dalam memformulasikan kerentanan banjir, parameter-parameter yang terkait tersebut dibedakan antara karakteristik potensi air banjir dan kerentanan daerah rawan banjir. Potensi banjir terkait dengan sumber (asal) penyebab air banjir yang berkaitan dengan faktor meteorologis dan karakteristik Sub DAS nya.

Irfan mengatakan bahwa parameter alami potensi air banjir terdiri dari hujan harian maksimum rata-rata pada bulan basah, bentuk DAS, gradien sungai, kerapatan drainase, dan lereng DAS rata-rata. Sedangkan parameter manajemen hanya jenis penutupan/penggunaan lahan.

Lebih lanjut Irfan mengatakan bahwa parameter alami daerah rawan banjir meliputi bentuk lahan, meandering, pembendungan oleh percabangan sungai atau air pasang, dan drainase atau kelancaran aliran yang dapat dinyatakan lereng lahan kiri-kanan sungai; sedangkan parameter manajemen ditunjukkan ada tidaknya bangunan pengendali aliran air banjir seperti waduk dan tanggul sungai. Keberadaan bangunan pada badan sungai yang berakibat berkurangnya atau menyusutnya dimensi palung sungai akan menjadikan daerah tersebut rentan terhadap kebanjiran.

Dengan hasil identifikasi parameter potensi air banjir dan daerah kebanjiran maka para pihak yang terkait dengan bencana banjir dapat meningkatkan pemahamannya untuk melakukan mitigasi banjir baik di daerah potensi air banjir maupun di daerah rawan kebanjiran. Pengendalian banjir harus dilakukan bersama-sama antara pengurangan potensi air banjir di daerah hulu dan pengaturan drainase di daerah hilir.

 

Materi terkait;

Focus Berita : Teknik Mitigasi Banjir dan Tanah Longsor

Buku Teknik Mitigasi Banjir dan Tanah Longsor oleh Paimin, Sukresno, dan Irfan Budi Pramono 

 

Kontributor Foto : Priyo Kusumedi dan Gatot Nugroho

 

Penulis : Priyo Kusumedi